ilustrasi bunga Edelweis (commons.wikimedia.org/Björn S...)
Bunga edelweis bukan sekadar tanaman cantik yang tumbuh di gunung. Tanaman ini merupakan spesies yang dilindungi dan memiliki peran penting bagi ekosistem. Ada alasan kuat bunga Edelweis tidak boleh dipetik, baik dari sisi ekologi, hukum, maupun budaya.
- Termasuk tanaman yang dilindungi
Bunga Edelweis berada di bawah perlindungan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam pasal 33 ayat 1 dan 2, disebutkan bahwa setiap orang dilarang merusak atau memetik tumbuhan yang dilindungi di kawasan konservasi.
Pelanggarnya bisa dikenakan pidana penjara hingga 10 tahun dan denda maksimal Rp200 juta. Selain itu, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 juga menetapkan edelweis sebagai tumbuhan dilindungi. Bahkan di kawasan konservasi seperti Gunung Gede Pangrango, pelanggar bisa dijerat sanksi pidana khusus.
- Penting bagi ekosistem pegunungan
Akar tanaman edelweis berperan penting dalam menahan tanah di daerah pegunungan yang rawan erosi. Jika tanaman ini dicabut atau rusak karena dipetik, tanah menjadi mudah longsor.
Selain itu, edelweis adalah tanaman tahunan yang perlu melakukan reseeding (penyebaran benih) untuk bisa tumbuh kembali. Bila bunganya terus dipetik, proses regenerasi ini akan terganggu dan lama-lama tanaman bisa punah.
- Rentan terhadap gangguan lingkungan
Edelweis hanya bisa tumbuh di lingkungan ekstrem seperti pegunungan tinggi dengan suhu dingin dan tanah tandus. Karena itu, tanaman ini sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Gangguan kecil, misalnya banyak dipetik, bisa berdampak besar terhadap populasinya. Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa perburuan edelweis sebagai oleh-oleh wisata menyebabkan jumlahnya menurun drastis.
- Bernilai simbolik dan budaya
Selain dari sisi ekologi dan hukum, edelweis juga memiliki nilai simbolik yang tinggi. Bunga ini dianggap sebagai lambang keabadian, cinta sejati, dan keberanian di berbagai budaya, termasuk Indonesia. Nah, menjaga kelestariannya berarti melindungi pula simbol dan nilai-nilai luhur yang diwariskan antar generasi.
- Ada sanksi tegas bagi pelanggar
Beberapa jalur pendakian bahkan menerapkan sanksi langsung kepada pendaki yang ketahuan memetik tanaman, termasuk Edelweis. Misalnya, basecamp Gunung Prau via Igirmranak mengharuskan pendaki mengganti 100 kali lipat jika merusak tanaman. Ini adalah bentuk nyata dari keseriusan upaya perlindungan.