Pexels.com/Silvie Lindemann
Masih berhubungan dengan tekonologi smartphone dan kartu SIM-nya. Konon katanya, setiap pergerakan dan kegiatan orang-orang di dunia sedang diawasi oleh Amerika Serikat melalui ponsel dan segala aplikasinya. Anggapan ini bisa benar dan bisa juga salah total. Pasalnya, tidak semudah itu untuk melacak keberadaan dan kegiatan banyak orang di dunia hanya berbekal smartphone.
Dalam hal tertentu, pelacakan memang bisa dilakukan. Biasanya, badan intelijen negara--baik itu Amerika maupun negara lainnya--memang berhak melakukan pelacakan demi keperluan hukum tertentu. Seperti diberitakan dalam American Civil Liberties Union, kasus ini pernah mencuat di publik Amerika Serikat, di mana banyak orang menuntut transparansi pemerintah AS karena diduga melakukan pelacakan pada warga sipil.
Namun, terlepas dari fakta tersebut, pelacakan berbasis smartphone sebetulnya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ada hukum yang mengatur akan hal tersebut. Lagi, tidak semua teknologi smartphone ditanamkan chip untuk tujuan pelacakan. Jika dipaksa pun, mungkin hanya GPS dan beberapa aplikasi pihak ketiga saja yang mampu memberikan data mengenai lokasi.
Satu lagi, mayoritas orang di dunia adalah orang-orang biasa yang tidak memiliki kekayaan dan kuasa tertentu. Buat apa repot-repot melacak orang biasa yang bahkan tidak memiliki kontribusi apapun bagi dunia? So, tidak usah parno terhadap isu-isu mengenai chip, pelacakan, dan lain sebagainya. Itu semua hanyalah teori konspirasi yang tidak terbukti kebenarannya.