ilustrasi kecoak (pixabay.com/Erik_Karits)
Kalau melihat kecoak, berarti kamu sedang berhadapan dengan makhluk purba, lho!Yap, dari catatan yang ada diketahui bahwa fosil kecoak tertua berumur 125-140 juta tahun lalu. Sebuah studi dalam Palaeontologica Electronica menyebutkan bahwa fosil kecoak tertua berasal sekitar akhir Zaman Jurassic dan awal Zaman Kapur, melansir Entomology Today.
Hingga saat ini, terdapat setidaknya 3.500 spesies kecoak yang teridentifikasi. Kebanyakan tersebar di daerah tropis, termasuk Indonesia. Namun, meski jumlahnya sangat banyak, ternyata gak semua kecoak bisa terbang.
Semua spesies kecoak memang punya sayap ketika dewasa. Namun, gak semuanya dapat memanfaatkannya, bahkan sebagian besar gak bisa terbang sama sekali. Salah satu oenyebabnya adalah karena ukurannya. Dalam keluarga serangga, ukuran tubuh kecoak termasuk besar sehingga sayapnya gak mendukung kecepatan maupun kemampuan manuvernya, melansir Terminix.
Sekalipun kecoak terbang, geraknya tetap lamban. Hal tersebut justru membahayakannya karena bisa jadi mangsa empuk bagi kelelawar atau burung. Oleh karenanya, hewan ini lebih sering berjalan. Fakta menariknya, kecoak termasuk serangga yang mampu berlari paling cepat, lho!
Jadi, kenapa kecoak sering terbang ke arah manusia? Bukan untuk menyerang, ternyata serangga ini terbang ke arah kita justru karena sedang melarikan diri. Sayang sekali, usahanya kerap membuat kita salah menyangka.