Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Basilika Santo Petrus yang ada di Vatikan (commons.wikimedia.org/Alvesgaspar)

Vatikan terletak di pusat Gereja Katolik Roma, Italia, tepatnya berada di tepi barat Sungai Tiber. Mungkin banyak yang mengira kalau Vatikan itu masuk sebagai daerah dengan otonomi khusus di Italia. Padahal, Vatikan ini adalah sebuah negara yang berdaulat, lho. Malahan, Vatikan memegang gelar sebagai negara dengan wilayah sekaligus jumlah penduduk terkecil di dunia. Luas wilayah negara-kota ini hanya 44 hektar dengan total populasi resmi per 2023 sekitar 764 jiwa, dilansir Britannica.

Layaknya negara berdaulat, Vatikan memiliki sistem pemerintahannya sendiri, di mana pemimpin tertinggi di sana diberi gelar Paus. Ada pula peraturan perundang-undangan yang mengikat penduduk di dalamnya dan tentunya berbeda dengan peraturan yang ada di Italia. Lebih kerennya lagi, Vatikan turut memiliki jaringan telepon, kantor pos, observatorium astronomi, saluran radio, sistem perbankan, sistem kesehatan, sampai penjaga khusus untuk melindungi orang-orang penting di sana.

Melihat sederet fakta yang menunjukkan kalau Vatikan merupakan negara berdaulat itu, rasanya aneh kalau kita mengingat lokasi negara-kota ini yang berada di jantung ibukota Italia, yakni Roma. Bagaimana bisa satu negara berdiri tepat di tengah-tengah negara lain? Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, yuk, kita intip soal sejarah pembentukan Vatikan, negara-kota yang jadi pusat ajaran umat Katolik di seluruh dunia!

1. Dulunya Vatikan memang pernah jadi bagian dari Italia

foto udara dari Obelisk Vatikan yang ada di pusat kota Vatikan (commons.wikimedia.org/Diliff)

Untuk menelusuri jejak sejarah Vatikan, kita harus mundur jauh terlebih dulu sampai masa Kekaisaran Romawi masih berdiri. Dilansir Through Eternity, dataran dan bukit yang kini jadi Vatikan dulunya dikenal dengan sebutan Ager Vaticanus yang banyak dihuni oleh umat Kristen yang dipimpin oleh Saint Peter (Simon Petrus) selaku Paus pertama pada tahun 30 Masehi.

Ada berbagai kejadian antara umat Kristen di Vatikan dengan Kekaisaran Romawi, tetapi yang paling parah jelas ada pada pelbagai persekusi yang tak jarang berujung pada pembantaian. Sebab, kala itu, ajaran Kristen masih masuk pada fase awal persebarannya di Eropa sehingga masih belum bisa diterima secara luas

Kejadian paling memilukan terjadi pada tahun 64 Masehi. Disebutkan pada satu waktu, Roma mengalami kebakaran hebat yang membumihanguskan kota. Kaisar Nero yang berkuasa saat itu mencari kambing hitam dibalik kebakaran besar tersebut. Umat Kristen yang ada di Ager Vaticanus dijadikan tersangka sampai-sampai terjadi pembantaian di sana. Simon Petrus yang kala itu masih jadi pemimpin umat Kristen di Ager Vaticanus tak lepas dari tuduhan sehingga ia jadi korban eksekusi mati dari Kaisar Nero.

Britannica melansir bahwa kondisi persekusi yang diterima ini terus berlangsung selama ratusan tahun, sebelum akhirnya pada tahun 313 Masehi, Kaisar Konstantinus I (Konstantinus Agung) menerbitkan Dekrit Milan yang secara umum mengatur toleransi antar umat beragama di Kekaisaran Romawi dan praktis menghentikan segala bentuk persekusi terhadap umat Kristen. Malahan, dektrit yang diterbitkan Kaisar Konstantinus I itu turut jadi pembuka terhadap pertumbuhan ajaran Kristen di Kekaisaran Romawi. 

Masuk pada abad ke-4 Masehi, ajaran Kristen semakin meluas, khususnya di Roma. Gereja Kristen telah memiliki wilayah, properti, dan aset yang memadai yang kemudian disebut Patrimony of St. Peter. Lebih lanjut lagi, pada abad ke-5 Masehi, pengaruh Kristen, khususnya kepausan (papacy) semakin meluas di daratan Italia. Hal ini terjadi karena Kekaisaran Romawi mulai runtuh sehingga orang-orang mengandalkan perlindungan dari Paus ketika pasukan asing coba menyerang Italia.

Tonggak awal munculnya Vatikan sebagai Negara Kepausan muncul pada tahun 754 Masehi. Kala itu, Raja Pepin the Short (Pippin III) menerbitkan Donation of Pippin yang dimaksudkan untuk transfer wilayah di tengah Italia dari Raja Pepin the Short ke Paus Stephen II. Sejak saat itu, kepausan terus mengalami perkembangan dalam berbagai sektor, meski tetap dilanda masalah-masalah eksternal. Misalnya saja, pada 1309, kantor urusan kepausan sempat dipindah ke Avignon, Prancis, sebelum akhirnya kembali lagi ke Roma pada 1377.

2. Proses terbentuknya Vatikan menjadi negara berdaulat

proses penandatanganan Pakta Lateran (commons.wikimedia.org/Istituto Luce)

Sejak kembalinya kepausan ke Roma pada 1377, ada banyak bangunan bersejarah yang dibangun di Vatikan dan masih eksis sampai sekarang. Misalnya saja, ada Istana Apostolik, Kapel Sistina, dan Basilika Santo Petrus.

Sebenarnya, gereja masih memegang kekuasaan atas wilayah kepausan sampai pada terbentuknya Italia pada 1861. Dilansir History, memasuki tahun 1870, pemerintahan Italia menyatukan wilayah-wilayah Italia di luar tembok Vatikan. Hal ini memisahkan kekuasaan gereja di wilayah yang tadinya masuk dalam kepausan.

Kondisi tersebut membuat pemerintahan sekuler Italia sempat bersitegang dengan kepausan selama hampir 60 tahun. Paus Pius IX menolak dengan tegas soal legitimasi pemerintahan Italia, khususnya dalam pemerintahan di Roma. Bahkan, Paus Pius IX mengumumkan bahwa kepausan kala itu sudah menjadi "tahanan di Vatikan".

Sementara itu, dari sudut pandang pemerintah Italia yang dipimpin Raja Victor Emmanuel II, sebenarnya ada upaya untuk berdamai. Mereka memberikan properti dan pemasukan kepada kepausan, tetapi menolak kedaulatan kepausan dalam pemerintahan.

Hal yang mungkin cukup mengejutkan adalah soal siapa yang mengakhiri ketegangan antara pemerintah Italia dengan kepausan. Pasalnya, Benito Mussoluni secara efektif menghentikan ketegangan pada 11 Februari 1929 lewat Pakta Lateran. Sebenarnya, Benito Mussolini menandatangani pakta tersebut sebagai perwakilan dari Raja Victor Emmanuel III yang ditujukan kepada Paus Pius XI yang sedari awal memang berusaha mengakhiri isolasi terhadap kepausan lewat dialog dengan pemerintah Italia. Namun, mengingat kekuasaan fasisme di Italia sangat besar kala itu, peran Mussolini terlihat lebih menonjol, utamanya karena ia ingin memperoleh dukungan dari gereja.

Isi dari Pakta Lateran yang disahkan di Istana Lateran itu jadi dasar dalam pembentukan Vatikan sebagai negara yang berdaulat. Dilansir World History Edu, Pakta Lateran ini sebenarnya jadi puncak dari deretan pakta lain yang sudah dibicarakan sejak beberapa tahun sebelumnya, semisal Treaty of Conciliation, Financial Convention, dan Concordat. Secara garis besar, pakta perjanjian itu berisi soal pemberian kedaulatan atas pemerintahan Vatikan, memperbaiki hubungan antara kepausan dengan pemerintah Italia, dan kompensasi atas kehilangan yang dialami oleh kepausan atas wilayah yang diambil Italia pada 1871.

Pakta ini menandakan kalau Vatikan merupakan negara yang berbeda dengan Italia. Tahun 1929 ditandai sebagai waktu berdirinya Vatikan sebagai negara berdaulat sekaligus konsolidasi hubungan antara kepausan dengan pemerintah Italia. Meski selanjutnya Perang Dunia II meruntuhkan fasisme di Italia, Pakta Lateran tetap ditegaskan dalam konstitusi Republik Italia pada 1948. Dengan begitu, hubungan kepausan dengan negara tetap terlindungi.

3. Seberapa penting peran Vatikan saat ini?

potret wisatawan yang sedang berkunjung ke Vatikan (commons.wikimedia.org/Thomas Dahlstrøm Nielsen)

Pertanyaan soal bagaimana cara Vatikan berdiri sebagai negara berdaulat di tengah-tengah wilayah Italia sudah terjawab. Lantas, sebenarnya seberapa signifikan peran dan kehadiran Vatikan bagi dunia, khususnya bagi umat Katolik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bedah terlebih dahulu soal struktur yang ada di Vatikan.

Walk Inside Rome melansir bahwa Vatikan saat ini diisi oleh ratusan warga negara resmi yang mayoritas adalah petinggi gereja, pendeta, biarawati, serta petugas administrasi dan penjagaan. Dalam struktur administrasi keuangan, Vatikan sama sekali tidak menarik pajak pada penduduknya. Mereka mengandalkan donasi yang dapat diperoleh dari berbagai pihak.

Sebagai pusat dari ajaran Kristen Katolik dan tempat tinggal Paus, Vatikan jelas jadi destinasi religi bagi banyak orang. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungan ke Vatikan yang mencapai jutaan orang tiap tahunnya.

Selain untuk destinasi religi, orang-orang yang berkunjung ke Vatikan juga dapat melihat berbagai bangunan dan benda bersejarah yang ada di sepanjang area 44 hektar yang jadi wilayah Vatikan. Istana Apostolik, Kapel Sistina, dan Basilika Santo Petrus jadi primadona yang sering dikunjungi wisatawan. Namun, lokasi lain seperti Museum Vatikan pun tak kalah menariknya karena menyimpan berbagai karya seni berusia ratusan sampai ribuan tahun.

UNESCO menjadikan Vatikan sebagai situs warisan dunia sejak tahun 1984. Menariknya, ia adalah satu-satunya negara di dunia yang termasuk dalam kategori tersebut. Vatikan tak hanya meninggalkan benda-benda bersejarah, tetapi juga kejadian dan budaya bersejarah yang pengaruhnya terasa ke seluruh dunia.

Arti penting lain kehadiran Vatikan dapat dilihat sebagai pusat dari ajaran Kristen Katolik dunia. Dilansir Eternal Word Television Network, di sinilah tempat pimpinan Kristen Katolik tinggal sehingga menjadi pusat persebaran, pendidikan, sampai perlindungan bagi umat Kristen di seluruh dunia. Paus yang memimpin Vatikan juga secara tak langsung selalu membawa pesan perdamaian bagi manusia lintas negara dan agama sembari menyerukan nilai-nilai persatuan dan melarang segala bentuk kekerasan.

Jadi, itu dia sejarah dari berdirinya Vatikan, negara-kota yang berdiri di tengah-tengah kota Roma, Italia. Kondisi politik yang kompleks serta peristiwa-peristiwa yang mengiringi perjalanan kepausan di Italia ternyata jadi salah satu alasan terbentuknya negara terkecil di dunia ini. Menurutmu, bagian mana yang paling menarik dari proses terbentuknya Vatikan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team