ilustrasi inti bumi (freepik.com/pikisuperstar)
Sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Nature Geoscience yang dipublikasi Senin (23/01/23) tengah ramai diberitakan. Pasalnya, penelitian tersebut menyebutkan bahwa inti bumi mungkin berhenti bergerak, bahkan berputar ke arah berlawanan.
Yi Yang, ilmuwan peneliti rekanan di Universitas Peking dan Xiaodong Song, profesor ketua Universitas Peking, mempelajari gelombang seismik dari gempa bumi yang telah melewati inti dalam bumi. Penelitian ini dilakukan dari tahun 1964-2021.
Metodenya dengan mencoba menemukan gempa berulang yang cukup kuat untuk menghasilkan gelombang seismik yang dapat menembus inti dalam. Keduanya lantas menyimpulkan seberapa cepat inti dalam berputar.
Hasilnya, menunjukkan bahwa inti dalam berhenti berputar sekitar tahun 2009-2020. Sejak 2020 hingga sekarang, inti bumi tampak berputar mundur. Jeda serupa dalam rotasi inti ditemukan pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Perubahan laju rotasi inti dalam ini tampak cocok dengan pola variasi panjang hari (LOD) di bumi dari 60 tahun terakhir. Sebuah grafik yang ditampilkan dalam penjelasan The Weather Network menunjukkan variasi LOD terbalik. Artinya, makin banyak superrotasi inti, semakin pendek panjang hari. Sementara itu, semakin banyak subrotasi, makin panjang hari berlangsung.
Peneliti terkait mengungkapkan bahwa variasi panjang hari dan medan geomagnetik bumi membentuk pola sekitar 6-7 dekade. Dengan terungkapnya panjang variasi rotasi inti dalam, berarti bagian yang sama juga mengalami osilasi setiap 60-70 tahun.
Namun, penelitian ini belum sepenuhnya bisa memaparkan durasi aktivitas inti bumi tersebut. Pasalnya, Yi Yang dan Xiaodong Song mengakui bahwa catatan data lengkap hanya mencakup periode 56 tahun. Belum ada informasi yang cukup untuk memastikan osilasi yang lebih lama itu.