Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels/Garon Piceli

Ketika kisah cinta harus berakhir, perasaan sedih, kecewa, bahkan merana pasti akan hinggap pada diri kita yang kadang perasaan patah hati ini seringnya disepelekan. Padahal patah hati sepatutnya bukan hal yang sepele karena otak pun akan merasakan sakit, bahkan tak jarang banyak orang yang memutuskan bunuh diri akibat putus cinta.

Berikut hal yang akan dirasakan otak ketika putus cinta, jangan dianggap remeh ya!

1. Otak akan menstimulus rasa senang dan sedih di daerah Anterior cingulate cortex

Pexels/Meo

Dilansir dalam Hello Sehat, ada bagian otak yang disebut anterior cingulate cortex yang bisa merasakan perasaan senang dan sedih pada diri seseorang. Bagian otak ini letaknya ada di tengah dan memiliki banyak reseptor yaitu salah satunya reseptor opioid yang berfungsi untuk merasakan perasaan senang dan sedih.

Saat perasaan sedih seperti patah hati hinggap, bagian ini akan melemah dan membuat tak nyaman sampai menyebabkan perasaan sakit pada suatu titik yaitu umumnya pada daerah yang sering disebut hati.

2. Otak memiliki hormon yang memberikan rasa bahagia yaitu dopamin dan oksitosin

Pexels/Pixabay

Saat patah hati hormon bahagia seperti dopamin dan oksitosin tak bisa dilarikan ke mana pun karena perasaan sedang sedih. Namun biasanya hormon ini akan lari ke dada dan membuat perasaan sakit dan patah hati yang memilukan.

Pada kondisi ini jiwa manusia biasanya dalam kondisi rapuh sehingga perlu dukungan dari diri sendiri dan berbagai pihak karena salah-salah kondisi rapuh ini bisa memicu keinginan bunuh diri.

3. Jatuh cinta akan membanjiri otak dengan hormon kebahagiaan tetapi saat patah hati hormon ini akan turun drastis

Pexels/Pixabay

Ketika jatuh cinta dan bahagia, intinya otak akan dipenuhi hormon-hormon bahagia seperti oksitosin dan dopamin. Sebaliknya ketika patah hati, jumlah hormon ini akan menurun drastis di otak sehingga perasaan tak bahagia dan kesedihan akan muncul saat itu. Bahkan ketika hormon ini berkurang, kamu akan merasa stres, unmood, tak nyaman, dan gangguan tidur.

4. Otak tidak bisa mengatasi perasaan sakit karena patah hati oleh karena itu otak memberi sinyal ke seluruh tubuh

Pexels/Garon Piceli

Umumnya segala hal akan diselesaikan otak terlebih dulu, tetapi ketika patah hati umumnya otak tak bisa mengatasi rasa sakit ini sendirian sehingga otak akan memberikan sinyal ke seluruh tubuh bahwa kamu sedang merasa sakit. Tentunya saat kondisi ini kamu tetap mempunyai kendali atas dirimu sendiri, termasuk apa reaksi yang akan kamu berikan saat patah hati. Apakah reaksimu positif atau negatif kamulah yang menentukan semuanya.

5. Dengan melakukan hal yang positif tubuh takkan melakukan reaksi negatif

Pexels/Pixabay

Terakhir saat patah hati, usahakan kamu tetap mensugesti tubuh dengan hal-hal yang positif seperti dekat dengan agama dan sekat dengan orang-orang tersayang misalnya keluarga. Karena dengan begitu, kamu takkan melakukan hal-hal yang tak logis dan bersikap negatif seperti misalnya depresi bahkan keinginan untuk bunuh diri.

So, jadikan patah hati untuk membuatmu lebih kuat dalam menghadapi hidup bukan malah sebaliknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team