Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi magnet
ilustrasi magnet (pexels.com/Kate Trysh)

Intinya sih...

  • Magnet alami sudah ada ribuan tahun lalu sebagai alat navigasi.

  • Besi adalah bahan utama dalam pembuatan magnet permanen. Ia sering digunakan dalam motor listrik dan peralatan rumah tangga.

  • Baja menjadi pilihan terbaik untuk magnet permanen karena kuat, tahan lama, dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu bertanya-tanya, magnet terbuat dari apa? Meski magnet sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, benda ini sering dianggap kecil karena kemampuannya hanya untuk menarik logam. Kenyataannya, magnet diam-diam bekerja di balik perangkat elektronik modern, seperti kompas, speaker telepon, dan motor listrik.

Rasa ingin tahu tentang bahan penyusun magnet bisa menjadi awal yang menyenangkan bagi kamu, lho. Ada fakta bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat magnet ternyata gak cuma unik, tetapi juga memiliki sejarah yang panjang tentang teknologi, ilmu pengetahuan, bahkan sejarah manusia. Tertarik mengetahui magnet lebih dalam? Baca uraian berikut!



1. Tahukah kamu bahwa magnet alami sudah ada sejak ribuan tahun lalu?

ilustrasi kompas (pexels.com/Valentin Antonucci)

Magnet bukan penemuan baru bagi para ilmuwan, lho. Magnet alami telah ditemukan oleh manusia ribuan tahun lalu, jauh sebelum ilmuwan modern menelitinya. Sebagai contoh, mineral besi oksida (Fe3O4), yang dikenal sebagai batu lodestone atau magnetit, secara alami memiliki kemampuan untuk menarik logam sederhana.

Bayangkan betapa ajaibnya benda ini bagi orang-orang tua yang belum akrab dengan teori fisika kontemporer? Mereka menemukan sebuah batu yang dapat menarik logam tanpa sentuhan, sebuah temuan yang dianggap luar biasa pada saat itu. Nah, sejak saat itu, batu magnetit mulai digunakan sebagai alat navigasi, terutama dalam bentuk kompas sederhana yang membantu penjelajah menemukan jalan saat bertualang.

Rasa ingin tahu manusia sudah ada sejak lama, seperti yang ditunjukkan oleh kisah magnet alami ini. Pada akhirnya, magnet menjadi pintu gerbang pengetahuan. Ia membawa umat manusia pada penemuan sains dan teknologi yang luar biasa.


2. Besi, bahan yang paling sering digunakan untuk membuat magnet

ilustrasi magnet lemari es (pexels.com/Melike B)

Besi adalah logam bersifat feromagnetik. Itu berarti ia dapat ditarik oleh magnet dan dapat menjadi magnet sendiri setelah dimagnetisasi. Sifat ini membuat besi sering dipakai sebagai bahan utama dalam pembuatan magnet permanen sederhana.

Namun, besi murni memiliki kelemahan, lho. Magnet yang terbuat hanya dari besi cepat lemah. Oleh karena itu, untuk membuat sifat magnetik besi lebih tahan lama dan stabil, para ilmuwan sering menggabungkannya dengan bahan lain.

Banyak benda yang kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan magnet berbasis besi. Motor listrik, lemari es, dan peralatan rumah tangga sederhana jadi contohnya. Dalam dunia magnet, besi sangat penting meski tampak biasa.


3. Baja jadi pilihan terbaik untuk magnet permanen

ilustrasi magnet batangan (commons.wikimedia.org/Aney)

Karena dibuat dari campuran besi dan karbon, baja kerap jadi pilihan terbaik untuk magnet permanen. Baja dikenal sangat kuat dan mampu mempertahankan sifat magnetnya lebih lama daripada besi murni. Untuk alasan ini, baja banyak digunakan dalam pembuatan magnet permanen.

Jika kamu pernah melihat magnet batangan di sekolah, sangat mungkin itu terbuat dari baja. Magnet seperti ini tetap menarik, bahkan setelah bertahan lama. Hal ini membuat baja populer di bidang pendidikan dan bisnis, terutama untuk magnet yang awet.

Selain itu, baja mudah dibentuk menjadi berbagai ukuran dan bentuk magnet. Jjadi gak mengherankan kalau banyak produk magnet yang digunakan sehari-hari terbuat dari baja. Baja memainkan peran penting dalam menjaga kekuatan magnet dari alat elektronik hingga mainan anak-anak.


4. Magnet superkuat dari neodimium

ilustrasi hard disk komputer (pexels.com/Azamat Esenaliev)

Magnet neodimium adalah bintang utama saat ini. Magnet ini terbuat dari campuran neodimium (logam tanah jarang), besi, dan boron. Hasilnya ialah magnet yang sangat kuat yang jauh melampaui magnet biasa yang terbuat dari besi atau baja. Kamu mungkin pernah mencoba magnet kecil yang menempel pada logam dengan begitu kuat sehingga sulit dilepaskan, kan? Sangat mungkin itu adalah magnet neodimium, lho.

Teknologi canggih seperti hard disk komputer, motor listrik, mobil listrik, dan perangkat medis seperti MRI sering menggunakan magnet jenis ini. Magnet neodimium menjadi bukti nyata bagaimana sains dan teknologi dapat mengoptimalkan bahan alam. Bahan ini memiliki kekuatan tarik yang besar meski ukurannya kecil. Gak mengherankan kalau magnet ini semakin banyak digunakan dalam berbagai bidang industri kontemporer dan inovasi.


5. Samarium–kobalt, magnet tahan panas yang tangguh

ilustrasi motor listrik (pexels.com/Fang)

Selain neodimium, samarium–kobalt juga termasuk magnet yang berbasis tanah jarang. Namun, magnet yang satu ini dikenal tahan panas. Samarium–kobalt terdiri dari campuran unsur samarium dan kobalt yang sangat tahan terhadap suhu tinggi. Bisa dibilang, samarium–kobalt jadi salah satu magnet yang andal di pasar karena sifat magnetiknya tetap stabil bahkan ketika digunakan pada suhu tinggi.

Magnet ini bagus diaplikasikan pada mesin yang membutuhkan performa tinggi, seperti turbin jet, motor listrik berkecepatan tinggi, dan perangkat militer. Samarium–kobalt ini memiliki keunggulan dalam ketahanan korosi dan stabilitas suhu. Meski begitu, kekuatannya sedikit lebih rendah dibandingkan magnet neodimium. Jenis magnet ini juga gak akan rusak jika berada dalam kondisi yang akan merusak magnet lainnya.

Kehadiran samarium–kobalt menunjukkan bahwa setiap jenis magnet memiliki keunggulan tertentu. Jika dibandingkan dengan neodimium, kekuatan tarik-menarik samarium–kobalt terbilang sedikit lebih rendah. Namun, mereka unggul pada daya tahan dan kestabilan. 


6. Kobalt dan nikel merupakan pendukung yang tidak boleh diabaikan

ilustrasi nikel (freepik.com/evening_tao)

Kobalt dan nikel termasuk logam feromagnetik sehingga dapat dipakai sebagai bahan tambahan untuk membuat magnet yang lebih stabil dan tahan lama. Kobalt biasanya digunakan untuk membuat magnet tahan panas. Itu karena banyak aplikasi magnet yang membutuhkan daya tahan tinggi, tapi ringan. Kobalt dan nikel menjadi "pemain pendukung" yang meningkatkan karakteristik magnet meski jarang disebutkan. Magnet modern gak akan sekuat, setahan lama, dan seefisien saat ini tanpa keduanya.


7. Magnet karet fleksibel, magnet lentur dan praktis

ilustrasi magnet kulkas (pexels.com/Walls.io)

Selain magnet logam, ada magnet karet fleksibel (flexible rubber magnet). Magnet ini terbuat dari campuran serbuk ferit dan karet atau plastik yang fleksibel. Ini memungkinkan magnet dibentuk menjadi tipis, lentur, dan mudah dipotong sesuai kebutuhan. Walau gak semenarik neodimium atau samarium–kobalt, keunggulan utamanya ialah fleksibilitas dan biaya produksi yang rendah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering menemukan magnet karet fleksibel tanpa disadari, contohnya stiker magnet di kulkas, mainan edukasi untuk anak-anak, papan reklame, dan label produk. Magnet ini menunjukkan bahwa gak semua magnet harus "keras". Ada juga magnet yang berfokus pada kenyamanan, gaya, dan penggunaan sehari-hari, kok.

8. Untuk klasifikasi bahan magnet, mana yang paling unik?

ilustrasi bahan nikel pada baterai (unsplash.com/Mika Baumeister)

Mengetahui klasifikasi magnet berdasarkan sifat bahan adalah penting untuk memahaminya lebih dalam. Secara umum, bahan magnet terbagi menjadi tiga kategori utama, yaitu feromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. Setiap kategori bertindak terhadap medan magnet dengan cara yang berbeda, lho.

Bahan feromagnetik, seperti besi, kobalt, dan nikel, jadi yang paling kuat karena bisa dimagnetisasi secara permanen. Sementara itu, bahan paramagnetik, seperti aluminium, hanya sedikit tertarik oleh medan magnet. Sifatnya pun akan hilang ketika medan magnet dihapus. Lalu, bahan diamagnetik, seperti tembaga atau emas, justru menolak medan magnet meski sangat lemah.

9. Magnet buatan inovasi dari paduan logam

ilustrasi bluetooth speaker (unsplash.com/abdulsamad shahbaz khan)

Selain magnet alami, ada juga magnet buatan yang dibuat dari campuran logam. Alniko adalah perpaduan aluminium, nikel, dan kobalt. Selanjutnya, ada ferit yang merupakan campuran oksida besi dengan barium atau strontium.

Dalam industri elektronik, keduanya banyak digunakan. Magnet alniko dikenal karena kekuatannya yang stabil pada suhu tinggi. Sementara, magnet ferit lebih ringan dan lebih murah, jadi banyak digunakan dalam speaker, motor listrik, dan perangkat rumah tangga. Adapun, magnet buatan memperlihatkan bagaimana kemampuan manusia dalam membuat inovasi sesuai keadaan zaman.

Sekarang, ada berbagai jenis magnet buatan yang memungkinkan magnet dirancang untuk kebutuhan yang sangat khusus. Magnet ringan ada yang dipakai untuk perangkat portabel dan magnet yang sangat kuat digunakan untuk mesin industri. Ini semua hasil dari kemajuan teknologi material.

Sekarang, kamu tahu, kan, magnet terbuat dari apa? Ternyata, untuk membuat magnet, kita memerlukan berbagai jenis logam, termasuk besi, baja, kobalt, nikel, dan neodimium. Lalu, ada paduan logam, seperti ferit atau alniko. Keren, ya!

Referensi
“A Quick Guide to Magnets, Magnetic Metals & Non-Magnetic Metals”. Eclipse Magnetics. Diakses pada November 2025.
“How Are Magnets Made and What Are They Made Of?”. Dowling Magnets. Diakses pada November 2025.
“Magnetic Materials”. First4Magnets. Diakses pada November 2025.
“Permanent Magnetic Materials”. MagnetStore. Diakses pada November 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎