Portet seekor celurut di alam liar. (pixabay.com/Rollstein)
Secara mengejutkan, keluarga celurut (Soricidae) atau yang lebih kita kenal dengan sebutan "curut" masuk ke dalam kategori mamalia yang memiliki racun. Meski diduga seluruh jenis celurut memiliki racun, belum diteliti secara pasti soal kebenarannya.
Akan tetapi, sudah jelas kalau ada tiga jenis celurut yang diketahui memiliki racun. Di antaranya ada celurut air Mediterania (Neomys anomalus), celurut ekor pendek utara (Blarina brevicauda), dan celurut air Eurasia (Neomys fodiens).
Mengutip laman Chemical & Engineering News, celurut ekor pendek utara memiliki racun yang berasal dari kelenjar ludah pada rahang bawahnya. Racun tersebut digunakan untuk melumpuhkan mangsa.
Ada dua jenis racun berbeda yang berhasil diidentifikasi peneliti dari spesimen celurut. Pertama, racun yang berasal dari peptida aktif yang diberi nama soricidin, sedangkan yang kedua adalah blarina toxin.
Uniknya, racun yang melumpuhkan mangsa dari celurut ini bisa membantu mereka menyimpan mangsanya. Diketahui, cacing tanah, tikus, hingga celurut lain bisa terkena dampak dari racun ini hingga lumpuh selama 15 hari dengan kondisi masih hidup. Dengan demikian, celurut tidak perlu khawatir pada risiko kebusukan jika ingin menyimpan mangsanya selama beberapa hari.