Tak Ada di Alam, 7 Unsur Kimia Ini Ternyata Buatan Manusia

Penemuan Teknesium bermula pada tahun 1800-an, saat Dmitri Mendeleev, bapak tabel periodik, melihat adanya celah di nomor atom 43, antara molibdenum dan rutenium. Pada tahun 1937, fisikawan Italia Carlo Perrier dan Emilio Segre akhirnya mengkonfirmasi keberadaan unsur tersebut, ketika mereka membombardir molibdenum dengan deuterium untuk membuat isotop teknesium.

Teknesium sendiri adalah elemen bernomor terendah tanpa isotop stabil dan karena ketidakstabilannya, teknesium tidak pernah ditemukan di bumi. Dalam jumlah kecil, Teknesium berguna untuk memperlambat korosi baja. Namun, karena memiliki radioaktivitas tinggi, penerapan teknesium pada sistem tertutup dibatasi.

Fermium ditemukan karena ketidaksengajaan. Pada tahun 1952, tim ilmuwan Amerika menemukannya di puing-puing uji bom hidrogen pertama Amerika Serikat. Kala itu, isotop yang mereka temukan adalah fermium-255, yang muncul melalui delapan peluruhan beta.

Fermium adalah radioaktif yang memiliki toksisitas tinggi sehingga tidak memiliki peran biologis yang diketahui. Hingga saat ini, tidak diketahui kegunaan praktis Fermium di luar untuk kepentingan penelitian.

Amerisium sepenuhnya disintetis dari reaksi nuklir. Amerisium diproduksi dengan membombardir uranium atau plutonium dengan neutron dalam reaktor nuklir.

Sampai saat ini, tidak diketahui apakah Amerisium dapat ditemukan secara alami. Setiap tahunnya, Amerisium diproduksi sebanyak beberapa kilogram yang digunakan dalam detektor asap, pengukur industri, sumber neutron, dan penelitian serta aplikasi praktis lainnya.

Californium adalah unsur sintetis yang hanya diproduksi sekitar 500 miligram setiap tahunnya. Californium memiliki beragam fungsi praktis di luar penelitian ilmiah. Californium paling banyak digunakan untuk menyalakan reaktor nuklir. Neutron dari Californium juga kadang digunakan untuk mengobati kanker serviks dan otak tertentu. Californium juga dimanfaatkan untuk mengidentifikasi bijih emas dan perak.

Di luar kegunaannya yang luar biasa, Californium juga menjadi unsur yang paling berbahaya bagi manusia saat memasuki tubuh. Ini karena Californium dapat terakumulasi dalam jaringan kerangka dan mengganggu pembentukan sel darah merah.

Berkelium disintesis pertama kali di Lawrence Berkeley National Laboratory pada Desember 1954. Sebelum penemuan ini, sebenarnya terdapat kemungkinan bahwa Berkelium pernah diproduksi dalam eksperimen nuklir sebelumnya.

Berkelium adalah logam radioaktif lembut berwarna putih keperakan. Unsur ini sendiri sebenarnya sangat sulit untuk diproduksi dan hanya ada kurang lebih satu gram Berkelium yang pernah dibuat sejak pertama kali. Tidak diketahui fungsi praktis Berkelium di luar kepentingan penelitian ilmiah.

Curium tidak sengaja diproduksi pada tahun 1944, di University of California oleh Glenn T. Seaborg, Ralph A. James, dan Albert Ghiorso. Setelah penemuan Curium, ini menjadi bagian dari proyek Manhattan yang dirahasiakan dari publik.

Tidak diketahui apakah Curium dapat ditemukan secara alami, yang pasti Curium terus diproduksi setiap tahun sebanyak beberapa kilogram. Curium biasanya digunakan dalam radionuklida sebagai sumber daya pada alat pacu jantung buatan dan digunakan dalam spektrometer sinar-X partikel alfa.

Pada tahun 2006, para ilmuwan di Institute for Nuclear Research dan Lawrence Livermore National Laboratory bersama-sama mengumumkan penciptaan Oganesson – awalnya disebut Ununoctium – yang dibuat dengan membombardir atom Californium-249 dengan ion Kalsium-48. Proses tersebut menghasilkan Ununoctium-294, yang merupakan isotop stabil dengan waktu paruh 0,89 milidetik.

Ununoctium atau Oganesson adalah elemen langka, karena hanya ada sedikit sekali yang diproduksi. Tidak ada kegunaan praktis dari Oganesson yang diketahui di luar penelitian ilmiah.

Sudah jelas bahwa tidak semua unsur yang ada di dalam tabel periodik adalah unsur alami. Karenanya, bukan tidak mungkin jika ke depannya daftar unsur dalam tabel periodik akan bertambah jika para ilmuwan berhasil menyintesis unsur yang baru.