ilustrasi arus laut (unsplash.com/Mick Kirchman)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa fenomena pasang surut melibatkan revolusi bulan. Saat mengelilingi Bumi, ada kalanya posisi Matahari – Bumi – Bulan membentuk garis lurus, dan ada kalanya Matahari – Bumi – Bulan membentuk garis siku-siku. Ketika berada dalam posisi garis lurus, terjadilah pasang purnama. Sedangkan dalam posisi siku-siku, yang terjadi adalah pasang perbani.
Gravitasi bulan terhadap bumi adalah faktor terbesar yang memengaruhi terjadinya pasang surut, belum lagi dengan gravitasi matahari. Gaya tarik dari bulan inilah yang menyebabkan air laut menggumpul di bagian bumi yang menghadap bulan.
Saat pasang surut, air laut mengalami pergeseran secara horizontal, artinya air laut ini ditarik oleh gaya gravitasi bulan dan matahari sehingga permukaanya terlihat turun dan mendekati pantai. Begitupun saat surut, air laut akan melaju menjauhi pantai dan menuju laut yang lebih dalam hingga laut lepas. Jadi, bisa dibilang, saat terjadinya pasang surut air laut sebenarnya tidak hilang, mereka bergerak mengikuti gaya gravitasi bulan, matahari, dan rotasi bumi yang bergerak membawanya mendekati pantai atau justru menjauh ke laut yang lebih dalam.