Mengenal Cave Bear, Beruang Prasejarah yang Ternyata Vegetarian

Benarkah manusia jadi sebab kepunahannya?

 

Pernah dengar beruang gua? Beruang gua atau cave bear merupakan salah satu spesies beruang yang telah lama punah. Namanya diambil dari kebiasaannya hidup di dalam gua. Mereka jadi salah satu makhluk prasejarah yang paling banyak dikenal dan dipelajari.

Di balik ukuran tubuhnya yang besar, beruang gua ternyata hewan vegetarian, lho. Lalu, seperti apa kehidupan beruang gua pada zaman dulu? Siapa kerabat terdekatnya yang masih hidup? Benarkah manusia jadi biang kepunahannya? Yuk, simak penjelasan tentang beruang gua atau cave bear berikut ini!

 

1. Beruang purba raksasa yang ternyata vegetarian

Mengenal Cave Bear, Beruang Prasejarah yang Ternyata Vegetarianrekonstruksi beruang gua atau cave bear (commons.wikimedia.org/Sergiodlarosa)

Cave bear atau beruang gua (Ursus spelaeus) merupakan spesies beruang prasejarah yang paling banyak dipelajari. Terlihat dari banyaknya fosil yang ditemukan di gua-gua di seantero Eropa, mereka hidup dalam gua untuk berlindung dari iklim ekstrem. Mereka diperkirakan hidup pada Zaman Pleistosen Akhir.

Secara fisik, mereka mirip beruang cokelat. Dilansir laman Britannica, beruang gua diperkirakan memiliki berat antara 400—1.000 kilogram. Individu terbesar ukurannya sebanding dengan beruang kodiak (salah satu subspesies beruang cokelat) dan beruang kutub terbesar. Menariknya, beruang gua dan beruang cokelat diketahui punya nenek moyang yang sama, yakni beruang etruria (Ursus etruscus) yang hidup sekitar 1 juta tahun lalu pada Zaman Pleistosen Tengah.

Meski ukurannya besar, beruang gua ternyata punya diet vegetarian. Seperti yang diungkapkan laman ThoughtCo, menu makanan sehari-hari beruang gua terdiri dari tumbuhan, biji-bijian, sampai umbi-umbian. Pola aus yang ditemukan pada fosil gigi beruang gua jadi bukti kalau mereka dulunya hidup sebagai vegetarian. 

Baca Juga: 7 Fakta Beruang Kodiak, Predator Puncak yang Penyendiri

2. Jumlah fosilnya luar biasa banyak!

Mengenal Cave Bear, Beruang Prasejarah yang Ternyata Vegetariankerangka beruang gua atau cave bear di Romania (commons.wikimedia.org/Zátonyi Sándor)

Kalau umumnya fosil makhluk prasejarah sulit ditemukan dan sangat langka, fosil beruang gua justru tersedia dalam jumlah luar biasa banyak. Lebih dari 100 ribu fosil beruang gua telah ditemukan di gua-gua seluruh Eropa, ungkap Britannica. Mereka sudah pernah ditemukan di Inggris, Belgia, Jerman, Rusia, Spanyol, Italia, sampai Yunani.

Bahkan, dulu fosilnya banyak dihancurkan selama Perang Dunia I untuk diambil fosfatnya. Meski begitu, fosil beruang gua masih banyak tersedia untuk manusia modern pelajari.  Dulu, sisa tulang belulang beruang gua sempat dikira kera, anjing, kucing besar, bahkan sampai unicorn dan naga. Fosilnya baru diidentifikasi sebagai spesies beruang kuno pada abad ke-18.

3. Penyebab kepunahannya ada di bentuk tengkorak

Mengenal Cave Bear, Beruang Prasejarah yang Ternyata Vegetariantampak dekat tengkorak beruang gua atau cave bear (commons.wikimedia.org/Didier Descouens)

Sejauh ini, belum ada bukti yang menunjukkan kalau kepunahan beruang gua disebabkan oleh manusia. Menurut penuturan Britannica, bukti perburuan terhadap beruang gua sangat sporadis alias gak menentu. Jadi, kecil kemungkinan kalau perburuan jadi penyebab kepunahan megafauna prasejarah satu ini.

Lalu, apa yang menyebabkan kepunahan beruang gua? Jawabannya diungkap oleh tim peneliti dari Universitas Malaga, Spanyol, usai mempelajari dan membandingkan gaya mengunyah beruang gua dan beruang modern. Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Science Advances pada 2020 lalu, tim menemukan keunikan pada tengkorak beruang gua.

Beda dari beruang cokelat, beruang gua punya sinus berukuran besar yang membentuk tengkoraknya secara khas. Bentuk tengkoraknya ini membuat beruang gua cuma bisa mengunyah dengan gigi belakangnya. Saat musim dingin makin ekstrem dan berlangsung lebih lama, jumlah tumbuhan menipis. Beruang gua gak bisa beralih makan daging yang memerlukan penggunaan gigi depan. Alhasil, banyak dari mereka gagal menumpuk lemak untuk hibernasi dan akhirnya mati kelaparan. 

Sinus berukuran besar sebenarnya bisa membantu beruang gua melakukan hibernasi lebih lama. Sinus adalah rongga di dalam kepala yang berfungsi sebagai reservoir gas, seperti nitrogen oksida dan hidrogen sulfida yang mengaktifkan hibernasi pada beberapa beruang dengan menurunkan detak jantung serta suhu tubuh. Hal ini bisa jadi keuntungan bertahan hidup beruang gua saat musim dingin berlangsung makin lama pada periode glasial terakhir, tutur Alejandro Pérez-Ramos, penulis utama studi, pada laman New Scientist.

Namun, karena mereka cuma bisa mengunyah sumber makanan nabati yang jumlahnya menipis, beruang gua gak bisa menggemukkan tubuh untuk bertahan selama musim dingin ekstrem dan panjang. Akhirnya, beruang gua terakhir punah sekitar 40 ribu tahun lalu. Kini, fosil-fosilnya banyak ditemukan di dalam gua untuk kita amati dan pelajari.

Nah, setelah tahu lebih banyak, bagaimana pendapatmu tentang beruang gua? Apa kamu tertarik untuk melihat fosilnya secara langsung? Semoga tulisan ini bisa menambah wawasanmu, ya!

Baca Juga: 7 Burung yang Punya Cakar Lebih Besar daripada Beruang

Ina Suraga Photo Verified Writer Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya