ilustrasi lukisan Chevalier d'Eon (wikimedia.org/Umkreis von Angelika Kauffmann)
Seorang mata-mata hebat harus totalitas dalam menjalani tugas dan misinya. Hal itulah yang juga pernah dilakukan oleh Chevalier d'Eon, seorang mata-mata dan diplomat asal Prancis yang eksis pada abad ke-18. Ia berhasil keluar masuk ke negara-negara besar yang kala itu tengah berkonflik, yakni Prancis, Inggris, dan Rusia.
Selama puluhan tahun ia bertugas sebagai mata-mata dan dianggap secara mutlak bahwa ia adalah seorang perempuan. Sebelumnya, ia pernah ikut berperang sebagai laki-laki, tapi hal ini tidak mengundang kecurigaan sama sekali di pihak lawan. Bahkan, meski beredar isu tak jelas mengenai gender atau jenis kelaminnya, tetap saja ia dianggap perempuan.
Hingga akhirnya, setelah kematiannya, hasil autopsi menunjukkan bahwa ia adalah laki-laki dengan alat kelamin sempurna di tubuhnya. Plot twist besar ini sangat menggegerkan di zamannya karena selama ini Chevalier d'Eon dianggap sebagai perempuan dan bisa dengan sempurna menjalankan perannya, padahal itu semua hanyalah demi tugas sebagai mata-mata negara.