Kenapa Harga Kepiting Alaska Mahal? Berikut Alasannya

Tertarik mengonsumsinya?

Beberapa waktu lalu ramai dikabarkan bahwa ada restoran di Jakarta yang menjual menu kepiting alaska. Dibanding jenis lain, kepiting ini dibanderol dengan harga lebih mahal. Nominalnya bahkan menyentuh Rp500 ribu untuk 100 gram. Sementara itu, satu kepiting alaska utuh bisa dibanderol sampai jutaan.

Pertanyaannya, kenapa harga kepiting alaska mahal? Berikut penjelasannya untukmu. 

Kenapa harga kepiting alaska mahal?

Ada tiga jenis kepiting alaska yaitu kepiting raja merah dengan nama ilmiah Paralithodes camtschaticus, kepiting raja biru atau Paralithodes platipus, dan kepiting raja emas alias Lithodes aequispinus. Nah, jenis kepiting alaska yang sedang populer adalah kepiting raja merah.

FYI, ukuran kepiting ini sangat besar jika dibandingkan dengan kepiting konsumsi biasa. Bobot rata-ratanya 6-8 pounds atau sekitar 2,7-3,6 kilogram. Namun, kepiting ini juga bisa bertumbuh hingga 20 pounds yang berarti bobotnya sekitar 9 kg. Bahkan, rentang kakinya pun bisa mencapai 11 inci atau sekitar 335 cm, melansir Alaska Department of Fish and Game. Sudah terbayang sebesar apa?

Lantas, kenapa harga kepiting alaska mahal? Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan pertanyaan tersebut.

1. Menurunannya pasokan kepiting

Kenapa Harga Kepiting Alaska Mahal? Berikut Alasannyailustrasi kepiting alaska (unsplash.com/Jason Leung)

Alasan pertama kenapa harga kepiting alaska mahal adalah karena jumlah pasokannya yang terbatas. Meski termasuk menu konsumsi, hewan ini tidak dikembangbiakkan secara tersistem. Dengan kata lain, nelayan perlu mengambilnya di habitat asli yang berada di lingkungan dingin. 

Cuaca ekstrem dan fenomena di lautan sangat memengaruhi kondisi lingkungan hidup kepiting alaska, melansir penjelasan Kantor Perikanan NOAA di Alaska. Selain itu, adanya batasan panen pun membuat nelayan tidak bisa serta-merta mengambil kepiting ini.

2. Penangkapan yang sulit

Seperti dijelaskan sebelumnya, kepiting alaska tidak dikembangbiakkan secara khusus dan hanya ditangkap di habitat aslinya. Sementara itu, lingkungan tempat tinggal kepiting alaska berada di kedalaman 36-182 meter, melansir Alaskan King Crab.

Tidak hanya itu, penangkapan kepiting alaska biasanya dilakukan sekitar musim dingin dengan alat khusus yang disebut pot. Pot akan diturunkan ke dasar laut dan baru diangkat 1-2 hari kemudian. Sayangnya, tidak semua hasil tangkapan bisa dipanen. Hanya kepiting sesuai kriteria saja yang bisa dibawa kembali ke pantai.

Baca Juga: Manfaat Kepiting Tapal Kuda yang Harganya Rp200 Juta

3. Masa panen yang lama

Kenapa Harga Kepiting Alaska Mahal? Berikut Alasannyailustrasi kepiting alaska (dok. NOAA Fisheries)

Alasan lain kenapa harga kepiting alaska mahal adalah lamanya waktu tunggu masa panen. Pemerintah setempat membatasi umur kepiting yang dipanen. Menurut aturan, hanya kepiting alaska berumur 7-9 tahun saja yang bisa dipanen. Bahkan, nelayan pun perlu menunggu kepiting berkembangbiak hingga 4-5 tahun. Intinya, kamu perlu menunggu waktu cukup lama hingga kepiting ini bisa dipanen.

4. Pengiriman yang lama dan sulit

Terakhir, alasan kenapa harga kepiting alaska mahal juga berkaitan dengan metode pengirimannya. Dahulu nelayan perlu melaut sekitar 3-4 minggu sebelum kembali ke pantai. Selain itu, kepiting alaska pun perlu disortir lagi hingga siap dikirim.

Pengirimannya pun dikatakan tidak bisa sembarangan. Demi menjaga kesegaran kepiting sampai ke restoran dan disajikan, perlu pengemasan yang sedemikian rupa sehingga kesegarannya terjaga.

Terlepas dari alasan kenapa harga kepiting alaska mahal, hewan ini juga kaya akan nutrisi, lho. Dibanding kepiting lain, kalori kepiting alaska cenderung lebih rendah, tetapi protein vitamin B12, dan omega-3 tinggi, melansir Alaska Seafood.

Baca Juga: Kenapa Kepiting Berjalan Menyamping? Ini Penjelasannya

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya