ilustrasi banjir pantai (unsplash.com/Andres Ayala s.)
Banjir pantai terjadi ketika air laut meluap ke daratan pesisir, biasanya akibat kombinasi pasang tinggi dan badai atau angin kencang. Fenomena ini, dikenal juga sebagai coastal flooding atau storm surge, berbeda dengan banjir rob karena tidak hanya disebabkan pasang laut rutin, tetapi juga gelombang besar dan tekanan atmosfer ekstrem. Dampaknya lebih luas dan destruktif, menenggelamkan jalan, permukiman, dan lahan di dekat pantai.
Besarnya dampak banjir pantai dipengaruhi kekuatan dan arah angin, topografi pantai, serta kondisi pasang laut saat badai. Wilayah pesisir yang rendah atau memiliki pertahanan pantai lemah lebih rentan terhadap genangan ini. Dengan naiknya permukaan laut akibat perubahan iklim, risiko banjir pantai semakin tinggi, sehingga perlindungan pesisir melalui mangrove dan infrastruktur menjadi sangat penting untuk mengurangi kerusakan dan risiko bagi masyarakat.
Memahami lima jenis banjir yang sering terjadi di Indonesia tidak hanya membantu kita mengenali risiko, tapi juga mempersiapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Setiap banjir memiliki penyebab dan karakteristik berbeda, sehingga kesadaran terhadap lingkungan, pengelolaan air, dan tata ruang menjadi sangat penting. Dengan upaya bersama, dampak bencana bisa diminimalkan sekaligus menjaga keseimbangan alam. Yuk, tetap peduli dan waspada!