10 Kejadian Besar yang Sebabkan Hilangnya Samurai Jepang

Saat melihat pedang katana, apa yang terbesit di pikiranmu? Ya, pasti samurai. Malah, pedang-pedang tersebut yang kerap disebut "samurai". Citra samurai melekat erat pada jati diri Jepang, dari kehidupan sehari-hari hingga dunia hiburan.
Hadir dalam sejarah Jepang sejak abad ke-12, samurai/侍 atau bushi/武士 adalah "bagian yang hilang" dari sejarah "Negeri Sakura". Terkenal akan kesetiaan pada para daimyo/大名, mereka lebih baik seppuku daripada "kehilangan muka".
Kisah kepahlawanan samurai terdengar di Zaman Sengoku/戦国時代 (1467-1615). Sejak memasuki zaman Edo (1603-1868) di bawah Keshogunan Tokugawa, peran militer samurai amat minim, sampai-sampai pedangnya pun hanya sebatas simbol bukan senjata lagi.
Akan tetapi, memasuki masa Restorasi Meiji/明治維新 pada 1868, pengaruh samurai perlahan mulai menghilang hingga saat ini hanya terdengar sebagai gelar masa lalu saja. Apa yang sebenarnya terjadi?
1. Matthew Perry mengakhiri masa sakoku Jepang
Pada masa Bakumatsu/幕末 atau masa-masa terakhir Keshogunan Tokugawa, Komodor AL AS Matthew C. Perry, mendatangi Teluk Edo pada 1853 atas perintah Presiden AS ke-13, Millard Fillmore. Saat itu, Jepang sedang memakai paham sakoku/鎖国 yang menutup dirinya dari dunia luar dan Kaisar Jepang hanyalah "boneka".
Dengan armada kapal bersenjata, Komodor Matthew ingin membuka hubungan perdagangan antara Jepang dan AS. Perang saudara pun berkecamuk antara mereka yang ingin tetap sakoku atau yang ingin menyambut pihak luar. Selain itu, Komodor Perry juga sudah siap menyerang Edo jika menolak untuk bernegosiasi.
Sang shogun, Keshogunan Tokugawa setuju untuk membuka Jepang (Pelabuhan Shimoda dan Hakodate) dengan Konvensi Kanagawa 1854, sementara Kaisar Kōmei/孝明天皇 menentangnya. Pada 1863, Kaisar Kōmei menentang Keshogunan, dan mengeluarkan perintah untuk "mengusir kaum barbar" (Jōi Chokumei/攘夷勅命)!