ilustrasi matahari (unsplash.com/NASA)
Dilansir laman SpaceWeather, fenomena ini menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Samudra Pasifik pada Selasa (7/2/2023).
Scott McIntosh, wakil direktur dan fisikawan Matahari di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, menyebutkan bahwa fenomena ini terjadi pada garis lintang 55 derajat Matahari satu kali setiap siklus matahari.
Akan tetapi, ia juga mengaku belum pernah melihat peristiwa ini terjadi dengan skala yang seperti ini. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar bagaimana hal ini bisa terjadi.
Studi terkait fenomena seperti ini masih sangat terbatas karena ilmuwan tidak bisa mengamati daerah kutub Matahari saat ini. Namun, dengan adanya peristiwa ini, ilmuwan memiliki akses yang lebih besar untuk memahami siklus magnet Matahari.