ilustrasi burung hermit trush (pixabay.com/Canadian-Nature-Visions)
Meskipun sebagian besar perbedaan berasal dari manusia, ternyata beberapa hewan juga punya dialek regional. Pada tahun 1958, para peneliti di Universitas Cambridge, membuktikan jika burung hermit thrush di Amerika Utara punya lagu yang berbeda-beda tergantung wilayahnya. Hal ini terjadi karena mereka belajar suara dari sesamanya, dan suara itu bisa sedikit berbeda tergantung lingkungan.
Namun, perbedaan suara ini sangat kecil kalau dibandingkan dalam bahasa manusia. Yang jauh lebih besar pengaruhnya adalah cara manusia mendengar, memahami, dan menuliskan suara hewan tersebut.
Jadi, kenapa suara hewan ucapannya berbeda di setiap negara? Jawabannya bukan karena hewannya berbeda, melainkan karena cara manusia mendengar dan menuliskannya dipengaruhi oleh bahasa, budaya, simbolisme, dan persepsi masing-masing. Mulai sekarang, kalau kamu mendengar ayam berbunyi “kukuruyuk” di Indonesia atau “kikeriki” di Jerman, kamu tahu bahwa itu bukan suara ayam yang berubah, melainkan telinga dan bahasa manusianya yang berbeda, ya.