Untuk kepesertaan lomba, spesifikasi alat yang mereka gunakan seluruhnya masih yang paling rendah dan efisien secara biaya. Karenanya memang banyak perkembangan yang bisa dilakukan dari alat MAFTEC ini.
Bagi para anggota tim, pengurusan hak kekayaan intelektual dan merangkul para investor adalah yang terpenting, sebelum alat/sistem ini (harapannya nanti) dipublikasi oleh pemerintah. Namun secara estimasi kasar, butuh setidaknya minimal 2 tahun untuk menuju ke sana, menurut mereka.
"Saya berharap produk ini gak berhenti di lomba. Minimal menjadi keperluan praktikum, sehingga berguna untuk proses belajar. Misalnya untuk mengukur human error, itu untuk yang jangka pendek. Untuk jangka panjang, harapannya ide ini bisa diimplementasikan secara nyata. Memang alat ini harus terus diupgrade, salah satunya dari kendala biaya." - menurut Pak Adith, selaku dosen pembimbingnya.
Dengan memenangkan lomba ini, tim mendapatkan hadiah uang tunai serta kesempatan untuk study tour ke Beijing. Semoga prestasi dan harapan besar mereka untuk Indonesia mampu menginspirasi generasi millennials yang lain untuk bertindak serupa ya!