Bonsai bukan sesuatu yang asing bagi kita. Seni Jepang ini berasal dari abad ke-6 SM, yang merujuk pada pohon yang sengaja dikerdilkan supaya menyerupai miniatur hutan. Jika dibentuk dengan benar, bonsai memiliki nilai artistik tinggi dan laku dijual dengan harga yang mahal!
Dengan perawatan yang tepat, bonsai bisa berumur panjang. Bahkan, ada yang mencapai ratusan tahun atau lebih. Let's take a look!
First of all, ini adalah bonsai cemara Chabo-hiba yang awalnya merupakan koleksi Larz Anderson. Ia adalah pecinta tanaman yang menjabat sebagai duta besar AS untuk Jepang. Di tahun 1913, ia membawa pulang banyak bonsai ke negaranya.
Setelah ia meninggal, istrinya, Isabel Anderson, menyumbangkan sekitar 30 tanaman ke Arnold Arboretum, lembaga penelitian botani Harvard University. Koleksi utamanya adalah enam bonsai cemara Chabo-hiba (hinoki cypress) yang usianya antara 150-275 tahun, mengutip Oldest.
Apa daya tarik utama bonsai pinus Yamaki? Tak lain dan tak bukan adalah mampu bertahan setelah peristiwa bom Hiroshima di tahun 1945. Dilansir National Bonsai Foundation (NBF), pohon 'ajaib' ini berada di taman mendiang Masaru Yamaki, seorang ahli bonsai.
Pohon ini usianya hampir 400 tahun dan tantangan terbesarnya adalah mengganti potnya. Tanahnya sangat padat yang membuat air tidak meresap dan justru mengalir keluar dari permukaan tanah. Menurut Michael James, kurator museum, imbasnya adalah ketiadaan oksigen di tanah yang bisa membuat akarnya membusuk.
Arti namanya ialah "pinus Tokugawa generasi ketiga". Namanya berasal dari Tokugawa Iemitsu, yang terobsesi untuk merawat bonsai ini sehingga mengabaikan tugasnya sebagai shogun (penguasa militer), mengutip Bonsai Tree Gardener.
Usianya diperkirakan hampir mencapai 500 tahun dan dianggap sebagai harta karun nasional Jepang. Kamu bisa menjumpai bonsai pinus lima jarum ini di Tokyo Imperial Palace. Wanna see it someday?
Terletak di Akao Herb & Rose Garden, ini diyakini sebagai bonsai terbesar di dunia. Tingginya lebih dari 16 kaki (4,8 meter) dan lebarnya lebih dari 30 kaki (9,1 meter), dilansir Oldest.
Mengapa masih dikategorikan sebagai bonsai, padahal ukurannya raksasa? Ternyata, karena masih memenuhi syarat, yaitu berada dalam pot. Supaya tidak ambruk, bonsai berumur 600 tahun ini ditopang dengan penyangga.
Shunkaen merupakan taman dan museum bonsai yang didirikan oleh Kunio Kobayashi, master bonsai yang telah menekuni bidangnya lebih dari 30 tahun. Di dalamnya, terdapat bonsai pinus yang umurnya hampir 1.000 tahun.
Mengutip Bonsai Empire, tempat ini buka setiap hari kecuali Senin. Pengunjung yang ingin masuk harus membayar biaya sekitar 800 yen (Rp99 ribu). Kamu juga bisa membeli bonsai untuk oleh-oleh!
Taman ini dimiliki oleh keluarga Kato sejak abad ke-19. Di dalamnya terdapat bonsai juniper yang diperkirakan usianya mencapai 1.000 tahun. Ada juga bonsai shimpaku juniper yang umurnya kurang lebih 700 tahun.
Mansei-en Nursery dibuka untuk umum sejak tahun 1925. Sayangnya, karena taman ini milik pribadi, pengunjung tidak diperbolehkan mengambil gambar. Sehingga, informasinya sangat minim.
Siapa sangka, bonsai tertua di dunia bukan di Jepang, melainkan Italia? Di Crespi Bonsai Museum terdapat Ficus retusa Linn yang diperkirakan berusia 1.000 tahun.
Rupanya, Luigi Crespi (pendiri tempat ini) menghabiskan waktu sepuluh tahun untuk mendapatkan kepemilikan bonsai tertua di dunia dari master asal China. Kegigihannya berbuah manis, ia berhasil pada tahun 1986!
Museumnya didirikan pada tahun 1991. Setelah kepemilikan berada di tangan, Luigi Crespi dan Alberto Lavazza bersama-sama merawatnya. Bonsai itu diletakkan di pagoda kaca dan menjadi daya tarik utama museum, dilansir Oldest.
Kini kamu telah mengetahui beberapa bonsai tertua di dunia yang tersebar di beberapa negara. Ketekunan orang yang merawatnya perlu diapresiasi!