Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika Timur
Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika Timur (pexels.com/Balazs Simon)

Intinya sih...

  • Asal-usul nama Kilimanjaro

  • Nama "Kilimanjaro" berasal dari kata "Kilima" dan "Njaro," yang berarti "gunung putih" dalam bahasa Swahili dan Chagga.

  • Digambarkan sebagai pulau salju di langit

  • Gunung Kilimanjaro dianggap sebagai landmark penting sejak zaman kuno, digambarkan sebagai "pulau salju di langit" oleh Ptolemeus.

  • Upaya pendakian awal yang ambisius dan penuh kegagalan

  • Upaya pendakian awal Gunung Kilimanjaro penuh dengan kegagalan, tantangan, dan kegigihan, termasuk upaya serius oleh Pangeran Samuel Teleki dan Dr

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gunung Kilimanjaro adalah gunung berapi raksasa yang tidak aktif, alias dormant stratovolcano. Letaknya di Tanzania, Afrika Timur, dan dekat dengan garis khatulistiwa. Salah satu gunung tertinggi di dunia yang berdiri bebas ini tingginya mencapai 4.600 m, jika diukur dari kaki gunung.

Gunung Kilimanjaro juga memiliki tiga puncak, yaitu Puncak Uhuru di tepi kawah Kibo dengan ketinggian 5.895 meter, Puncak Mawenzi dengan ketinggian 5.149 meter, dan Shira adalah dengan ketinggian 4.005 meter. Suku utama yang ada di sekitar Gunung Kilimanjaro adalah Suku Chagga (Wachagga), yang merupakan suku Bantu dan kelompok etnis terbesar ketiga di Tanzania, serta Suku Maasai.

Berdiri sebagai puncak tunggal tertinggi di Afrika, Gunung Kilimanjaro bukan hanya sebuah keajaiban geologi, tetapi juga saksi bisu sejarah panjang tentang pendakian yang ambisius dan penaklukan kolonial. Berikut kisahnya!

1. Asal-usul nama Kilimanjaro

Puncak Gunung Kilimanjaro yang tertutup salju (pexels.com/Joseph Ruwa)

Asal-usul nama "Kilimanjaro" sebenarnya masih menjadi misteri dan perdebatan. Namun, Bahasa Swahili dan Chagga adalah teori yang paling populer dan masuk akal.

Dilansir Climbing Kilimanjaro, nama Kilimanjaro diyakini merupakan gabungan dari dua kata. “Kilima,” yang dalam bahasa Swahili berarti "gunung," dan “Njaro,” yang dalam bahasa Chagga berarti "putih". Jika keduanya digabungkan menjadi “gunung putih,” yang menggambarkan puncak-puncak pegunungan Kilimanjaro yang tertutup salju.

2. Digambarkan sebagai pulau salju di langit

Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika Timur (pixabay.com/7523944)

Gunung Kilimanjaro telah menjadi landmark penting dan terkenal di dunia sejak zaman kuno. Bagi para pedagang Arab dan Tiongkok, gunung ini merupakan "mercusuar alami" sebagai penanda geografis untuk membantu para pedagang di rute darat dan laut untuk navigasi dan orientasi di wilayah yang luas.

Ptolemeus, seorang polymath Yunani-Romawi, yang hidup pada abad pertama Masehi, menggambarkannya sebagai “pulau salju di langit.” Deskripsi ini diyakini sebagai referensi tertulis pertama oleh orang Eropa tentang gunung-gunung di Afrika Timur yang tertutup salju, termasuk Gunung Kilimanjaro. Namun, catatan awal Johann Rebmann tahun 1849 tentang gunung bersalju di dekat khatulistiwa dianggap sebagai fantasi, sehingga tidak seorang pun mempercayainya.

3. Upaya pendakian awal yang ambisius dan penuh kegagalan

Sekelompok pendaki yang sedang mendaki lereng berbatu di Gunung Kilimanjaro, Tanzania (pixabay.com/africanaturaltours)

Upaya pendakian awal Gunung Kilimanjaro adalah sebuah kisah yang penuh dengan kegagalan, tantangan, dan kegigihan. Pada tahun 1887 Pangeran Samuel Teleki dari Kekaisaran Austria-Hongaria melakukan upaya serius untuk mendaki Gunung Kilimanjaro. Meskipun ambisius, tetapi ia terpaksa membatalkan pendakiannya karena "ketegangan tertentu pada membran timpani telinga".

Kemudian Dr. Abbott, seorang naturalis Amerika yang telah melakukan perjalanan untuk mempelajari flora dan faunanya, juga melakukan upaya pendakian yang tidak kalah ambisius. Namun sayangnya, ia jatuh sakit, sehingga pendakian dilanjutkan oleh rekannya, Otto Ehlers. Ehlers pun mengklaim bahwa ia telah mencapai ketinggian 5.904 m. Namun, angka ini diragukan dalam catatan pendakian puncak Gunung Kilimanjaro, karena sebagian besar ketinggiannya setidaknya 8 meter di atas puncak.

4. Menjadi perebutan antara Jerman dan Inggris

Gletser di puncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania (pixabay.com/Squirrel_photos)

Pada era perebutan Afrika, Gunung Kilimanjaro menjadi pusat perhatian dan perebutan antara kekuatan kolonial Jerman dan Inggris. Meskipun akhirnya menjadi bagian dari Protektorat Jerman pada tahun 1885. Frasa “Gunung tertinggi di Jerman!" adalah ungkapan kebanggaan kolonial sebagai simbol pencapaian dan kekuasaan tertinggi.

Keputusan untuk menjadikan Gunung Kilimanjaro sebagai cagar alam menunjukkan bahwa pemerintah kolonial Jerman menganggapnya sebagai aset yang berharga dan harus dilindungi. Namun, setelah Perang Dunia I, wilayah ini kemudian diserahkan kepada Inggris melalui mandat Liga Bangsa-Bangsa sebagai Protektorat pada tahun 1916. Momen ini pun berlangsung hingga tahun 1961 ketika Tanzania merdeka.

5. Eksplorasi dan pendakian pertama yang sukses

Puncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania (pixabay.com/251556)

Pada akhirnya, Hans Meyer, seorang ahli geografi Jerman, menjadi orang pertama yang berhasil menaklukkan puncak Gunung Kilimanjaro. Bersama Ludwig Purtscheller, seorang pendaki Austria, dan Yohani Kinyala Lauwo, seorang pemandu lokal, mereka berhasil mencapai puncak tertinggi Kilimanjaro, yang dikenal sebagai Puncak Kibo, pada 6 Oktober 1889. Puncak tertinggi itu pun dinamai “Kaiser-Wilhelm-Spitze” untuk menghormati Kaisar Jerman.

Dikisahkan Ultimate Kilimanjaro, ini adalah upaya ketiga bagi Hans Meyer setelah mengalami dua kali kegagalan. Sebelumnya, Hans Meyer melakukan pendakian pertamanya pada tahun 1887 bersama Baron von Eberstein, tetapi mereka hanya sampai pada ketinggian 5.400 meter karena rintangan yang sulit. Pendakian keduanya dilakukan pada tahun 1888 bersama Oscar Baumann, tetapi lagi-lagi mereka tidak berhasil mencapai puncak karena terjadi pemberontakan bersenjata di pesisir Tanzania.

Saat itu, Hans Meyer dan Oscar Baumann disandera oleh pemberontak Abushiri, yang terdiri dari orang Arab, pedagang Swahili, dan penduduk asli Afrika. Namun, berkat pembayaran tebusan kepada Abushiri ibn Salim al-Harthi selaku pemimpin pemberontak, mereka pun berhasil dibebaskan.

6. Kisah pendakian yang penuh tantangan

Pemandangan pendakian di Gunung Kilimanjaro, Tanzania (pexels.com/Balazs Simon)

Diungkap oleh Ultimate Kilimanjaro, tantangan terbesar yang dihadapi Hans Meyer dalam pendakian Gunung Kilimanjaro bukan hanya tentang kondisi alamnya, tetapi juga keterbatasan logistik dan kesulitan dengan peralatan yang diperlukan untuk menangani salju dan es yang tebal. Pada dua upaya pertamanya di tahun 1887 dan 1888, Meyer mendapati bahwa puncak Kibo ditutupi oleh es dan gletser yang sangat licin dan curam. Pada saat itu, ia tidak memiliki peralatan pendakian gunung yang memadai, seperti es kapak atau sepatu khusus, untuk menembus lapisan es tebal yang sulit dilewati.

Kala itu pula puncak Gunung Kilimanjaro masih menjadi wilayah yang belum dipetakan. Lantas, Meyer yang tidak memiliki peta rute yang jelas pun harus mengandalkan instingnya. Namun, berkat partisipasi Ludwig Purtscheller dan Yohani Kinyala Lauwo, beserta dua kepala suku setempat, sembilan porter, tiga pengawas lokal, dan seorang juru masak, dengan persiapan yang matang dan pelajaran dari kegagalannya, Hans Meyer akhirnya berhasil menaklukkan gunung yang sebelumnya dianggap tidak mungkin didaki ini pada tahun 1889.

7. Puncak Kebebasan Tanzania

Tanda Puncak Uhuru, titik tertinggi di Gunung Kilimanjaro, Tanzania, dengan ketinggian 5.895 meter di atas permukaan laut (pixabay.com/caromcdaid)

Ketika Tanzania merdeka pada tahun 1961, puncak gunung itu pun dinamai ulang menjadi Puncak Uhuru, yang berarti "Puncak Kebebasan" dalam bahasa Swahili. Tentu saja demi menghapus jejak kekuasaan kolonial dan menjadikan Gunung Kilimanjaro sebagai lambang kedaulatan dan identitas nasional Tanzania.

Gunung Kilimanjaro dengan keistimewaannya telah menjadi simbol identitas dan kebanggaan nasional bagi Tanzania. Dilansir African Scenic Safaris, untuk merayakan kemerdekaan, Tanzania mengibarkan bendera nasionalnya di puncak Gunung Kilimanjaro, menggantikan bendera Union Jack pada saat itu. Berkat keindahan alamnya yang luar biasa, ketinggiannya, bentuknya yang unik, serta keanekaragaman flora dan faunanya yang dilindungi, Taman Nasional Gunung Kilimanjaro pun ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987.

Kisah Gunung Kilimanjaro adalah cerminan sejarah yang dinamis. Tidak hanya milik Tanzania, tetapi terjalin erat kisah-kisah kuno di dalamnya. Di balik semua narasi penaklukan, Gunung Kilimanjaro telah menginspirasi dan memotivasi banyak orang, serta mengajarkan kita bahwa prestasi terbesar selalu dimulai dengan keberanian untuk melangkah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team