Saigō Takamori (duduk) bersama dengan pasukannya di Pemberontakan Satsuma. (wikimedia.org)
Seluruh faktor tersebut cukup mendorong para samurai Satsuma yang sebelumnya mendukung pemerintah jadi berontak! Jadi, pada 1877, berbekal dengan senjata yang disembunyikan sejak Haitōrei, mereka siap mengorbankan nyawa demi "kemerdekaan"! Maka, dimulailah Pemberontakan Satsuma atau Perang Seinan/西南戦争.
Dipimpin oleh Saigō Takamori (西鄕隆盛), para samurai Satsuma terus berusaha untuk mengalahkan Kekaisaran. Tetapi, mereka terus terpukul mundur hingga dikepung di Gunung Enodake. Meskipun lolos dari maut dan kembali ke Kagoshima, jumlah pasukan mereka sudah tak cukup untuk berdiri tegak. Tetapi, mereka tak menyerah!
Pada 24 September pukul 3 pagi, Takamori dan pasukan kembali menghadang Kekaisaran yang dipimpin oleh Jen. Yamagata Aritomo (山縣有朋) di Bukit Shiroyama sebagai usaha terakhir. Jen. Aritomo menyuruh pasukannya menggali parit untuk mencegah para pemberontak melarikan diri.
Tentu saja, samurai yang berbekal pedang atau tombak kalah besar melawan Kekaisaran yang sudah bersenjatakan senapan! Pada 6 pagi, hanya sisa 40 pemberontak dari 500 dan Takamori sudah wafat akibat luka tembak. Dengan ini, tentara Kekaisaran pun berhasil menumpaskan para pemberontak Satsuma. Lalu, apa yang terjadi setelahnya?
samurai di dunia modern (unsplash.com/Michael DeMarco)
Samurai-samurai berintegrasi dengan masyarakat Jepang yang baru. Ada yang belajar ke luar negeri, ada yang mendirikan perusahaan, bahkan beberapa ada yang jadi wartawan dan penulis serta mendirikan perusahaan berita sendiri. Per 1880an, sekitar 20 persen pengusaha berasal dari kelas samurai, dan pada 1920an, naik jadi 35 persen!
Itulah beberapa kejadian utama yang menyebabkan hilangnya samurai dari peradaban Jepang masa kini. Bukannya dimusnahkan, mereka memutuskan untuk lebih baik melebur dengan zaman daripada hancur karenanya. Menurutmu, apakah samurai seharusnya tetap ada?