8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punah

Salah satu spesiesnya ada di Indonesia, lho!

Dari banyaknya spesies ikan yang ada, kamu pasti pernah mendengar ikan coelacanth. Ikan yang identik dengan kata ‘purba’ ini diperkirakan hidup ratusan juta tahun lalu. Penampilan mereka pun sesuai dengan sebutan ‘purba’ itu sendiri: berwarna gelap, berukuran raksasa, dan bersisik tebal. Namun kalau kamu mengira ikan ini telah lama punah, kamu salah.

Nyatanya, kamu bisa menemukan ikan ini di beberapa perairan dunia, salah satunya di Indonesia! Mereka berukuran raksasa, nokturnal, dan hidup di gua dan celah dalam laut Sayangnya, kedua spesies yang ada saat ini memiliki status konservasi yang memprihatinkan. 

Untuk mengenal lebih jauh ikan purba raksasa ini, ada 8 fakta yang wajib kamu tahu. Berikut daftarnya!

1. Sempat dikira punah sampai ditemukan pada tahun 1938

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahnews24.com

Dulu, dunia hanya mengenal coelacanth sebagai sebuah fosil. Mereka diduga telah lama punah pada akhir cretaceous atau periode kapur sekitar 65 juta tahun lalu. Namun pemahaman ini berubah sejak tahun 1938.

Melansir Mental Floss, sebuah kapal nelayan menemukan ikan besar aneh yang terperangkap dalam jaring setelah berlayar di perairan Samudra Hindia. Ikan ini kemudian diidentifikasi sebagai ikan coelacanth. Di tempat yang berbeda, penemuan coelacanth terjadi lagi pada tahun 1997.

Melansir Wired, ikan ini ditemukan dijual di sebuah pasar di Indonesia. Tak sampai setahun kemudian, sampel hidup dari spesies ikan ini kembali ditemukan.

2. Hanya ada dua spesies yang masih hidup, salah satunya di perairan Indonesia

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahcommons.wikimedia.org

Coelacanth yang masih hidup saat ini terdiri dari dua spesies, antara lain coelacanth Samudra Hindia Barat dan coelacanth Indonesia. Melansir Mental Floss, coelacanth Samudra Hindia Barat hidup di perairan Afrika Selatan, Madagaskar, Mozambik, dan kepulauan Komoro. Oleh karena itu, mereka juga disebut coelacanth Afrika atau coelacanth Komoro.

Sementara itu, coelacanth Indonesia bisa ditemukan di perairan Indonesia. IUCN menyebut ikan ini sebagai ikan Sulawesi sesuai dengan habitat mereka. Sementara warga lokal menyebut mereka sebagai ikan ‘raja laut’.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Kepiting yang Jarang Diketahui, Termasuk Hewan Purba!

3. Coelacanth bisa berukuran dua meter panjangnya!

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahcommons.wikimedia.org

Perbedaan di antara dua spesies ini paling terlihat pada warna dan ukurannya. Melansir Mental Floss, coelacanth Samudra Hindia Barat berukuran lebih besar, bahkan bisa mencapai lebih dari 6 kaki atau 2 meter panjangnya.

Warna mereka juga lebih kebiruan dan dapat hidup di kedalaman antara 91-300 meter. Sementara itu, coelacanth Indonesia berukuran lebih kecil dan berwarna kecokelatan.

4. Rahang mereka bisa terbuka lebar untuk melahap mangsa berukuran besar

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahcommons.wikimedia.org

Coelacanth dapat membuka rahang mereka lebar-lebar. Mereka memiliki sendi yang berfungsi sebagai engsel. Sendi ini memungkinkan mereka membuka mulut begitu lebar, sehingga dapat melahap mangsa-mangsa berukuran besar.

Tak hanya itu, mengutip Mental Floss, sendi ini beserta otot-otot di sekitarnya akan menambah kekuatan gigitan coelacanth. Jadi, kalian perlu hati-hati kalau bertemu ikan purba ini.

5. Ikan nokturnal yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam gua

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira PunahYoutube/Association for Marine Exploration

Coelacanth merupakan hewan nokturnal. Mereka akan istirahat di gua atau celah di dalam air saat siang hari. Mereka juga terbilang pasif, dalam artian mereka berenang santai di dasar laut tanpa membuang banyak energi. Saat berburu, mereka bisa berkelana hingga 8 kilometer jauhnya.

6. Punya lebih banyak lemak daripada otak di dalam kepalanya

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahvliz.be

Coelacanth memiliki lebih banyak lemak daripada otak di dalam kepalanya. Otak ikan coelacanth hanya mengisi sekitar 1,5 persen dari luas rongga tengkoraknya. Sisanya diisi oleh lemak.

Hal ini dikarenakan jaringan otak mereka berkembang jauh lebih lambat dari bagian tubuh lainnya. Mereka memiliki perbandingan ukuran otak yang jauh lebih besar saat mereka kecil. Seiring dewasa, perbandingan ukuran ini menyusut.

7. Mereka tidak untuk dimakan!

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahafricageographic.com

Sepertinya baik manusia maupun hewan pemangsa menghindari memakan ikan ini. Daging coelacanth mengandung banyak minyak, kotoran, dan komponen-komponen lain yang membuatnya tidak enak dimakan. Bahkan, bisa membuat siapa pun yang memakannya mual dan sakit. Tak hanya itu, sisik mereka pun berlendir. Sekujur tubuh mereka juga seperti diselubungi minyak.

8. Status konservasi yang memprihatinkan

8 Fakta Coelacanth, Ikan Purba Raksasa yang Sempat Dikira Punahtanzaniatourism.go.tz

Menurut IUCN, dua spesies coelacanth yang ada saat ini patut mendapatkan perhatian serius. Coelacanth Samudra Hindia Barat memiliki status konservasi kritis. Artinya, mereka berada pada risiko tinggi kepunahan di alam liar.

Sementara itu, coelacanth Indonesia berstatus rentan. Bila kita gagal menyelamatkan mereka, maka ikan coelacanth yang dulunya kita kira punah akan benar-benar punah selamanya.

Penemuan pada tahun 1983 lalu tentunya menjadi penemuan yang mengejutkan sekaligus menggembirakan. Kini tinggal bagaimana cara dan inisiatif kita menyelamatkan mereka dari kemungkinan kepunahan. Akan menyedihkan bila kita harus kehilangan seekor ikan yang penampilannya saja dapat membawa kita ke kehidupan ratusan juta tahun lalu.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Paus Biru, Mamalia Raksasa yang Terancam Punah

Ina Suraga Photo Verified Writer Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya