5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kuno

Apakah kamu pernah mendengar mitos berikut ini?

Tata Surya dan planet-planetnya bukanlah topik yang asing buat kita. Sejak duduk di sekolah dasar, kita sudah belajar tentang Tata Surya dan berkenalan dengan planet-planet yang jadi tetangga Bumi. Nyatanya, ilmu astronomi bukanlah sesuatu yang baru.

Jauh sebelum teleskop dan pesawat luar angkasa canggih diciptakan, orang-orang kuno yang hidup di masa lalu juga sudah mempelajari astronomi dengan mengamati pergerakan benda-benda langit di malam hari. Sayangnya karena teknologinya yang minim, ditambah kepercayaan kepada dewa-dewa yang kuat, membuat orang-orang ini justru mengambil kesimpulan yang salah.

Berikut beberapa mitos mengenai alam semesta yang dipercaya oleh peradaban kuno di masa lalu!

1. Bumi adalah pusat dari alam semesta

5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kunogambar planet Bumi (unsplash.com/NASA)

Saat ini kita tahu bahwa matahari adalah pusat Tata Surya. Sebaliknya bagi orang-orang Yunani Kuno, Bumi-lah pusat dari Tata Surya bahkan alam semesta. Dilansir NASA, gagasan ini pertama kali disebutkan oleh filsuf Yunani Aristoteles yang hidup dari tahun 384 SM - 322 SM.

Gagasan Bumi sebagai pusat semesta kemudian bertahan selama 1.500 tahun, hingga Nicholaus Copernicus mematahkan teori tersebut pada tahun 1543. Alih-alih setuju dengan orang Yunani Kuno, astronom Polandia ini justru menyebutkan bahwa Bumi dan planet lain di Tata Surya mengelilingi matahari. Bukan hanya itu, Nicholaus Copernicus juga menyebutkan bahwa Bumi berotasi pada porosnya.

 

2. Bulan dapat mengubah perilaku seseorang

5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kunogambar bulan purnama (unsplash.com/Aron Visuals)

Sebagai satelit alami Bumi satu-satunya, keberadaan Bulan tentu sangat mempengaruhi Bumi. Pernyataan ini nyatanya bukan hanya diterima orang-orang di zaman modern, tapi juga orang-orang Eropa yang hidup di Abad Pertengahan. Dilansir National Geographic, orang-orang di Abad Pertengahan percaya kalau Bulan dapat mempengaruhi bahkan mengubah seseorang.

Misalnya membuat orang jadi demam hingga gila. Kepercayaan ini jugalah yang menjadi asal muasal munculnya kata 'Loony' atau 'Lunatic' dalam Bahasa Inggris. Dalam Bahasa Indonesia, kedua kata ini berarti gila dan keduanya diambil dari penyebutan Bulan dalam Bahasa Latin yakni Luna.

 

Baca Juga: 10 Mitos Gempa Bumi di Berbagai Negara, Bagaimana Terjadinya? 

3. Matahari melintasi langit dengan menggunakan kereta

5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kunogambar Ra dalam mitologi Mesir Kuno (commons.m.wikimedia.org/Unknown author)

Bagi kita, matahari hanyalah sebuah bintang. Namun bagi orang-orang di Mesir Kuno, keberadaan matahari di langit jauh lebih istimewa. Dilansir World History, dewa matahari atau Ra merupakan salah satu dewa paling agung dan kuat dalam kepercayaan mereka.

Orang Mesir Kuno percaya kalau matahari yang merupakan perwujudan dari Ra, melintasi langit setiap harinya dengan menggunakan kereta untuk memberikan energi kehidupan bagi rakyat Mesir. Penyembahan terhadap matahari sendiri sudah dilakukan rakyat Mesir Kuno sejak tahun 2613 SM dan baru berhenti ketika ajaran Kristen mulai menyebar di Mesir 2.000 tahun kemudian.

 

4. Alam semesta berbentuk seperti piringan dan mengapung di lautan

5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kunoilustrasi menara di Babilonia (commons.m.wikimedia.org/Pieter Breugel)

Dibandingkan dengan peradaban kuno lainnya, orang Babilonia adalah yang paling ahli dalam hal astronomi. Dilansir Phys, sekitar 6.000 tahun yang lalu, orang-orang ini membangun menara tinggi untuk mengamati pergerakan benda langit di malam hari. Mereka jugalah orang pertama yang dapat memprediksi dengan tepat kapan gerhana terjadi.

Sayangnya berbanding terbalik dengan pengetahuan mereka tentang pergerakan benda langit yang sangat maju, pemahaman mereka tentang alam semesta sangatlah primitif. Orang Babilonia percaya bahwa alam semesta berbentuk seperti piringan dan mengapung di atas lautan. 

 

5. Gerhana matahari terjadi karena roh jahat memakannya

5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kunogambar gerhana matahari (unsplash.com/Jongsun Lee)

Gerhana matahari adalah fenomena dimana Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus. Akibatnya, cahaya matahari yang seharusnya sampai ke Bumi, terhalang oleh bayangan Bulan. Dari permukaan Bumi, gerhana seolah-olah terlihat seperti matahari ditelan oleh bayangan hitam.

Dilansir Space, nyatanya hilangnya matahari menimbulkan banyak ketakutan bagi orang-orang di era peradaban kuno. Menurut Suku Aztec di Meksiko, matahari menghilang karena ditelan oleh seekor jaguar. Untuk membuatnya kembali, orang-orang Aztec akan berteriak sekeras mungkin ke langit dan membuat jaguar itu ketakutan hingga memuntahkan kembali matahari.

Bukan hanya Suku Aztec di Meksiko, orang India di masa lalu juga mempercayai hal yang persis sama. Bedanya yang menelan matahari bukan jaguar, melainkan iblis jagat bernama Rahu.

Berbeda dengan kita yang memiliki teknologi canggih, orang-orang dulu mengandalkan pengamatan dengan bantuan alat seadanya. Ditambah dengan kepercayaan yang kuat pada berbagai kisah mitologi, gak heran kalau mitos seputar alam semesta 'tumbuh subur' saat itu.

Baca Juga: Mitos Lantai 4 dan 13 di Hotel dan Apartemen, Ada Apa Sebenarnya?

Siti Marliah Photo Verified Writer Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya