Duh, Nenek Moyang Ayam Terancam Hilang Gara-gara Hal Ini

Manusia bisa terdampak, lho!

Ayam sudah bukan jadi pemandangan asing bagi kita, entah itu di atas piring dalam bentuk hidangan atau di sekitar lingkungan sebagai hewan ternak. Banyak orang memelihara dan berternak ayam. Gak cuma di Indonesia, di seluruh pelosok dunia pun demikian. 

Bedanya, kalau di Asia, ayam ternak juga berbagi habitat dengan ayam hutan merah yang jadi nenek moyangnya. Di Indonesia sendiri, subspesies ayam hutan merah bisa ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatra.

Nah, ayam ternak di sekelilingmu itu bisa jadi ancaman serius bagi nenek moyangnya. Kok bisa? Sebuah studi yang dirilis pada Januari 2023 lalu mengungkapkan apa ancamannya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: 7 Fakta Unik Ayam Kodok, Sajian Istimewa untuk Merayaan Natal

1. Sejarah ayam hutan merah berevolusi jadi ayam ternak

Duh, Nenek Moyang Ayam Terancam Hilang Gara-gara Hal Iniayam hutan merah jantan di Thailand (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Manusia mulai menjinakkan ayam hutan merah sekitar 6.000—8.000 tahun lalu. Spesies unggas bernama ilmiah Gallus gallus ini pertama kali diternakkan di China dan di beberapa wilayah Asia Tenggara. Manusia membiakkan ayam-ayam dengan sifat yang diinginkan, entah yang banyak dagingnya atau yang lebih sering bertelur. 

Lambat laun, ayam hutan merah berevolusi jadi apa yang kita kenal sebagai ayam domestik atau ayam ternak. Praktik berternak ayam yang awalnya dilakukan di Asia itu kemudian menyebar ke seluruh dunia. Sekarang, ayam ternak jadi hewan yang umum ditemukan di sekitar kita, mulai jadi hewan peliharaan sampai jadi salah satu sumber protein hewani kita. 

Nah, seiring meningkatnya populasi manusia dan ayam ternaknya, kita perlahan-lahan merambah wilayah yang jadi habitat alami ayam hutan merah. Ayam ternak dan nenek moyangnya pun lebih sering ketemu. Akhirnya, perkawinan silang antara keduanya pun gak terhindarkan. 

Dilansir Live Science, kelima subspesies ayam hutan merah bisa kawin silang dengan ayam ternak. Itu artinya genetik ayam ternak yang dulunya diseleksi oleh peternak bisa diperkenalkan ke nenek moyangnya itu. Para ilmuwan menyebut jenis percampuran genetik ini sebagai hibridisasi introgresif atau introgresi. Dan hal ini bisa mengancam keberadaan ayam hutan merah.

2. Ayam hutan merah bawa lebih banyak DNA domestik

Duh, Nenek Moyang Ayam Terancam Hilang Gara-gara Hal Iniayam hutan merah jantan di India (commons.wikimedia.org/Dibyendu Ash)

Sebuah studi yang dirilis jurnal PLOS Genetics pada Januari 2023 lalu menemukan kalau keberagaman genetik ayam hutan merah berkurang akibat kawin silang dengan ayam ternak. Tim peneliti mengurutkan genom 51 ekor ayam ternak dan 63 ekor ayam hutan merah. Beberapa sampel ayam hutan merah juga diambil dari spesimen museum berusia hampir satu abad.

Hasilnya, unggas liar ini mewarisi 20—50 persen genomnya dari keturunannya sendiri. Studi ini juga mengidentifikasi delapan gen penting yang membedakan ayam ternak dari nenek moyangnya. Sejauh ini, delapan gen ini belum diturunkan ke ayam hutan merah. 

Namun, laju percampuran genetik ini meningkat seiring berjalannya waktu. Kalau introgresi terus terjadi, ayam hutan merah bakal sulit bertahan hidup. Berkurangnya keberagaman genetik bisa bikin ayam hutan merah gak bisa beradaptasi dengan perubahan kondisi di habitatnya sendiri. Secara gak langsung, ayam ternak dan manusia juga bisa merasakan dampaknya.

Baca Juga: 6 Fakta Ayam Serama, Ayam Terkecil di Dunia 

3. Dampaknya juga bisa terasa bagi manusia

Duh, Nenek Moyang Ayam Terancam Hilang Gara-gara Hal Inikumpulan ayam ternak di kandang (commons.wikimedia.org/Adoscam)

Hilangnya keberagaman genetik bisa jadi masalah besar bagi ayam hutan merah. Kenapa? Makin mirip mereka secara genetik dengan ayam ternak, makin rentan mereka terhadap penyakit atau bahaya lain di alam liar. Ayam hutan merah bisa kehilangan kemampuan adaptasinya yang sudah dikembangkan selama ribuan tahun. 

Efeknya juga bisa dirasakan oleh ayam ternak sendiri. Mengutip laman Phys.org, populasi ayam hutan merah punya nilai penting bagi ayam ternak. Keberagaman genetiknya bisa dimanfaatkan peneliti untuk memperkuat dan melindungi ayam ternak. 

Misalnya, kalau ada wabah penyakit tertentu, peneliti bisa menemukan varian genetik dari ayam hutan merah yang bisa bikin ayam ternak lebih kuat dan tahan terhadap penyakit. Hasilnya, populasi ayam ternak bisa terlindungi. Nah, kalau keberagaman genetik ayam hutan merah sendiri berkurang, ilmuwan bisa kehialngan cara untuk melindungi ayam ternak dari wabah penyakit. 

Manusia juga bisa merasakan efek dominonya. Kalau ayam ternak jadi lebih rentan terhadap penyakit, kita bisa kekurangan salah satu sumber protein hewani terbesar. Gak cuma itu, ada potensi kalau penyakit tersebut menular ke manusia karena kita hidup berdampingan dengan ayam ternak. 

Meskipun angka populasi ayam hutan merah gak terancam di alam liar, ada bahaya serius tersembunyi yang mengancam keberadaannya. Oleh karena itu, para peneliti mewanti-wanti dan mendorong perlindungan terhadap keberagaman genetik ayam hutan merah dari gangguan lebih lanjut. Hal ini diperlukan untuk menghindari hal buruk ke depannya. Bagaimana kalau menurutmu?

Baca Juga: 5 Fakta Ayam Cemani, Harganya Capai Puluhan Juta!

Ina Suraga Photo Verified Writer Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya