Bintang Stephenson 2-18, Jauh Lebih Besar dari Matahari

Ukuran Matahari bukan tandingannya

Matahari yang menjadi pusat tata surya hanyalah satu dari sekian banyak bintang di alam semesta. Meskipun terpaut jarak sejauh hampir 150 juta kilometer, cahaya dari Matahari masih mampu untuk menerangi Bumi. Pusat dari tata surya ini sendiri memiliki ukuran sebesar 109 kali ukuran diameter Bumi.

Namun, besarnya Matahari ini masih dibilang sangat kecil dibandingkan bintang-bintang lainnya. Bintang terbesar yang diketahui sekarang memiliki nama Stephenson 2-18. Seberapa besar sebenarnya bintang ini? Berikut pembahasannya.

1. Ukuran yang sangat besar

Bintang Stephenson 2-18, Jauh Lebih Besar dari MatahariPerbandingan ukuran bintang terbesar dengan Matahari (dok. Info Astronomy)

Ukuran jari-jari dari Stephenson 2-18 adalah 2.150 jari-jari matahari (solar radius). Hal ini berarti Stephenson 2-18 berukuran lebih dari dua ribu kali Matahari. Melansir Info Astronomy, jika pusat tata surya kita digantikan oleh bintang ini, lapisan atmosfer terluar Stephenson 2-18 mampu menelan orbit Saturnus.

Jika kita mencoba memasukkan Bumi ke dalam Matahari, bintang ini dapat memuat kurang lebih 1.300.000 planet Bumi. Sementara itu, Stephenson 2-18 mampu memuat kurang lebih sebanyak 10 miliar Matahari.

2. Ditemukan 31 tahun lalu

Bintang Stephenson 2-18, Jauh Lebih Besar dari MatahariBintang Stephenson 2-18 yang berada di tengah gambar (dok. Université de Strasbourg/CNRS)

Nama bintang Stephenson 2-18 diambil dari penemunya, yaitu Charles Bruce Stephenson pada 1990. Astronom asal Amerika Serikat ini menemukan gugus bintang terbuka yang dinamai Stephenson 2 melalui pencarian data lewat survei infamerah. Di dalam gugus bintang ini, terdapat puluhan bintang lainnya selain Stephenson 2-18.

Baca Juga: Ini 7 Mitos Gerhana Matahari yang Harus Kamu Ketahui Kebenarannya!

3. Jaraknya sangat jauh dari Bumi

Bintang Stephenson 2-18, Jauh Lebih Besar dari MatahariIlustrasi tata surya (unsplash.com/Arnaud Mariat)

Stephenson 2-18 yang terletak di gugus bintang Stephenson 2 ini berada di rasi bintang Scutum. Bintang ini memiliki jarak sejauh sekitar 5.800 parsec atau sekitar 19.800 tahun cahaya dari Bumi.

Satu tahun cahaya adalah jarak yang mampu ditempuh cahaya di dalam ruang hampa selama satu tahun. Dalam satu tahun, cahaya mampu bergerak sejauh 9,46 triliun kilometer. Jika kita ingin pergi ke bintang Stephenson 2-18, akan memakan waktu selama 19.800 tahun jika kita bergerak dalam kecepatan cahaya.

4. Merupakan bintang super raksasa merah

Bintang Stephenson 2-18, Jauh Lebih Besar dari MatahariIlustrasi bintang super raksasa merah (dok. AAS Nova)

Stephenson 2-18 termasuk dalam kategori bintang super raksasa merah (red supergiant). Bintang yang termasuk ke dalam kategori ini adalah bintang yang memiliki volume paling besar di alam semesta.

Suhu permukaan rata-rata bintang super raksasa merah berada di bawah 4.100 K. Matahari yang termasuk dalam kategori bintang kerdil kuning (yellow dwarf star) memiliki suhu permukaan sebesar 5.778 K.

5. Termasuk bintang yang redup

Bintang Stephenson 2-18, Jauh Lebih Besar dari MatahariIlustrasi pancaran cahaya Matahari (dok. NASA)

Pancaran cahaya yang dihasilkan oleh objek luar angkasa diukur dengan satuan magnitudo. Semakin kecil angka magnitudonya, semakin terang pancaran cahaya yang dihasilkan oleh benda angkasa. Mata manusia dapat melihat bintang hingga magnitudo 6.5 dalam kondisi yang paling gelap.

Bintang-bintang di gugus bintang Stephenson 2 diurutkan dari yang paling terang. Ini berarti Stephenson 2-18 berada di urutan ke-18 pada bintang paling terang di gugus bintang tersebut.

Bintang ini memiliki magnitudo sebesar 15,2 yang berarti kita harus melihat Stephenson 2-18 dengan bantuan teleskop. Sebagai perbandingan, bintang paling terang yang dapat dilihat dari bumi adalah Sirius dengan magnitudo -1,46 dan Matahari sendiri memiliki magnitudo sebesar -26,74.

Berikut pembahasan tentang bintang Stephenson 2-18 yang merupakan bintang terbesar saat ini. Apakah kamu suka mengamati langit malam? Berikan komentarmu pada kolom komentar di bawah!

Baca Juga: Fenomena Aphelion, Bumi Sedang "Musuhan" dengan Matahari

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya