Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ladang padi (unsplash.com/Redicul Pict)

Menanam padi bukan sekadar menabur benih dan menunggu panen. Ada banyak tahapan penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah proses tanam atau tandur yang punya teknik tersendiri. Hal unik dalam tandur adalah gerakan petani berjalan mundur saat menanam padi.

Lantas, kenapa menanam padi harus mundur? Pertanyaan ini sering muncul, apalagi bagi yang belum melihat langsung proses tanam padi di sawah. Yuk, cari tahu penjelasan dibalik teknik unik ini!

Kenapa menanam padi harus mundur?

ilustrasi petani (pexels.com/Binyamin Mellish)

Menanam padi dengan cara mundur lekat dengan istilah tandur. Tandu sendiri merupakan cara tradisional yang masih digunakan di berbagai daerah pertanian, terutama di Jawa. Dalam praktiknya, petani akan membungkuk, mengambil benih padi, menancapkannya ke sawah, lalu melangkah mundur satu langkah untuk menanamnya. Pola ini diulang hingga satu petak sawah selesai ditanami.

Lantas, kenapa menanam padi harus mundur? Alasan utamanya agar benih padi yang sudah ditanam tidak terinjak. Jika petani berjalan maju saat menanam, benih yang baru saja ditancapkan bisa rusak atau tertimbun lumpur karena terinjak kaki. Dengan mundur, petani bisa menjaga kondisi benih tetap aman dan tertanam sempurna.

Tak hanya itu, melangkah mundur juga membantu petani menjaga barisan tanam agar rapi dan sejajar. Saat menoleh ke belakang, mereka bisa memastikan barisan padi membentuk garis lurus sehingga pertumbuhannya lebih seragam dan memudahkan perawatan hingga masa panen. Teknik ini juga terbukti meningkatkan produktivitas karena padi tumbuh lebih optimal jika tertata rapi.

Dari sisi sejarah, metode tandur ini dikenalkan oleh Jepang pada masa penjajahan. Sebelum itu, petani Indonesia menanam padi secara acak tanpa pola tertentu sehingga hasilnya kurang maksimal. Namun, setelah menerapkan tandur, hasil panen jadi lebih baik. Tak heran jika teknik ini terus diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

Menariknya lagi, istilah tandur dalam bahasa Jawa juga sering dimaknai sebagai ditata mundur yang secara harfiah menggambarkan proses menanam padi itu sendiri. Walaupun langkahnya mundur, justru itulah yang membawa kemajuan, baik secara hasil panen maupun filosofi hidup.

Tandur juga sarat makna

ilustrasi petani bekerja di sawah (pexels.com/Rahmad Himawan)

Tandur bukan cuma soal teknik tanam, tapi juga menyimpan filosofi hidup yang mendalam, lho. Seperti disebutkan sebelumnya, dalam masyarakat pedesaan, terutama di Jawa, tandur merupakan singkatan dari ditata mundur.

Artinya, meskipun langkah kaki petani tampak mundur sebenarnya ada proses yang tertata, terarah, dan memiliki tujuan jelas. Bukan kemunduran tanpa makna, tapi langkah strategis menuju hasil yang lebih baik, ya.

Filosofi ini mencerminkan nilai kehidupan sehari-hari. Dalam hidup, sering kali kita perlu menahan diri, mundur sejenak, atau mengalah demi kebaikan yang lebih besar pada masa depan.

Sama seperti petani yang membungkuk dan melangkah mundur untuk menanam benih secara rapi dan tidak merusaknya, kita pun kadang perlu merendahkan ego atau bersabar. Ada kalanya kita juga butuh waktu untuk memperbaiki strategi agar bisa melangkah lebih jauh.

Gerakan menanam yang dilakukan sambil merunduk (dalam bahasa Jawa disebut njengking) juga mengajarkan kerja keras dan kerendahan hati. Tidak ada hasil baik tanpa upaya sungguh-sungguh. Petani bekerja di bawah terik matahari dalam kondisi yang melelahkan demi memastikan tiap benih tertanam dengan benar. Ini menjadi simbol bahwa kesuksesan sejati lahir dari ketekunan dan keikhlasan dalam menjalani proses.

Pada era modern, praktik tandur mungkin mulai tergantikan oleh alat dan teknologi canggih, seperti mesin penanam padi otomatis. Namun, di beberapa wilayah seperti Kabupaten Sleman, tandur masih dipertahankan sebagai bagian dari budaya dan identitas lokal. Bahkan proses sebelum tandur yang disebut ndaut, yaitu mencabut dan mengikat benih padi agar siap tanam, masih dilakukan secara tradisional.

Jadi, kenapa menanam padi harus mundur? Alasannya, dengan cara ini benih padi justru aman dan hasil panen lebih maksimal. Di luar itu, siapa sangka ada juga filosofi hidup yang bisa kita petik dari langkah mundur tersebut, lho.

Referensi

"Mengenal Tandur, Cara Menanam Padi dengan Langkah Mundur". Dero Desa. Diakses Mei 2025.
"Budaya Tandur". Sendang Mulyos Kabupaten Sleman. Diakses Mei 2025.
"TANDUR". Desa Karangsari Gunung Kidul. Diakses Mei 2025.

Editorial Team