Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pohon cemara (pexels.com/Jonathan Borba)

Berbicara Natal, pasti tidak lengkap jika tanpa pohon cemara yang penuh aksesori dan kerlip lampu yang semarak. Rantingnya yang bercabang penuh akan berbagai hiasan warna-warni yang indah. Namun, dari semua tanaman yang ada, kenapa Natal identik dengan pohon cemara, ya?

Tradisi menghias pohon cemara sebagai bagian dari perayaan Natal bukan hal yang terjadi begitu saja, lho. Pemilihan pohon ini merupakan simbol nyata penuh makna yang mengena. 

Kenapa Natal identik dengan pohon cemara?

ilustrasi pohon cemara (pexels.com/Elina Fairytale)

Singkatnya, pohon cemara dipilih sebagai salah satu ikon natal karena warna hijau sepanjang musim. Warna tersebut melambangkan kehidupan yang abadi bersama Tuhan. Tradisi tersebut bahkan sudah ada jauh sebelum agama Kristen muncul, lho. 

Di belahan bumi utara, tanggal 21 atau 22 Desember disebut sebagai titik balik matahari musim dingin. Banyak orang pada zaman tersebut yang percaya bahwa matahari adalah dewa dan musim dingin membuatnya sakit. Titik balik matahari menjadi tanda bahwa dewa akan segera sehat dari sakitnya. Nah, dahan pohon yang selalu hijau mengingatkan bahwa tanaman akan tumbuh kembali ketika dewa matahari pulih.

Bagi bangsa Romawi Kuno, titik balik matahari ditandai dengan pesta bernama Saturnalia untuk menghormati dewa pertanian, Saturnus. Dalam perayaan tersebut, mereka menghiasi rumah dan kuil dengan pohon cemara.

Selain itu, kaum Druid yang merupakan pendeta bangsa Celtic kuno juga menghiasi kuil dengan pohon cemara. Pemilihan pohon tersebut menjadi simbol kehidupan yang abadi. 

Awal penggunaan pohon Natal modern

Bagaimana dengan pohon Natal yang dipajang saat ini? Bisa dibilang Jerman adalah negara pertama yang memulai tradisi tersebut. Sejarahnya dimulai pada abad ke-16 ketika orang Kristen saat itu membawa pohon hias ke rumah. Beberapa dari mereka membawa piramida Natal dari kayu atau menggunakan pohon cemara serta lilin ketika kayu sulit ditemukan. 

Kebiasaan menghias pohon Natal mulai dijalani pada abad ke-19 di Istana Kremlin Chudov. Calon Kaisar Nicholas I, Adipati Agung Nikolai Pavlovich, untuk menyenangkan istri mudanya dengan pohon Natal dari cemara. Pohon tersebut dihiasi dengan lilin, permen, dan hadiah yang digantung di cabang-cabangnya. 

Dahulu, dekorasi pohon Natal hanya dihias dengan aksesori yang bisa dimakan. Misalnya, apel yang mengingatkan pada buah surga, roti jahe, dan banyak lainnya. Namun, pada akhir abad ke-18 hiasan yang digunakan terbuat dari bintang berlapis perak dari jerami.

Puncak pohon cemara pun dihiasi dengan Bintang Betlehem, simbol yang menunjukkan jalan kepada orang Majus menuju gua tempat Yesus Kristus dilahirkan. Kebiasaan menghias pohon Natal pun terus berkembang dengan dekorasi kaca hingga aksesoris khas Natal, seperti bola gantung.

Makna pohon Natal

ilustrasi cookies pohon natal (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Dalam agama Kristen, pohon Natal melambangkan kelahiran dan kebangkitan Yesus Kristus. Cabang dan semak pohon menjadi simbol keabadian karena bentuknya mirip dengan mahkota duri Kristus di kayu salib. 

Hiasan pada pohon natal pun memiliki makna khusus. Sebut saja lonceng yang melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan dan bintang di puncak pohon juga dipercaya sebagai simbol penuntun orang bijak kepada bayi Yesus di Betlehem. 

Alasan kenapa Natal identik dengan pohon cemara ternyata bermakna sangat dalam, ya. Makin semangat menghiasnya untuk menyambut Natal?

Referensi:

"How Did Evergreen Trees Become a Symbol for Christmas?". Michigan State University. Diakses Desember 2024.
"Christmas Tree". Возрождение традиций. Diakses Desember 2024.
"History of Christmas Trees". History. Diakses Desember 2024.
"The Meaning and Importance of Christmas Trees". Addictions UK. Diakses Desember 2024.

Editorial Team