Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kesurupan Itu Nyata? Begini Penjelasan Ilmu Sains

ilustrasi kesurupan
ilustrasi kesurupan (commons.wikimedia.org/Adyagustian)
Intinya sih...
  • Aktivitas otak dapat menjelaskan kondisi kesurupan.
  • Otak menghasilkan pengalaman internal yang terasa nyata bagi orang yang mengalaminya.
  • Orang lain dapat mengalami reaksi serupa karena terpengaruh sugesti dan ketegangan bersama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fenomena kesurupan kerap memicu rasa penasaran karena terlihat misterius sekaligus menegangkan. Pertanyaan apakah kesurupan itu nyata sering muncul saat seseorang menyaksikan orang lain mendadak berteriak, berbicara dengan suara yang berbeda, atau melakukan gerakan tak biasa. Banyak kebudayaan di dunia mengaitkan kesurupan dengan masuknya roh atau makhluk gaib ke dalam tubuh manusia, tetapi banyak ilmuwan yang mencoba mengungkap fakta yang terjadi di balik fenomena tersebut.

Catatan mengenai kesurupan dapat ditemukan sejak ratusan tahun lalu di berbagai belahan dunia, mulai dari Asia, Timur Tengah, hingga Eropa. Tiap masyarakat menafsirkan gejala itu sesuai kepercayaan lokal. Ada yang menganggapnya sebagai tanda gangguan gaib, ada pula yang melihatnya sebagai bagian dari ritual adat. Mari, simak bagaimana fenomena kesurupan yang selama ini masih diselimuti mitos.

1. Aktivitas otak dapat menjelaskan kondisi kesurupan

ilustrasi otak
ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Kesurupan sering dianggap sebagai masuknya entitas gaib ke tubuh, padahal fenomena ini dapat dijelaskan melalui cara kerja otak manusia itu sendiri. Saat kesurupan terjadi, rekaman aktivitas listrik menggunakan elektroensefalografi (EEG) memperlihatkan pola yang tidak sama dengan kondisi sadar normal. Bagian otak yang terlibat dalam pengaturan emosi, sistem limbik, menunjukkan lonjakan aktivitas sehingga memicu respons emosional yang intens.

Perubahan pola gelombang otak juga terdeteksi. Gelombang beta yang biasanya dominan saat sadar menurun dan digantikan gelombang teta atau delta yang umum terjadi saat fase tidur. Pergeseran ini membuat seseorang berada dalam kondisi setengah sadar sehingga muncul sensasi tubuh dikendalikan oleh pihak luar. Sebenarnya, otak sedang menghasilkan pengalaman internal yang terasa nyata bagi orang yang mengalaminya. Fenomena inilah yang kerap disalahartikan sebagai pengaruh makhluk gaib.

2. Lingkungan sosial turut memicu munculnya kesurupan

ilustrasi kesurupan
ilustrasi kesurupan (commons.wikimedia.org/Bisma27)

Kajian dari Memorial University of Newfoundland, Kanada, menemukan bahwa kesurupan tidak lepas dari pengaruh lingkungan sosial. Peristiwa kesurupan massal, misalnya, sering diawali oleh satu individu yang lebih dulu menunjukkan gejala. Orang lain yang menyaksikan dapat mengalami reaksi serupa karena terpengaruh sugesti dan ketegangan bersama. Proses ini disebut efek penularan sosial atau contagion effect, yang sering muncul di tempat seperti sekolah atau pabrik.

Lingkungan yang bising, suhu panas, kepadatan orang, dan suasana emosional yang tegang turut berperan. Kondisi tersebut dapat memicu peningkatan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol, yang mengubah cara kerja saraf otonom. Saat respons stres mencapai ambang tertentu, tubuh dapat bereaksi secara ekstrem, menimbulkan gerakan atau ekspresi yang tampak di luar kendali. Fenomena ini menunjukkan bahwa kesurupan dapat dijelaskan sebagai hasil interaksi tubuh dan lingkungannya, bukan bukti keterlibatan roh.

3. Kesurupan dapat dipandang sebagai anomali biologis yang terukur

ilustrasi kesurupan
ilustrasi kesurupan (commons.wikimedia.org/Tahiro Achoub)

Kesurupan tidak dipandang sebagai sesuatu yang supranatural, melainkan respons biologis yang bisa diamati. Peningkatan aktivitas saraf otonom menyebabkan detak jantung melonjak, tekanan darah naik, bahkan kontraksi otot menjadi lebih kuat sehingga orang yang kesurupan terlihat memiliki tenaga di luar kebiasaan.

Reaksi tersebut merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh yang aktif saat menghadapi situasi berbahaya. Dalam beberapa kasus, kesurupan dapat menyerupai kondisi trans atau trance state. Adapun, kesadaran tidak sepenuhnya bekerja normal. Fenomena ini mirip dengan sleep paralysis ketika otak terjaga, tetapi tubuh masih dalam keadaan seperti tidur. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kesurupan merupakan kejadian anomali yang dapat ditelusuri tanpa harus mengaitkannya dengan konsep gaib.

Kesimpulannya, pertanyaan apakah kesurupan itu nyata dapat dijawab dengan ya. Itu karena fenomena tersebut memang terjadi dan dapat diamati. Kesurupan memiliki sebab alami yang dapat diteliti, bukan sesuatu yang sepenuhnya mistis. Jadi, setelah memahami fakta-fakta tersebut, masihkah kamu percaya bahwa kesurupan terjadi karena makhluk gaib?

Referensi
"Can people be possessed by evil spirits?". The Guardian. Diakses pada Oktober 2025.
"Demonic-Possession Phenomenon Merits Scientific Study". Psychiatric News. Diakses pada Oktober 2025.
"Possessed or Poisoned? Modern Medical Science Tries Explain". Medical Daily. Diakses pada Oktober 2025.
"Possession". Britannica. Diakses pada Oktober 2025.
"The science behind demons". The Varsity. Diakses pada Oktober 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Walik Kepala Ungu, Burung Merpati dengan Warna Unik!

14 Okt 2025, 21:44 WIBScience