5 Fakta Menarik Chinampa, Kebun Terapung Masyarakat Aztek Kuno

Sistem ini masih dipakai sampai sekarang

Masyarakat Aztek kuno ternyata menyimpan tradisi bertani dan berkebun yang cukup unik. Sistem ini bahkan masih digunakan hingga saat ini untuk meningkatkan efisiensi hasil produksi hortikultur dan melestarikan keragaman hayati berupa hewan-hewan tertentu. Sistem tersebut bernama chinampa.

Model agrikultur ini biasa disebut juga dengan kebun terapung karena memang tanaman ditanam di tengah danau dangkal dengan aturan khusus. Penasaran bagaimana fakta chinampa ini? Yuk, simak penjelasannya berikut sampai selesai.

1. Asal usul nama Chinampa

5 Fakta Menarik Chinampa, Kebun Terapung Masyarakat Aztek Kunoilustrasi seorang dari masyarakat Aztek kuno memanen di kebun chinampa (ezgrogarden.com)

Berdasarkan laporan jurnal Latin American History, istilah Chinampa berasal dari kata Chinamitl yang berarti pagar atau selungkup. Konon, konsep chinampa ada sejak zaman pra klasik sekitar tahun 1000 SM. Hal itu dibuktikan dengan penelitian para ahli geografi dan arkeologi yaitu adanya platform berlapis tanah dan vegetasi di dalam selungkup daerah El Terremote di Danau Xochimilco. 

Hanya saja, bukti arkeologis mengenai keberadaan kebun chinampa kuno masih menjadi perdebatan antar ilmuwan. Pasalnya masih banyak kemungkinan karena memang kebun kuno itu tertutup lumpur yang dalam dan seolah ditinggalkan begitu saja. 

2. Model sistem agrikultur chinampa

5 Fakta Menarik Chinampa, Kebun Terapung Masyarakat Aztek Kunoilustrasi sistem dan struktur chinampa (thearchaeologist.org)

Beberapa peneliti berpendapat bahwa chinampa mirip pulau kecil buatan manusia yang di dalamnya ditanami beberapa tanaman. Lalu bagaimana cara pembuatannya? Setiap perkebunan chinampa terdiri dari beberapa petak, berbentuk persegi panjang, masing-masing memiliki ukuran yang hampir sama. 

Dilansir laman World History Encyclopedia, setiap petak berukuran 30 x 2,5 meter. Tepinya dipagari batang dan bagian bawah danau ditanami ranting pohon merambat yang dikaitkan satu sama lain. Hal itu bertujuan agar akar yang tumbuh dan merambat bisa menahan endapan tanah di dalam air. 

Taman itu dibuat sedikit lebih tinggi daripada volume air di sekelilingnya. Umumnya jarak antara permukaan air dengan kebun sekitar 80 cm dan minimal 25 cm serta maksimal 1,2 meter sebagaimana laporan jurnal American Latin History. Dengan begitu suhu dalam taman tidak akan terlalu lembab serta tidak mudah terkena banjir. 

Kemudian para petani mengisi petak tersebut dengan tanah dan menanaminya bahan pangan tertentu seperti jagung, kacang-kacangan, labu, bayam, tomat, cabai, dan bunga, seperti dilansir laman Ancient Pages. Agar tanaman tumbuh subur, masyarakat Aztek kuno memanfaatkan kotoran untuk memupuk tanaman di kebun chinampa, bahkan itu kotoran manusia. 

3. Chinampa menjadi ekosistem beraneka ragam hayati

5 Fakta Menarik Chinampa, Kebun Terapung Masyarakat Aztek Kunoilustrasi ekosistem di kebun chinampa Aztek (ezgrogarden.com)

Sebagaimana sebutannya yaitu taman terapung, kebun chinampa terdapat perairan di sekelilingnya. Pada bagian tanahnya ditanami berbagai jenis tanaman holtikultur seperti jagung, kacang, labu,  selada, bawang bombay, kembang kol, tomat, bunga anyelir, mawar, dan dahlia. 

Mengutip History on the Net, masyarakat Aztek bisa menangkap ikan, katak, penyu, bebek, dan angsa. Jadi, perairan di sekitar petak chinampa tak hanya berfungsi mengairi tanaman, namun juga habitat bagi binatang tertentu. FAO (Food and Agriculture Organisation) Amerika Latin mencatat banyak sekali keragaman hayati yang ada di perkebunan chinampa. Ada 139 spesies vertebrata, 21 spesies ikan, 10 spesies reptil, 6 spesies ampibi, 79 spesies burung, dan 23 spesies mamalia.

4. Chinampa berkembang pesat pada abad ke-15 sampai 16 Masehi

5 Fakta Menarik Chinampa, Kebun Terapung Masyarakat Aztek Kunoilustrasi masyarakat Aztek kuno berkebun di Chinampa (ancient-origins.net)

Menurut informasi yang dilansir Ancient Origins, sistem agrikultur chinampa sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bahkan sebelum munculnya peradaban masyarakat Aztek. Hanya saja model perkebunan semacam itu baru berkembang pesat pada abad ke-15 sampai 16 Masehi.

Seiring dengan bertambahnya populasi penduduk di Mesoamerika, sistem chinampa diterapkan di banyak tempat. Awalnya hanya berkutat di sekitar danau Chalco-Xochimilco, bagian selatan kota Meksiko kemudian menyebar ke banyak tempat. Puncak perkembangannya terjadi sekitar pertengahan abad ke-15 Masehi. 

Awal abad ke-15 pemerintah masyarakat Aztek memberi perhatian khusus untuk mengembangkan dan memajukan sistem chinampa. Pemerintah sampai mengerahkan tenaga ahli seperti insinyur dan puluhan ribu tenaga kerja untuk membangun tanggul, jembatan, pintu air, parit, dan kanal yang begitu panjang. Chinampa dibentuk sedemikian rapi, simetris, dan teratur dengan kanal sebagai saluran irigasi yang utama. Jalan-jalan di sekitarnya dibuat begitu rapi dan tersistem untuk menghubungkan antara kebun dengan pemukiman. 

Sayangnya, sistem ini mulai redup setelah kedatangan bangsa Spanyol. Mereka menyerang sebagian masyarakat Aztek. Kebun-kebun dengan sistem chinampa yang telah dibangun sedemikian rupa rusak parah, bahkan menyebabkan banjir. Masyarakat setempat akhirnya harus mundur ke tempat pinggiran dan kehilangan banyak hasil agrikultur dari sistem chinampa.

5. Sistem agrikultur chinampa kini masih digunakan di beberapa negara

5 Fakta Menarik Chinampa, Kebun Terapung Masyarakat Aztek Kunoilustrasi kebun chinampa (britannica.com/Peter M. Wilson/Alamy)

Meski terbilang kuno, sistem agrikultur chinampa menjadi inspirasi tersendiri bagi dunia pertanian di era modern. Sistem ini kini masih digunakan di beberapa wilayah di Amerika Tengah meskipun jumlahnya tidak banyak.

Selain itu juga telah menginspirasi beberapa negara untuk mengembangkan proyek agrowisata bagi beberapa negara. Sebagaimana dilansir The Archaeologist, Taman Terapung Bangladesh, Green Float di teluk Osaka Jepang, dan Urban River di Chicago Amerika Serikat telah mengadopsi sistem ini. 

Organisasi pangan dan pertanian PBB menetapkan sistem ini sebagai warisan agrikultur global yang penting. Mereka mengembangkan model pertanian serupa di beberapa negara seperti yang tercatat oleh FAO (Food and Agricultur Organisation) Amerika Latin yang meliputi Korea Selatan, Tiongkok, Mesir, Spanyol, Jepang, Meksiko, Portugal, dan Srilanka. Tak jauh dari sistem chinampa kuno, hasil produksinya sangat beragam seperti buah-buahan, sayuran, garam, beras, hingga teh.

Salah satu negara yang berhasil mengadopsi sistem ini adalah Jepang. Beras dari hasil pertanian model ini memiliki kualitas sangat bagus dan hasilnya melimpah dua kali lipat dari sistem pada umumnya. Selain itu juga menjadi tempat adanya burung-burung indah yang dilindungi.

Apakah kamu tertarik mengadopsi sistem agrikultur ini? Di tengah kondisi semakin berkurangnya lahan pertanian, chinampa nampaknya bisa menjadi solusi meningkatkan hasil hortikultura. Selain itu, bisa dimanfaatkan sebagai agrowisata.

Baca Juga: Kembankan Sektor Pertanian, Jepang-Telkom Kerja Sama Digitalisasi Agrikultur

Khus nul Photo Verified Writer Khus nul

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya