Cerdik, 10 Insiden Kabur dari Penjara yang Paling Terkenal

Tak lengkap bicara kisah kabur dari penjara tanpa John H. Dillinger Jr. Gangster Amerika di era Depresi Besar ini pertama kali masuk penjara Indiana pada 1924. Saat itu, Dillinger berteman dengan penjahat kelas kakap dan belajar jadi penjahat sejati. Bebas pada 1933, Dillinger merampok 2 bank di Ohio karena tak dapat pekerjaan, lalu masuk penjara lagi.

Ditempatkan di Penjara Lima, Ohio, Dillinger menyelundupkan senjata untuk membantu para napi yang sebelumnya mengajarinya di Indiana kabur dari penjara. Setia kawan, para napi ini menyamar jadi polisi Indiana dan membantu Dillinger kabur!

Pada Januari 1934, Dillinger kembali ditangkap dan ditempatkan di penjara Crown Point yang konon tidak menyisakan celah untuk kabur. Dillinger kemudian membuat pistol dari kayu yang dicat hitam dengan semir sepatu, menyandera 17 orang, dan para polisi terpaksa mengizinkannya kabur!

Setelah main kucing-kucingan dengan polisi di empat negara bagian, FBI berhasil menemukan Dillinger pada Juli 1934. Terjadilah baku tembak antara Dillinger dan FBI. Sayangnya, Dillinger wafat setelah tiga timah panas menghunjamnya! Kisah John H. Dillinger Jr. diangkat ke film Public Enemy (2009) dan diperankan oleh Johnny Depp.

Penipu ulung Amerika ini memulai kejahatannya dari usia 15 tahun. Bukan hanya memalsukan cek, Frank William Abagnale Jr. bahkan pernah jadi pilot Pan American Airways, dokter, hingga pengacara. Dan, dengan cara yang sama, ia pun lolos dari penjara! Pada 1971, Frank ditangkap dan dijebloskan ke penjara Atlanta, Georgia.

Ia kemudian menipu para sipir dengan mengatakan bahwa ia adalah seorang inspektur yang menyamar! Para sipir penjara percaya dan langsung memberikannya perlakuan khusus. Bahkan, ia menyamar sebagai anggota FBI palsu agar lolos dari penjara. Saat mau kabur ke Brasil, Frank kembali tertangkap.

Pada 1974, Frank dibebaskan dengan syarat membantu FBI menangkap para penipu. Frank pun mendirikan firma konsultannya sendiri, Abagnale & Associates, dan kisah "petualangan" Frank Abagnale diangkat menjadi film Catch Me If You Can (2002) yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio.

Shiratori Yoshie (白鳥 由栄) terkenal di Negeri Sakura karena kabur dari penjara empat kali dalam waktu tiga tahun! Pertama, pada 1936, Shiratori kabur dari penjara Aomori membuka kunci selnya dengan kawat logam di ember untuk mandi. Hanya dalam tiga hari, Shiratori tertangkap lagi karena mencuri di rumah sakit!

Ia divonis seumur hidup karena kabur dari penjara dan mencuri. Pada 1942, Shiratori dioper ke Penjara Akita dan kabur lagi dengan memanjat ke langit-langit sel! Ia tertangkap saat berlindung ke rumah salah satu sipir.

Usaha kabur Shiratori paling terkenal adalah dari penjara Abashiri, Hokkaido Utara, pada 1944. Menggunakan sup miso, ia mengaratkan borgol yang konon butuh 2 jam untuk dibuka dan lubang makanan. Ia kemudian sengaja mendislokasi bahunya untuk memaksa masuk ke lubang makanan dan kabur!

Tetapi, Shiratori tertangkap lagi pada 1946 karena kejahatan yang lebih parah, pembunuhan! Ia pun dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Distrik Sapporo dan menempatkannya di penjara khusus. Tetapi, pada 1947, Shiratori tetap saja lolos dengan menggali lubang di sel menggunakan mangkuk sup miso!

Setelah bertahun-tahun, akhirnya Shiratori menyerahkan diri. Setelah ditinjau ulang, vonis mati Shiratori dicabut dan digantukan dengan hukuman 26 tahun penjara. Ia sendiri bebas pada 1961. Pada 1979, Shiratori wafat akibat serangan jantung di usia 71. Museum Penjara Abashiri didedikasikan untuk Yoshie Shiratori.

Pada September 2012, kepolisian Daegu, Korea Selatan, menangkap pria berusia 50 tahun bernama Choi Gap-Bok (최갑복) karena tuduhan pencurian. Ditahan di penjara Daegu, Choi memiliki cara sendiri untuk meloloskan diri dari jeruji besi.

Saat para sipir sedang terlelap, Choi menggunakan keahlian yoganya selama 23 tahun dan memaksa keluar dari lubang makanan yang sempit. Setelah mengoleskan krim ke badannya, laki-laki setinggi 1,65 meter ini hanya butuh 34 detik untuk keluar dari lubang berukuran selebar 50 sentimeter, setinggi 15 sentimeter saja!

Aksi Choi membuat media Korea Selatan gempar, dan menjulukinya "Houdini Korea"! Namun, popularitas tersebut tak bertahan lama karena hanya butuh enam hari untuk menangkap Choi di Gyeongsang Selatan.

Penjara Pulau Alcatraz, AS, sempat terkenal sebagai salah satu penjara terketat di dunia untuk menaruh penjahat kelas kakap. Tetapi, pada 12 Juni 1962, reputasi itu tercoreng setelah tiga tahanan berhasil kabur! Mereka adalah Frank Morris, serta John dan Clarence Anglin.

Rencana tersebut dirancang oleh seorang napi bernama Allen West. Frank, John, dan Clarence menghabiskan dua tahun menggali dinding sel dan membangun rakit untuk berlayar kabur dari Alcatraz. Agar tak curiga, boneka diletakkan di kasur para napi. Namun, Allen tidak berhasil kabur.

Paginya, para sipir Alcatraz baru panik karena tiga napi kabur! Setelah dicari, ditemukan rakit dan pelampung di Teluk San Francisco. FBI menyimpulkan ketiga napi telah wafat dan menutup kasus tersebut pada Desember 1979. Namun, mayat ketiga napi tak ditemukan.

Apakah mereka masih hidup? Tidak ada yang tahu! Yang jelas, pada 1979, kisah ketiga napi tersebut disadur menjadi film Escape from Alcatraz yang diperankan oleh aktor kawakan Clint Eastwood.

Pada 2012, seorang napi pengedar narkoba, Ronald Silva, sempat berhasil melarikan diri dari penjara Penedo, Brazil. Caranya cukup menggelikan. Dibantu oleh istrinya, Silva mengenakan pakaian yang sudah ia bawa! Saat ditanya kenapa, istrinya pun tidak tahu kenapa Silva ingin pakaiannya.

Dengan kata lain, Silva harus menyaru sebagai seorang perempuan. Silva setuju saja. Ia mencukur rambut lengan dan kakinya, mengecat kukunya, memakai wig, lipstik, dan pakaian lengkap bersama sepatu haknya! Semuanya berjalan lancar, Silva melenggang keluar dan tak ada satu pun petugas penjara yang curiga.

Namun, saat Silva berjalan menghampiri kawan-kawannya di halte bus, seorang polisi melihat Silva kesulitan berjalan dengan sepatu hak. Curiga, sang polisi kemudian meringkus Silva, 30 menit setelah ia kabur. Meskipun gak jadi lolos, setidaknya taktik Silva cukup menipu!

Dua narapidana kasus pembunuhan, David Sweat dan Richard Matt, ditempatkan di Lapas Clinton, penjara kelas maksimum di New York. Setelah berbulan-bulan merancang taktik, pada Juni 2015, Sweat dan Matt siap untuk kabur.

Sebelumnya, kedua napi memang bekerja di tempat dengan akses ke peralatan, sehingga mudah bagi mereka untuk mendapatkan alat yang dibutuhkan. Selain itu, Sweat dan Matt berteman dengan seorang petugas penjara, Joyce Mitchell, dan membujuknya untuk menyelinapkan gergaji besi di daging hamburger beku!

Jadi, Sweat dan Matt menggergaji dinding baja, kabur saat subuh, dan meninggalkan boneka di tempat tidur sebagai tipuan. Awalnya, Joyce yang akan menjemput mereka untuk kabur. Namun, ia tak muncul, jadi kedua napi harus mencari akal sendiri. Polisi menghabiskan US$23 juta (sekitar Rp330 miliar) dalam usaha pencarian!

Tiga minggu setelahnya, Matt terlibat baku tembak dengan polisi dan wafat. Dua hari kemudian, Sweat berhasil tertangkap setelah sempat melawan dan dipindahkan ke Lapas Five Points. Joyce sendiri mengaku bersalah dan dihukum 7 tahun penjara. Pada Februari 2020 lalu, Joyce bebas bersyarat.

Stalag Luft III adalah penjara milik Nazi di Żagań, Polandia, yang digunakan selama Perang Dunia II (PD2) untuk menahan tahanan perang angkatan udara Sekutu. Pada Maret 1944, terjadi pelarian besar-besaran dari penjara tersebut. Insiden ini direncanakan oleh Roger J. Bushell di Kamp Utara, tempat para tentara AU Inggris berada.

Rencana Bushell adalah menggali tiga terowongan dalam nan panjang yang dijuluki Tom, Dick, dan Harry. Jadi, bila satu ditemukan, masih ada dua terowongan lagi. Lebih dari 600 tahanan terlibat dalam rencana Bushell, sementara yang akan dibebaskan hanya 200!

Para 200 tahanan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terisi oleh napi yang dapat berbicara Bahasa Jerman dan pernah kabur dari penjara sebelumnya. Sebanyak 70 tahanan dipilih karena kontribusinya. Sementara, kelompok kedua dipilih oleh undian.

Pada malam hari, upaya kabur dimulai. Namun, terowongan tersebut ternyata lebih pendek dari perkiraan dan lubang keluarnya berada dekat dengan menara penjaga. Saat 76 tahanan berhasil naik, tahanan ke-77 ketahuan pada waktu subuh! Dari 76 tahanan yang kabur, 73 tertangkap.

Sebagai peringatan untuk tahanan perang lainnya, sang Führer, Adolf Hitler, memerintahkan untuk mengeksekusi lebih dari setengah tahanan yang kabur! Bushell sendiri sempat lolos, namun dibunuh oleh Gestapo.

Pada 1995, tiga napi kabur dari penjara Parkhurst, Inggris. Mereka adalah Andrew Rodger, Keith Rose, dan Matthew Williams. Karena ketiganya bekerja di divisi kerajinan besi di penjara, mereka mendapatkan peralatan yang cukup untuk memulai usaha mereka.

Dengan menghafal bentuk kunci utama milik sipir kepala Parkhurst, ketiga napi menciptakan duplikatnya agar bisa membuka semua pintu Parkhurst! Selain itu, mereka juga membuat pistol dan tangga setinggi 7,6 meter untuk kabur dari pagar Parkhurst. Cukup pandai, kan?

Setelah para petugas teralihkan perhatiannya, Rodger, Rose, dan Williams kabur lewat pintu belakang. Setelah melubangi dinding pagar Parkhurst, mereka kabur dengan tangga. Namun, empat hari kemudian, Rodger, Rose, dan Williams pun tertangkap lagi!

John Gerard (1564–1637) terkenal sebagai satu-satunya orang yang pernah melarikan diri dari kejamnya Menara London! Sebagai pendeta Yesuit di zaman Elizabeth I (1558–1603), Gerard dipenjara karena gencar menyebarkan agama Katolik.

Ditempatkan di Menara Garam di Menara London, Gerard diinterogasi dan disiksa untuk membeberkan lokasi persembunyian kelompok Yesuit-nya. Tetap teguh, Gerard akhirnya divonis mati! Sempat putus asa, salah satu rekan Gerard, Nicholas Owen, ternyata bersedia membantunya untuk kabur.

Para pengikut Yesuit dan rekan Gerard mendayung perahu ke parit Menara London. Dengan tali dan kebulatan tekadnya, Gerard berhasil mencapai perahu dan kabur dari Menara London! Selama 8 tahun kemudian, Gerard tetap di Inggris, sebelum kabur ke Roma hingga akhir hayatnya.

Itulah beberapa usaha kabur dari penjara yang terkenal. Meskipun beberapa tertangkap lagi, cara dan keberhasilan para napi mengelabui petugas penjara patut dikagumi karena menunjukkan besarnya tekad mereka untuk bebas. Namun, tetap jangan ditiru!