Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Install
For
You

20 Instrumen Musik Paling Mahal di Dunia, Semoga Merdu

Alfonsus Adi Putra
ilustrasi alat musik termahal di dunia (unsplash.com/Clem Onojeghuo)

Para seniman musik pasti tahu bahwa untuk menggubah musik yang cadas, salah satu faktor yang menentukan adalah instrumen musik. Tentu saja, skill juga yang paling menentukan. Oleh karena itu, di tangan para ahli, instrumen musik bisa menjadi "senjata" yang menggugah hati mereka yang mendengarnya.

Karena reputasi pemakai, mahakarya yang dihasilkannya, dan kualitas bahan yang terjaga, beberapa instrumen musik kerap dilelang dengan harga setinggi langit. Para kolektor barang antik sudah siap untuk merogoh kocek! Nah, para penggiat musik, inilah 19 instrumen musik yang terkenal paling mahal di dunia!

20. Gitar akustik buatan Robert Bouchet. Berkarir dari usia 48 tahun, Robert Bouchet (1898 - 1986) adalah pengrajin gitar dari Prancis. Seumur hidupnya, ia hanya membuat 150 gitar seumur hidup! Gitar satu ini dibuat pada 1964 di Paris, dan ditandatangani oleh Bouchet sendiri! Pada 2009, gitar ini terjual seharga $122.500 (lebih dari Rp1,7 miliar)

gitar akustik Robert Bouchet tahun 1964 (galeriedesluthiers.com)

19. Gitar Antonio de Torres. Antonio de Torres Jurado (1817 - 1892) adalah "Bapak Gitar Modern" dari Spanyol. Sebelum 1871, Antonio tidak menandatangani gitar buatannya, sehingga terkesan langka dan dihargai tinggi. Gitar buatan Antonio ini diproduksi pada 1864, dan saat dilelang pada 2007, terjual seharga US$157.000 (sekitar Rp2,2 miliar)

gitar Antonio de Torres Jurado tahun 1864 (christies.com)

18. Biola buatan Giovanni Battista Ceruti. Giovanni Battista Ceruti (1756 - 1817) beralih dari industri tekstil pada usia 40 tahun untuk membuat gitar. Di tengah perang di Italia, Ceruti menggunakan kayu murah untuk membuat biola indahnya. Karena analisis kayu pada biola ini menunjukkan akhir abad ke-18, biola Ceruti ini dilelang seharga $158.500 (sekitar Rp2,25 miliar)

biola Giovanni Battista Ceruti (christies.com)

17. Viola da Gamba buatan Pieter Rombouts. Berbeda dari biola umum, viola da gamba (artinya, "biola berkaki") adalah salah satu instrumen musik paling langka yang digunakan selama zaman Renaisans. Viola da gamba buatan Pieter Rombouts (1677 - 1749) ini dibanderol seharga US$212.500 (sekitar Rp3 miliar)

viola da gamba buatan Pieter Rombouts (wikimedia.org)

16. Biola buatan Carlo Giuseppe Testore. Carlo Giuseppe Testore (1665 - 1716) adalah pengrajin instrumen musik Italia yang karyanya digunakan para musisi klasik hingga masa kini. Sementara ia terkenal dengan double bass, Testore terkenal membuat biola dan selo juga. Biola satu ini dibuat pada 1701 di Milan, dan dijual seharga $218.500 (hampir Rp3,1 miliar)

biola buatan Carlo Antonio Testore (christies.com)

15. Violoncello buatan Gennaro Gagliano. Berasal dari keluarga produsen musik Gagliano yang terkenal, Gennaro Gagliano membuat violoncello sejak 1765. Setelah dipastikan keasliannya, violoncello Gagliano ini dilelang seharga US$362.500 (sekitar Rp5,1 miliar)

violoncello buatan Gennaro Gagliano (christies.com)

14. Biola buatan Gasparo Bertolotti da Salo. Gasparo Bertolotti da Salo (1540 - 1609) adalah seorang musisi dan produsen instrumen musik abad ke-16 dari Italia. Sepanjang hidupnya, Gasparo hanya memproduksi 60 instrumen, sehingga harganya pun mahal! Biola Gasparo satu ini dihargai US$542.000 (hampir Rp7,7 miliar)

biola buatan Gasparo Bertolotti da Salò (financesonline.com)

13. Gitar akustik OM-45 Deluxe produksi C. F. Martin & Co. Sejak 1833, C. F. Martin & Co. terkenal memproduksi gitar akustik bersenar baja untuk musik country. Diproduksi pada 1930, OM-45 Deluxe hanya dibuat 15 unit saja! Dimiliki oleh musisi country, Roy Rogers (1911 - 1998), gitar OM-45 dijual seharga US$554.500 (Rp7,8 miliar) pada 2009

Martin OM-45 Deluxe 1930 (pinterest.com)

12. "Blackie" Stratocaster Fender milik Eric Clapton. Terkenal dipakai oleh Eric Clapton selama 15 tahun, "Blackie" Stratocaster buatan Fender ini adalah gabungan dari 3 Stratocaster produksi 1950an. Pada 2004, Blackie terjual seharga US$959.500 (Rp13,6 miliar), dan uang tersebut didonasikan ke Crossroad Centre, yayasan rehabilitasi narkoba dan alkohol besutan Clapton

Eric Clapton memainkan Blackie Stratocaster, Rotterdam, 1978. (wikimedia.org)

11. Biola Lady of Tennant Stradivarius. Antonio Stradivari (1644 - 1737) adalah produsen alat musik gesek ternama. Biola ini dibuat pada 1699. Pada 2005, biola ini dilelang seharga US$2,03 juta (Rp28,8 miliar) ke pebisnis Skotlandia, Sir Charles Clow Tennant. Ia memberikannya ke istrinya, Marguerite Agaranthe Miles Tennant, yang adalah musisi biola amatir. Oleh karena itu, nama biola ini disebut Lady of Tennant!

biola Lady of Tennant Stradivarius (christies.com)

10. Piano Steinway Z milik John Lennon. Di klip "Imagine", personel The Beatles, John Lennon, memang memainkan grand piano Steinway putih. Tetapi, dalam menggubah dan rekamannya, John Lennon menggunakan Steinway Z. Pada 2000, musisi George Michael membeli piano tersebut seharga US$2,1 juta (Rp29,8 miliar) dan masuk ke Rekor Dunia Guinness sebagai piano termahal hingga saat ini!

piano Steinway Z milik John Lennon (houstonpianocompany.com)

9. Reach Out to Asia Stratocaster dari Fender. Dalam rangka menggalang dana bantuan untuk korban tsunami Samudra Hindia pada 2004, lembaga nirlaba asal Qatar, "Reach Out to Asia", melelang sebuah Stratocaster yang ditandatangani oleh berbagai musisi legendaris. Pada 2005, gitar Stratocaster yang dipenuhi tanda tangan ini terjual seharga US$2,7 juta (Rp38,3 miliar)!

Stratocaster "Reach Out to Asia" (vintageguitarprice.com)

Tanda tangan legendaris pada Stratocaster Reach Out to Asiaberasal dari:

  • Paul McCartney
  • Eric Clapton
  • Bryan Adams 
  • Keith Richards
  • Mick Jagger
  • Brian May
  • Jimmy Page
  • David Gilmour
  • Jeff Beck
  • Pete Townshend
  • Mark Knopfler
  • Ray Davies
  • Liam Gallagher
  • Ronnie Wood
  • Tony Iommi
  • Angus dan Malcolm Young
  • Sting
  • Ritchie Blackmore
  • Def Leppard

8. Piano kristal produksi Heintzman. Dimainkan di hadapan hampir 1 miliar penonton saat upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008 oleh pianis Lang Lang (郎朗), piano kristal ini dirancang oleh produsen piano Kanada, Heintzman & Co. Piano ini berhasil terjual seharga US$3,2 juta (Rp45,4 miliar)

piano kristal produksi Heintzman (thepiano.sg)

7. Biola Hammer Stradivarius. Diproduksi oleh Stradivari pada 1707, biola ini pertama kali dimiliki oleh kolektor asal Swedia, Christian Hammer. Oleh karena itu, biola ini disebut Hammer Stradivarius. Pada Mei 2006, biola ini terjual seharga US$3,54 (Rp50,3 miliar). Biola ini pernah dipakai oleh musisi asal Jepang, Takezawa Kyoko (竹澤 恭子), selama lebih dari 12 tahun

Hammer Stradivarius (christies.com)

6. Gitar Black Strat milik David Gilmour. Setelah kecurian di New Orleans pada 1970 sampai harus batal konser, anggota Pink Floyd, David Gilmour, mengandalkan gitar Stratocaster di konser dan pembuatan album Pink Floyd dari 1970 hingga 1983. Pada 2019, gitar yang menjalani beberapa modifikasi ini dijual seharga US$3,9 juta (sekitar Rp55,3 miliar) kepada Jim Irsay, pemilik tim Indianapolis Colts di NFL

David Gilmour memainkan Black Strat di Madison Square Garden, 2016. (rollingstone.com)

5. Gitar 1959 Martin D18E milik Kurt Cobain. Saat tampil di acara MTV Unplugged pada 1993, vokalis Nirvana, Kurt Cobain (1967 - 1994) terkenal menggunakan gitar akustik Martin D18E produksi 1959. Pada 2020, gitar milik Cobain dibanderol seharga US$6 juta (sekitar Rp85,1 miliar) oleh Peter Freedman, pendiri Røde Microphone asal Australia, untuk koleksi pribadi. Gitar Cobain jadi yang paling mahal hingga saat ini!

Kurt Cobain dengan gitar Martin D-18E 1959 tampil di MTV Unplugged pada 1993. (rollingstone.com)

4. Biola Lady Blunt buatan Stradivarius. Salah satu dari dua biola Stradivarius terbaik yang pernah dibuat, biola ini pertama kali dimiliki oleh Lady Anne Blunt, sehingga disebut Lady Blunt Stradivarius. Saat bencana gempa bumi dan tsunami Tohoku pada 2011, biola yang konon paling terjaga kualitasnya ini dilelang dan berhasil dijual seharga US$15,9 juta (Rp225,7 miliar) untuk Nippon Foundation!

biola Lady Blunt Stradivarius (wikimedia.org)

3. Biola Vieuxtemps buatan Giuseppe Guarneri. Instrumen Guarneri del Gesu ini dibuat oleh Giuseppe Guarneri (1698 – 1744) pada 1741, sebagai salah satu karya terakhirnya. Waktu berganti, biola ini tetap ada dalam kondisi prima, tanpa tambalan! Tidak heran, pada 2013, biola Vieuxtemps ini dibanderol seharga US$16 juta (Rp227,1 miliar). Saat ini, biola Vieuxtemps digunakan oleh musisi Amerika, Anne Akiko Meyers

Anne Akiko Meyers berpose bersama biola Vieuxtemps Guerneri. (anneakikomeyers.com)

2. Selo Jean-Louis Duport Stradivarius. Mahakarya dari Stradivari, selo ini dibuat atas permintaan tabib pribadi Raja Louis XIV, Francois Chicoyneau. Karena Chicoyneau wafat, maka selo ini dilelang dan dibeli oleh Jean-Louis Duport, sebagai pemilik pertama. Selo Jean-Louis Duport ini kemudian dilelang pada 2008 dan dibeli oleh Nippon Music Foundation seharga US$20 juta (Rp284 miliar)!

Selo Jean-Louis Duport dimainkan oleh musisi Rusia, Mstislav-Rostropovich. (britannica.com)

1. Biola MacDonald buatan Stradivarius. Salah satu dari 10 biola Stradivarius utuh saat ini, biola ini disebut "MacDonald" dari nama pemilik pertamanya. Biola ini kemudian dilelang pada 2014 mulai dari harga US$45 juta (hampir Rp639 miliar)! Dengan harga tersebut, biola ini jadi instrumen musik paling mahal di dunia, namun gagal menarik pembeli

biola MacDonald Stradivarius (cnbc.com)

Itulah 20 instrumen musik yang dibanderol dengan harga paling mahal di dunia. Bagi para kolektor dan pencinta musik klasik, alat-alat musik ini bagaikan harta karun yang harus dijaga dan dilestarikan.

Apakah akan dimainkan? Kecil kemungkinannya. Daripada rusak, lebih baik dipajang. Dari 20 alat musik ini, mana yang ingin kamu coba jajal?

Editor’s Picks
23 Harta Karun yang Belum Ditemukan sampai Sekarang
Sah! 5 Perkawinan dengan Mahar Paling Mahal di Dunia
Topics
instrumentermahalmahalalat musikGive me Perspective

Editorial Team

EditorBayu D. Wicaksono
EditorAlfonsus Adi Putra

Tonton lebih seru di