Paris, Prancis (unsplash.com/Andrea Maschio)
Paris bukan kota yang asing dari sejarah kekuasaan bangsa Romawi. Meskipun kota tersebut sudah berstatus sebagai teritori Romawi sejak abad 1 SM, Paris baru mencapai era kejayaannya di akhir abad 19.
Periode kemakmuran Paris dikenal sebagai La Belle Époque atau "beautiful age" yang dimulai pada tahun 1871. Saat itu, Prancis baru saja menerima kekalahan pasca Perang Franco-Prussian dan mengakibatkan berakhirnya pemerintahan Napoleon III.
Menariknya, situasi politik pasca kekalahan perang justru jauh dari keadaan chaos sebagaimana yang diperkirakan. Menurut Presiden Adolphe Thiers yang memerintah Prancis saat itu, dalam situasi genting tersebut tidak ada satupun kelompok politik yang sanggup mengambil alih kekuasaan, dikutip dari Thoughtco.
Keadaan sosial yang stabil dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Prancis untuk meniru kemajuan Revolusi Industri di Inggris. Bahan-bahan mentah manufaktur tersedia dalam jumlah besar karena berkembangnya industri kelistrikan, bahan kimia, juga besi selama periode ini.
Kemajuan dalam bidang industri manufaktur, pertanian, hingga komunikasi berdampak pada kenaikan gaji pekerja hingga 50 persen. Kebutuhan rumah tangga yang sebelumnya dianggap mewah seperti gas, listrik dan akses air bersih, kini telah tersedia bagi masyarakat kelas bawah.
Kemajuan kota-kota di Eropa ini sangat dipengaruhi oleh kestabilan situasi politik dan keamanan. Kota-kota seperti Paris dan London, misalnya, harus merasakan dampak kerusakan dari Perang Dunia I sebelum kembali bangkit menjadi kota besar seperti saat ini.