ilustrasi PLTN (pexels.com/Johannes Plenio)
Pada 30 September 1999, Hisashi Ouchi dan dua kolega sedang memurnikan uranium oksida untuk membuat bahan bakar bagi reaktor riset. Pagi itu, Hisashi berdiri di depan sebuah tangki dan memegang corong. Sementara, Masato Shinohara menuangkan campuran uranium oksida yang diperkaya dari sebuah ember.
Tiba-tiba, muncul kilatan cahaya biru. Hisashi Ouchi dan kolega tidak sengaja memasukkan terlalu banyak uranium ke dalam tangki. Mereka memicu kecelakaan kritis dalam industri nuklir, yaitu pelepasan radiasi dari reaksi berantai nuklir yang tidak terkendali.
Hisashi Ouchi dan kolega bergegas meninggalkan ruangan. Akan tetapi, kerusakan telah terjadi. Berada paling dekat dengan reaksi nuklir, Hisashi diduga menerima salah satu paparan radiasi terbesar sepanjang sejarah kecelakaan nuklir.
"Jika perlindungan tidak diajarkan dan diikuti dengan cermat, maka akan ada potensi kecelakaan yang menghancurkan," jelas tim yang dinaungi Edwin Lyman, fisikawan dan direktur keselamatan tenaga nuklir, dilansir HowStuffWorks.
Radiasi dosis tinggi merusak tubuh sehingga tidak bisa membuat sel baru. Sumsum tulang, misalnya, berhenti membuat sel darah dan sel darah putih. Padahal, kedua sel itu berguna membawa oksigen dan melawan infeksi.