Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tampak dekat lumba-lumba hidung botol (unsplash.com/dcordash)

Gak cuma kecerdasan dan kelucuannya, lumba-lumba juga dikenal karena kemampuan ekolokasinya yang menakjubkan. Dengan sistem sonarnya ini, lumba-lumba bisa mencari makan dengan mudah di dalam laut. Indra keenamnya ini gak banyak dimiliki mamalia lain. Cuma paus, kelelawar, celurut, dan beberapa jenis hewan pengerat yang diketahui punya kemampuan ini.

Nah, baru-baru ini para peneliti menemukan kalau lumba-lumba punya indra ketujuh. Lumba-luma yang dimaksud adalah lumba-lumba hidung botol. Dugaan ini sudah muncul sejak peneliti menemukan organ unik pada moncong lumba-lumba. Apa itu? Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang indra ketujuh lumba-lumba lewat penjelasannya berikut ini!

 

1. Lumba-lumba punya kumis?

tampak dekat lumba-lumba hidung botol (commons.wikimedia.org/Dolfijn.spetter)

Tahukah kamu kalau lumba-lumba hidung botol yang baru lahir punya kumis? Ya, di sepanjang sisi-sisi moncongnya, ada beberapa lubang unik. Oleh para peneliti, lubang-lubang ini dinamakan vibrissal crypts atau lubang vibrissal

Pada lumba-lumba hidung botol yang baru lahir, lubang-lubang ini ditumbuhi kumis mirip kumis anjing laut. Namun, kumisnya itu langsung rontok dan meninggalkan lubang-lubang mirip lesung pipit. Nah, lubang vibrissal ini disebut struktur vestigial atau struktur peninggalan dari nenek moyang lumba-lumba yang sudah gak dipakai lagi.

Menariknya, lumba-lumba guyana juga diketahui punya lubang vibrissal ini. Dilansir laman National Geographic, lumba-lumba asli Amerika Selatan ini menggunakan organ sensor pada moncongnya itu untuk mendeteksi medan listrik. Mereka juga jadi spesies lumba-lumba pertama yang dikonfirmasi punya kemampuan itu. Lantas, bisakah lumba-lumba hidung botol mendeteksi medan listrik seperti lumba-lumba guyana?

2. Peneliti ajak lumba-lumba lakukan tes

sepasang lumba-lumba di laut (unsplash.com/ansonfotos)

Untuk menguji kemampuan elektroresepsinya, tim peneliti mengajak dua ekor lumba-lumba hidung botol untuk melakukan tes. Lumba-lumba lucu bernama Dolly dan Donna dilatih untuk menyandarkan rahangnya pada logam dan berenang menjauh kalau merasakan medan listrik. Tim kemudian mengaktifkan medan listrik dengan kekuatan berbeda-beda. 

Hasilnya? Ya, mereka bisa mendeteksi medan listrik! Dalam hasil penelitian yang dimuat Journal of Experimental Biology akhir November 2023 lalu, keduanya bisa merespons medan listrik arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) berfrekuensi rendah dengan baik. Mereka lebih sensitif terhadap medan DC: Donna bisa mendeteksi arus DC serendah 2,4 mikrovolt per sentimeter, sementara Dolly pada 5,5 mikrovolt per sentimeter.

Meski begitu, tim peneliti masih belum yakin apakah kemampuan mendeteksi medan listrik ini digunakan lumba-lumba hidung botol di alam liar atau tidak. Mereka masih butuh meneliti lebih lanjut mengingat Dolly dan Donna adalah hewan penangkaran. Namun, mengingat elektroresepsi punya banyak kegunaan, bukan gak mungkin kalau kemampuan ini memang digunakan.

3. "Indra ketujuh" punya banyak kegunaan

Lumba-lumba berenang di laut. (pexels.com/joe-boyne-1853166)

Elektroresepsi sangat berguna pada situasi saat lumba-lumba gak bisa menggunakan sistem sonar atau penglihatan tajamnya. Penglihatan lumba-lumba guyana yang suka mencari mangsa di dasar laut, misalnya, akan terganggu oleh sedimen. Ekolokasinya juga gak bisa berfungsi dalam jarak dekat.

FYI, semua organisme menghasilkan medan listrik. Pada organisme yang hidup di bawah air, mereka menghasilkan medan arus searah (DC). Beberapa di antaranya, seperti ikan, juga menghasilkan medan arus bolak-balik (AC), terutama saat menggerakkan insang. Nah, elektroresepsi memungkinkan lumba-lumba mengenali mangsa yang terkubur sedimen dari medan listrik yang dihasilkan. 

Kemampuan elektroresepsi juga menjelaskan teka-teki tentang bagaimana paus bergigi, seperti lumba-lumba, bisa berkelana di laut tanpa tersesat mengandalkan medan magnet bumi. Lumba-lumba, yang berenang melalui area lemah medan magnet bumi dengan kecepatan normal, menghasilkan listrik yang bisa tubuhnya deteksi. Kalau berenang lebih cepat, ia mungkin akan lebih merasakan medan magnet bumi lewat arus listrik yang dihasilkan. Jadi, bukan gak mungkin kalau lumba-lumba juga punya indra tambahan selanjutnya, yakni mendeteksi medan magnet. 

4. Cuma beberapa yang punya kemampuan langka ini dan hiu yang paling peka

tampak dekat lumba-lumba hidung botol (commons.wikimedia.org/TMSF)

Hasil temuan ini menunjukkan kalau lumba-lumba hidung botol bisa masuk dalam daftar kecil hewan dengan kemampuan elektroresepsi yang langka. Menurut laman Smithsonian Magazine, sudah ada ikan-ikan bertulang rawan, seperti hiu dan pari, berada dalam daftar. Beberapa hiu bahkan bisa mendeteksi arus listrik selemah 5 nanovolt per sentimeter persegi atau 0,005 mikrovolt per sentimeter persegi. 

Menariknya, meski semua organisme menghasilkan medan listrik, sampai saat ini pemilik kemampuan elektroresepsi sebagian besar cuma hewan akuatik dan semiakuatik. Selain ikan bertulang rawan, ada juga beberapa hewan amfibi. Pada mamalia, baru ada lumba-lumba, ekidna, dan platipus.

Fakta kalau sekarang sudah ada pada dua spesies lumba-lumba menunjukkan kalau elektroresepsi bisa jadi ciri umum yang dimiliki banyak lumba-lumba dan paus bergigi lainnya. Bagaimana kalau menurutmu? Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari para peneliti, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team