ilustrasi seseorang sedang menulis (pexels.com/PNW Production)
Faktor berpengaruh lain yang ikut melandasi keberhasilan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari upaya berskala besar yang terwujud pada aksi menerjemahkan teks-teks berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Gerakan ini dilaksanakan setelah kekuatan politik dinasti Abbasiyah mengalami penguatan. Tiga khalifah yang paling berjasa dalam menjalankan misi tersebut yaitu, Abu Ja’far Al-Manshur, Harun Al-Rasyid, serta Abdullah Al-Makmun. Kecintaan terhadap ilmu merupakan dasar yang mempengaruhi para khalifah dalam melakukan reformasi terkait pengembangan ilmu dan pengetahuan. Pada proses pelaksanaannya, awalnya para khalifah mengirimkan sejumlah utusan ke Konstantinopel dengan mengemban tugas membawa pulang karya-karya ilmiah yang meliputi, filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, musik, geografi, dan sejarah. Dari pihak khalifah Al-Makmun sendiri, tercatat pernah meminta Raja romawi agar memberikan buku berisi pengetahuan klasik. Setelahnya, sang khalifah memerintahkan para penerjemah untuk menerjemahkan kumpulan naskah kuno tersebut ke dalam bahasa Arab.
Bukan hanya karya-karya yang berasal dari Yunani dan Romawi, gerakan ini juga dilakukan terhadap karya-karya ilmiah berbahasa Sanksekerta ( asal India) dan Persia kuno (Syiri’a). Kegiatan penerjemahan tersebut melibatkan banyak pihak yang tergabung ke dalam sebuah dewan. Pada sektor yang bertugas menerjemahkan buku-buku berbahasa Persia kuno itu sendiri terdiri dari, keluarga Nubracht, Hasan bin Sahal, Wazir besar Abdullah Al-Ma’mun, dan Baladhuri (sejarawan pengarang Futuh Al-Buldan). Peran rakyat juga turut menghiasi dinamika penerjemahan, khususnya dari golongan ekonomi atas di mana sebagian besar golongan ini giat menyumbangkan dana guna memajukan penelitian yang dilakukan di forum-forum ilmiah. Alhasil, berkat adanya gerakan ini banyak bermunculan sarjana-sarjana hebat dan berpengaruh yang diwujudkan dengan kegiatan keilmuan seperti melakukan revisi, memberikan komentar, serta melakukan penelitian lanjut terhadap karya-karya tersebut. Setidaknya, pada periode pertama pemerintahan Dinasti Abbasiyah, terdapat empat tokoh paling populer yang berperan dalam kegiatan penerjemahan teks-teks pengetahuan ke dalam bahasa Arab. Mereka ini di antaranya yaitu, Hunayn bin Ishaq, Wa’qub bin Ishaq, Thabit bin Qurra, dan Umar bin Al-Farrakhan.