Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian Tahu

Ini jawabannya

Pada tahun 2020 ini kita akan kembali bertemu dengan tahun kabisat. Sebelumnya, pada tahun 2016 lalu kita juga pernah mengalami hal serupa. Siklus ini akan terus terjadi setiap empat tahun sekali, di mana pada tahun kabisat maka jumlah hari dalam satu tahun adalah 366 hari.

Ada beberapa pertanyaan seputar kabisat yang sering ditanyakan oleh kebanyakan orang. Nah, di bawah ini ada jawaban dari beberapa pertanyaan tadi supaya kalian lebih tahu asal usul tahun kabisat dan mengapa itu selalu terjadi setiap empat tahun sekali. Penasaran? Yuk, cari tahu jawabannya dan jangan lupa baca dengan teliti, ya.

1. Bagaimana pertama kali penanggalan kabisat itu 'tercipta'?

Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian Tahupixabay.com/139904

Ketika Julius Caesar berkuasa sebagai Kaisar Romawi, ia memberlakukan penanggalan baru yang bertujuan untuk mengganti penanggalan tradisional yang sudah digunakan oleh bangsa Romawi sejak 7 SM. Sang Kaisar memerintahkan seorang ahli astronomi dan matematika bernama Sosigenes yang berasal dari Alexandria untuk mengubah sistem penanggalan.

Sosigenes kemudian menyarankan sang Kaisar agar penanggalan baru dibuat dengan mengikuti perputaran matahari, seperti yang sudah diterapkan oleh bangsa Mesir Kuno, yaitu 365 seperempat hari untuk satu tahun. Hal inilah yang akhirnya melahirkan leap year atau tahun kabisat. Ini karena Julius Caesar menyarankan untuk menambahkan satu hari pada bulan kedua, agar tidak ada kejanggalan rumusan penanggalan dari kalender yang akhirnya dikenal dengan nama kalender Julius ini. Namun, penanggalan baru dan istilah leap year tersebut tidak langsung digunakan dan diperkenalkan pada saat itu.

Perhitungan tadi akhirnya disempurnakan lagi oleh pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, yaitu Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Paus menciptakan kalender Gregorian yang digunakan hampir di semua negara hingga saat ini yang menjadi bentuk modifikasi dari kalender Julius, serta memperkenalkan istilah leap year sekaligus menambah beberapa persyaratan lain untuk menentukan suatu tahun kabisat, dimana menurut Paus Gregorian tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali. 

2. Kenapa bisa ada tahun kabisat?

Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian Tahumana.su

Untuk mengitari matahari, bumi membutuhkan sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 45 detik atau 365,242189 hari. Berdasarkan kalender Gregorian yang memiliki 365 hari ada penambahan satu hari ekstra sebagai penyeimbang kalender tahunan dengan kalender matahari.

Angka desimal di belakang koma mungkin tidak terlihat begitu berarti, namun tahukah kalian, jika angka-angka tadi ditumpuk atau dijumlahkan beberapa tahun, maka hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan dalam perhitungan hari. Itulah mengapa perlu ada tahun kabisat setiap empat tahun sekali agar tidak ada gangguan perhitungan hari, seperti yang pernah terjadi di Inggris. Negara tersebut kehilangan 11 hari di bulan September 1752 karena Inggris masih menggunakan penanggalan Julius yang belum dimodifikasi.

Baca Juga: Tahun Kabisat: 9 Ide Luar Biasa Untuk Merayakan Ultah di Tanggal 29 Februari

3. Mengapa harus menambahkan satu hari dalam perhitungan tersebut?

Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian Tahupixabay.com/Hans

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jawaban dari pertanyaan ini sangatlah mudah, jika kalian sudah memahami dua jawaban di atas. Dampak yang akan terjadi jika tidak menambahkan satu hari dalam perhitungan waktu tadi, tepatnya satu hari di bulan Februari, maka setiap tahun kita akan kehilangan hampir enam jam dan 24 hari setelah 100 tahun. 

4. Kenapa menambahkan satu hari di bulan Februari?

Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian Tahubishop.edu

Dulu, saat masa kekuasaan Julius Caesar, Februari memiliki 29 hari, Juli 31 hari, dan Sextilis (Agustus) 30 hari. Sebagai penghormatan kepada Julius Caesar yang bergelar Kaisar Octavianus Augustus, Senat Romawi akhirnya memutuskan untuk mengubah nama bulan Sextilis menjadi bulan Agustus sesuai dengan nama gelar sang Kaisar dan menyamakan jumlah harinya dengan bulan Juli yang juga diambil dari nama sang Kaisar.

Nah, untuk menambahkan jumlah hari dalam bulan Agustus itulah perhitungan kembali mendapat sedikit rombakan, di mana mereka mengambil satu hari di bulan Februari untuk ditambahkan ke bulan Agustus. Otomatis jumlah hari di bulan Februari pun semakin sedikit karena pengurangan tadi.

Penjelasan tadi cukup relevan dengan hampir semua teori yang ada saat ini, di mana teori-teori tersebut menyatakan, jika tahun kabisat jatuh pada bulan Februari dan hanya pada bulan itu saja ada penambahan satu hari karena bulan Februari adalah bulan dengan jumlah hari yang paling sedikit, yaitu 28 hari.

5. Bisakah penambahan tadi diganti di bulan lain?

Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian Tahuwallpapertag.com

Pada awalnya dalam kalender Romawi bulan Maret menjadi bulan yang pertama dan hanya ada 10 bulan dalam satu tahun pada penanggalan tersebut. Untuk 'memperbaiki' jumlah hari dalam satu tahun pada penanggalan tersebut, raja kedua Romawi, Numa Pompilius akhirnya menambahkan bulan Januari dan Februari. Mungkin, karena kedudukan Februari sebagai bulan terakhir yang ditambahkan dalam penanggalan tersebut, yang akhirnya membuat Augustus memutuskan untuk mengurangi jumlah hari dalam bulan tersebut untuk menambahkan satu hari di bulan Agustus.

6. Bagaimana perhitungan tahun kabisat itu?

Jawaban dari 6 Pertanyaan Seputar Kabisat yang Perlu Kalian TahuPexels/Jordan Benton

Di penanggalan baru Romawi yang diusung oleh Julius Caesar, tahun kabisat pertama kali telah diperkenalkan sekitar lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dalam kalender tersebut, ada hanya ada satu aturan untuk menentukan suatu tahun kabisat, yaitu setiap tahun yang habis dibagi empat adalah tahun kabisat.

Rumusan ini akhirnya menghasilkan banyak sekali tahun kabisat. Aturan tersebut tidak diperbaiki hingga lahirnya kalender Gregorian lebih dari 1500 tahun kemudian.

Dalam kalender Gregorian yang kita gunakan sebagai penanggalan hingga hari ini, ada tiga kriteria yang harus dipertimbangkan untuk tahun kabisat, yaitu tahun tersebut habis dibagi 4, jika habis dibagi 100, maka tahun tersebut juga harus habis dibagi 400. Jadi, jika tahun tersebut habis dibagi 4 dan 100, tapi tidak habis dibagi 400, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat. 

Hal ini bisa terjadi pada tahun di awal abad baru, seperti 1900, 2100, 2200, 2300, dan seterusnya yang merupakan awal abad baru (100 tahun) di mana tahun tersebut habis dibagi 100, namun tidak habis dibagi 400. Sedangkan tahun-tahun, seperti 2004, 2008, 2012, dan seterusnya adalah tahun kabisat. Di mana tahun-tahun tersebut habis dibagi 4. Walaupun tidak habis dibagi 100, itu bukanlah masalah. Karena tahun tersebut bukanlah awal abad baru.

Banyak orang yang masih keliru dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mereka soal tahun kabisat, apalagi soal perhitungan tahun kabisat yang bisa dibilang benar-benar memerlukan kekuatan logika yang tajam. Semoga jawaban ini bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua, ya.

Baca Juga: 10 Hal Menarik Dari Tahun Kabisat yang Harus Kamu Ketahui

Ines Melia Photo Verified Writer Ines Melia

Dengan menulis saya 'bersuara'. Dengan menulis saya merasa bebas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya