6 Keanehan Medis yang Gemparkan Bidang Kedokteran

Pada Februari 1994, seorang perempuan bernama Gloria Ramirez dilarikan ke unit gawat darurat di California, Amerika Serikat (AS) karena ia mengalami palpitasi jantung. Diagnosis lebih lanjut menunjukkan bahwa Gloria menderita kanker serviks stadium 4. Akan tetapi, saat Gloria tengah dirawat, berbagai keanehan pun terjadi.

Saat para petugas tengah merawat Gloria, mereka melihat keanehan pada tubuhnya. Kulitnya menjadi amat berminyak dan dari mulutnya keluar bau seperti bau bawang putih. Lalu, saat para petugas mengambil darah Gloria, mereka mencium bau mirip amonia yang datang dari darah Ramirez. Suster dan dokter yang menangani Gloria lalu pingsan.

Malam itu, Gloria meninggal akibat gagal ginjal dari kankernya. Namun, keanehan tubuh Gloria menyebabkan 23 orang sakit. Dari angka tersebut, lima dirawat inap. Dari lima orang yang dirawat inap, salah satunya bahkan sampai masuk unit perawatan infensif/ICU selama 2 minggu.

Mengapa bisa seperti itu? Salah satu teori mengatakan Gloria memakai dimetil sulfoksida yang berubah jadi racun dimetil sulfat dalam tubuhnya. Namun, teori ini masih diperdebatkan.

Hidup di abad ke-19, Phineas Gage menjadi legenda tersendiri di bidang kedokteran dan psikologi AS. Bekerja jadi mandor di usia ke-25, kepala Gage tertusuk besi sepanjang 1,1 meter. Disebut "American Crowbar Case", kasus Phineas menjadi perbincangan dunia kedokteran AS saat itu.

Meski selamat, kecelakaan tersebut meluluhlantakkan lobus frontal kiri pada otak Phineas. Hasilnya, kepribadian Phineas terus berubah-ubah, kadang baik dan kadang menjadi mudah marah, suka bersumpah serapah, dan keras kepala. Oleh karena itu, kasus Phineas juga menarik perhatian pakar psikologi di masanya.

Beberapa catatan mengatakan bahwa perubahan sifat Phineas hanya sementara dan menjelang akhir hidupnya, Phineas sudah bertingkah seperti dirinya sebelum kecelakaan tersebut. Phineas wafat di usia ke-36 tahun di San Francisco, atau hampir 12 tahun setelah kejadian tersebut.

Pada Juli 1518, seorang perempuan tengah menari di jalan Strasbourg, Alsace (Prancis masa kini). Dari seorang diri, angka tersebut bertambah hingga 400 orang. Mereka menari tanpa henti hingga berbulan-bulan. Tari-tarian ini kemudian surut hingga tak ada lagi pada September 1518.

Mengapa fenomena ini bisa menjangkit hingga 400 orang? Alasan di balik wabah menari ini tidak diketahui. Berbagai teori mengatakan bahwa mereka menderita kelainan mental atau berada di bawah pengaruh senyawa psikotropika. Karena tak ada rekaman sejarah yang jelas, penyebab wabah menari ini masih menjadi bahan teori kontroversi.

Pada September 2014, seorang calon ibu di Florida, AS, Ruby Graupera-Cassimiro, tengah bersalin dengan operasi Caesar. Sementara sang anak perempuan, Taily, lahir dengan selamat, Ruby mengeluh hidungnya tersumbat lalu tertidur. Saat diperiksa kembali, dokter menemukan jantung Ruby berhenti berdetak.

Para dokter di rumah sakit Boca Raton Regional Hospital berjuang keras untuk membawa Ruby kembali, tetapi hasilnya nihil. Namun, 45 menit kemudian, Ruby kembali hidup. Yang paling menakjubkan adalah Ruby kembali hidup tanpa cedera apa pun.

Saat dalam keadaan mati suri tersebut, Ruby menceritakan bahwa ia melayang di sebuah terowongan dan melihat berbagai sosok yang salah satunya adalah ayahnya. Namun, saat mau melayang lebih jauh, sebuah "kekuatan" menahannya dan mendorongnya kembali ke tubuhnya.

Ada berbagai teori mengapa Ruby bisa wafat sesaat lalu bangkit lagi. Salah satunya adalah emboli cairan ketuban yang menyebabkan henti jantung. Namun, teori hanya sebatas teori. Bagi Ruby, insiden tersebut mengajarkannya untuk berani menghadapi kematian kapan pun itu.

Pada 1999, seorang laki-laki di India, Sanju Bhagat, dilarikan di rumah sakit dengan perut bagaikan ibu hamil yang sudah mencapai 9 bulan. Fakta bahwa penampilan Sanju ibarat ibu hamil saja sudah menggemparkan Tata Memorial Hospital di Mumbai. Dikira memiliki tumor, para dokter memutuskan untuk membedah Sanju.

Saat salah seorang dokter memasukkan tangannya, ia merasakan banyak "tulang". Lalu, ia kemudian menarik dua lengan, alat kelamin, dua kaki, rahang, dan rambut. Salah seorang dokter masih ingat bahwa ia "berjabat tangan" dengan sesuatu di dalam perut Sanju. Seramnya, tangan tersebut layaknya tangan manusia dan berkuku panjang.

Ternyata, para dokter menjelaskan bahwa inilah fenomena fetus in fetu, saat kembaran sebuah janin terperangkap dalam janin tersebut dan menjadi parasit. Tercatat kurang dari 90 kasus fetus in fetu dan Sanju adalah salah satunya. Pertanyaannya, bagaimana bisa Sanju tidak tahu bahwa ada "kembarannya" di dalam tubuhnya?

Fenomena medis terakhir yang dunia kedokteran sampai sekarang tidak bisa jelaskan adalah "Rally" atau "Terminal lucidity". Ini adalah kondisi di mana seseorang yang sakit terminal tiba-tiba pulih seperti sedia kala, tetapi meninggal beberapa saat kemudian.

Saat mengalami rally atau terminal lucidity, pasien tiba-tiba bak "sembuh". Dari yang tidak mau makan, bicara, atau bahkan berinteraksi, mereka tiba-tiba mau makan, berbicara, bahkan bercanda dengan sekelilingnya. Hal ini sering membuat keluarga pasien senang dan yakin akan besarnya prospek pemulihan sang pasien.

Namun, tiba-tiba pasien meninggal dunia, bisa beberapa hari kemudian (misalnya 3-5 hari), keesokan harinya, atau bahkan pada hari itu juga. Terjadi pada sepertiga pasien dengan sakit terminal di berbagai rumah sakit, hingga saat ini, dunia kedokteran masih belum bisa mengerti apa faktor di balik fenomena ini.

Itulah beberapa kasus medis yang sempat atau hingga sekarang membuat para dokter bingung. Dari kasus-kasus ini, mana yang menurutmu paling mengejutkan atau membingungkan? Mungkin, memang sudah jadi rahasia Ilahi.