Pada awal hingga pertengahan abad ke-19, dunia menghadapi kolera yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Paling terkenal, kolera muncul di Inggris pada 1854 dan merenggut 616 nyawa. Bahkan, terdapat teori bahwa kolera disebabkan oleh udara kotor, sehingga muncul istilah "miasma".
Tetapi, dokter asal Inggris, John Snow, tidak setuju. Menurutnya, penyebab kolera ada di air minum. Jadi, dr. Snow meneliti catatan rumah sakit dan kamar mayat untuk melacak lokasi dimulainya wabah kolera.
Setelah meneliti selama 10 hari, dr. Snow menemukan 500 infeksi fatal di pompa Broad Street (sekarang Broadwick Street), sumur kota yang populer sebagai sumber air minum.
“Setelah saya mengetahui situasi dan tingkat gangguan kolera ini, saya langsung curiga adanya kontaminasi air dari pompa jalanan yang paling sering dikunjungi di Broad Street,” tulis dr. Snow.
Dokter Snow berusaha meyakinkan pejabat lokal untuk mematikan pompa Broad Street. Dan, betul saja, wabah kolera pun reda! Langkah dr. Snow pun diikuti untuk meningkatkan sanitasi perkotaan dan melindungi kebersihan air minum. Meskipun begitu, kolera masih menjadi "pembunuh" di negara berkembang dan negara dunia ke-3.
Sepanjang sejarah peradaban manusia di dunia, kelengahan mereka pada bidang kesehatan dan kebersihan membuat pandemik muncul di antara masyarakat. Hasilnya, jutaan nyawa pun terenggut. Namun, di sisi lain, pandemik memicu manusia untuk berusaha meneliti dan bergerak maju untuk meningkatkan aspek sanitasi.
Itulah kisah lima pandemik terparah di dunia dan akhirnya. Dari bergantung pada takdir hingga penelitian kebersihan dan vaksin, manusia berhasil membunuh beberapa pandemik. Tetap optimistis, jika kita bisa kalahkan pandemik di masa lalu, kita bisa melakukannya di masa kini!