Kelapa sawit memang bukan termasuk golongan hutan. Banyak ahli bahkan menyebutnya sebagai perusak hutan.
Well, kelapa sawit ditanam di daerah tropis. Untuk membuat lahan perkebunan sawit, seringkali dilakukan dengan pembukaan lahan hutan. Langkah ini menghancurkan hamparan hutan hujan yang hijau dan subur.
Dampaknya tentu saja serius. Pembukaan lahan hutan dapat membuat hilangnya rumah bagi berbagai spesies. Sebut saja gajah, orang utan, badak, sampai harimau. Ketika terus dilakukan, hewan liar tersebut akan tersebut terdesak. Akibatnya ada dua, hewan liar kan memasuki kawasan tinggal manusia dan terus punah.
Tak hanya itu, pembukaan lahan otomatis juga menurunkan keanekaragaman hayati. Hutan yang sebelumnya berisi berbagai jenis pohon dan tumbuhan alami berganti menjadi sawit saja.
Di luar itu, masyarakat adat pun mendapatkan dampak negatifnya. Tidak sedikit pembukaan lahan hutan untuk perkebunan memaksa masyarakat adat meninggalkan tanah dan kehilangan mata pencahariannya.
Alasan kenapa sawit bukan tanaman hutan berkaitan erat dengan kelanjutan ekosistem kita. Ketika hutan hujan diganti dengan sawit, berdampak pada lingkungan akan terus meningkat sehingga memperburuk perubahan iklim.
Referensi:
"Palm Oil". WWF Australia. Diakses Maret 2025.
"Forests vs Palm Oil". Heinrich Böll Stiftung. Diakses Maret 2025.
"KLHK: Palm Oil is Not a Forest Plant". Forest Digest. Diakses Maret 2025.
Yue, Sam, dkk, “Oil Palm Plantations Fail to Support Mammal Diversity.” Ecological Applications 25, no. 8 (April 20, 2015): 2285–92.
"KLHK Tegaskan Sawit Bukan Tanaman Hutan". Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Diakses Maret 2025.
"Oil Palm has Closest Resemblance to Forest than Other Major Oil Crops". MPOC. Diakses Maret 2025.