Chatham island oystercatcher (inaturalist.org/Christopher Stephens)
Tidak ada informasi pasti mengenai sistem perkawinan chatham island oystercatcher, tapi mereka biasanya membangun sarang di pantai berpasir atau berbatu. Sarangnya hanya cekungan sederhana yang berada di antara tumbuhan rendah. Betina bertelur sebanyak 2-3 butir, anak-anaknya ditinggalkan di wilayah sarangnya selama 33 hari setelah bisa terbang.
Melansir Animalia, anak-anaknya baru mencapai usia dewasa sekitar tiga tahun. Rentang hidupnya di alam liar delapan tahun, tapi bisa lebih singkat jika mereka tidak bisa bertahan hidup. Sayangnya, tingkat keberhasilan membesarkan anak dari spesies ini sangat rendah. Hanya 0,44 anak per musim kawin. Mengapa itu terjadi? Penyebab utamanya adalah telurnya hilang terbawa banjir.
Sebagai informasi tambahan, burung agresif yang punya paruh mencolok ini menggunakan suara 'piping' bernada tinggi dan terputus-putus untuk mempertahankan wilayahnya. Suara itu juga dikeluarkan saat musim kawin. Ada juga teriakan nyaring yang terdengar seperti 'screech' dan 'squawk'. Tapi, jika suaranya terdengar lembut, mereka biasanya sedang terbang.
Populasinya berkurang karena banyak diburu oleh kucing liar, khususnya telur dan burung muda yang sangat rentan. Sarangnya juga banyak dirusak oleh hewan ternak yang berada di area sekitar. Berdasarkan data yang dikumpulkan Datazone Birdlife dari laporan IUCN, sejak tahun 1994 hingga 2022, mereka diklasifikasikan sebagai endangered.