Meski disebut zaman es, nyatanya lapisan es hanya menutupi sebagian bumi saja. Bahkan, zaman es yang paling parah hanya mencakup sekitar sepertiga dari bumi. Sampai para ilmuwan mengeluarkan hipotesis "Snowball Earth" (Bumi Bola Salju). Singkatnya, Bumi Bola Salju adalah "kakek" dari zaman es yang menghancurkan segala kehidupan di muka bumi.
Pada masa ini, setiap bagian dari permukaan planet membeku, sampai bumi terlihat seperti bola salju besar yang meluncur di luar angkasa. Hanya ada sedikit kehidupan yang dapat bertahan hidup dari pembekuan total ini. Menurut beberapa bukti saintifik yang dikutip dari Science Magazine, masa ini pernah terjadi sekali, yaitu sekitar 716 juta tahun yang lalu.
Terlepas dari hipotesis di atas, beberapa zaman es mungkin sebenarnya cukup hangat. Terkadang, "zaman es kecil" muncul di antara zaman es berskala besar. Zaman ini tidak terlalu merusak, tetapi masih dapat menyebabkan kelaparan dan berbagai penyakit.
Zaman es kecil terakhir terjadi di awal abad ke-14, di mana yang paling buruk terjadi antara tahun 1500 dan 1850. Di Eropa, laut selalu membeku di mana negara pegunungan yang dingin (seperti Swiss) hanya bisa melihat gletser menghancurkan desa-desa mereka.
Tahun-tahun tanpa musim panas terjadi, di mana cuaca buruk memengaruhi setiap aspek kehidupan dan budaya pada saat itu. Zaman es kecil mungkin berkontribusi pada anggapan mengapa Abad Pertengahan disebut sebagai periode yang sangat suram.
Sampai saat ini, sains masih mencoba untuk mencari tahu apa yang menyebabkan zaman es kecil. Penyebabnya mungkin saja karena kombinasi dari aktivitas vulkanik yang berat dan penurunan energi Matahari selama masa tersebut.
Zaman es yang berskala besar mungkin telah berakhir. Meski begitu, kita masih hidup di sebuah masa yang disebut periode "interglasial," di mana es terus menyelimuti setidaknya satu kutub bumi sementara suhu di wilayah lainnya lebih hangat dan hanya memiliki sedikit es.