14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?

Sudah lewat dari setahun, dunia masih berperang dengan pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19) yang disebabkan oleh strain virus corona baru (SARS-CoV-2). Terlebih lagi, sekarang muncul varian baru yang dikatakan menyebar 70 persen lebih cepat, dengan koden B117.
Untungnya, dunia memiliki satu harapan baru: rampungnya beberapa vaksin COVID-19. Vaksin-vaksin ini sudah menyelesaikan uji klinisnya, sehingga mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS). Jadi, apakah kita sudah bisa bernapas lega?
Tentu belum! Meskipun vaksin COVID-19 sudah dikatakan rampung dan siap didistribusikan untuk pemakaian darurat, nyatanya kepercayaan masyarakat terhadap vaksin pun masih rendah. Malah, ada yang ingin melewatkan vaksin karena takut dengan efek sampingnya.
Bukan pertama kali dunia menghadapi pandemi, dan ini pun bukan pertama kali dunia berpacu melawan waktu dalam menciptakan vaksin. Malah, kalau kita renungkan, selama ini, manusia bisa hidup tenang dan bebas dari penyakit karena vaksin!
Buktinya, inilah 14 penyakit mematikan yang sekarang dapat kita kalahkan oleh program vaksinasi menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).
1. Polio
Memiliki nama Poliomyelitis, polio adalah penyakit yang pertama kali diidentifikasi pada abad ke-18 - ke-19 dan disebabkan oleh poliovirus. Diketahui, polio sudah ada bahkan sejak zaman sebelum masehi! Hal ini dibuktikan dari lukisak hieroglif Mesir Kuno yang menunjukkan orang sehat dengan kaki kecil atau anak-anak yang berjalan dengan tongkat.
Poliovirus diketahui menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Menular antar manusia, mayoritas orang yang tertular poliovirus tidak menunjukkan gejala yang jelas atau asimtomatik. Berlangsung 2-5 hari, gejala infeksi poliovirus mirip seperti flu, yaitu:
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Kelelahan
- Mual
- Sakit kepala
- Sakit perut
Jika tidak ditangani, maka polio dapat menyebabkan tiga komplikasi berikut:
- Kesemutan/parestesia
- Radang selaput otak/meningitis
- Kelumpuhan/paralisis
Gejala kelumpuhan adalah yang paling sering terjadi, dan dalam beberapa kasus, kematian karena paralisis otot pernapasan. Bahkan, mereka yang sudah sembuh dengan sendirinya pun dapat terkena komplikasi pasca-polio saat dewasa!
Untungnya, pada 1950, virolog kebangsaan Polandia di AS, Hilary Koprowski menemukan vaksin polio oral (diminum). Tidak diizinkan di AS, ternyata vaksin Koprowski ampuh! Namun, ini bukan terakhir kali AS melihat vaksin polio oral.
Pada 1955, virolog AS asal New York City, Jonas Salk, berhasil mengembangkan vaksin dari poliovirus yang tidak aktif. Vaksin tersebut berbentuk suntikan. Enam tahun kemudian, tepatnya pada 1961, barulah vaksin polio oral yang dikembangkan oleh virolog AS kelahiran Polandia, Albert Sabin, populer.
Dua vaksin polio tersebut mendapat izin wajib dari WHO untuk disuntikkan pada anak-anak. Berkat vaksin polio tersebut, kasus polio di dunia menurun drastis! Jika pada 1988 jumlah kasus mencapai 350.000 sedunia, maka per 2018, kasusnya hanya 33 saja! CDC menyarankan empat dosis vaksin polio untuk anak-anak yang diberikan tiap usia:
- 1-2 bulan
- 4 bulan
- 12-23 bulan
- 4-6 tahun