Manipulatif, 7 Hewan Jantan Ini Berbuat 'Curang' agar Bisa Kawin

Apakah kamu tahu anggang-anggang? Hewan ini disebut water strider dalam bahasa Inggris, dan mereka terkenal dengan kemampuannya berjalan di atas permukaan air tanpa tenggelam. Nah, anggang-anggang jantan ternyata punya kebiasaan yang terbilang 'curang' untuk memaksa betinanya kawin.

Dilansir laman Atlas Obscura, anggang-anggang betina dari genus Gerris punya kemampuan untuk menutup kelaminnya ketika ia sedang tidak ingin kawin. Tapi, anggang-anggang jantan gak akan terima begitu saja. Maka si jantan akan memaksanya kawin dengan cara naik ke punggung si betina lalu menggoyangkan permukaan air untuk menarik perhatian predator.

Tentu, hal itu akan mengancam nyawa si betina. Jika ia tetap menolak kawin, si jantan akan terus menggoyangkan permukaan air sehingga predator pun akan datang dan melahapnya. Maka mau tak mau si betina pun akan membuka kelaminnya dan membiarkan si jantan kawin dengannya. Wah, ternyata anggang-anggang jantan itu licik ya!

Seperti anggang-anggang, topi jantan juga memanfaatkan ketakutan betina terhadap predator untuk bisa kawin. Topi (Damaliscus lunatus jimela) adalah sejenis antelop yang masih berkerabat dengan wildebeest dan hidup di Afrika Tengah. Topi jantan sebenarnya bisa dibilang pahlawan karena suka memperingatkan betina dan anak-anak saat ada ancaman predator.

Tapi, terkadang topi jantan akan mengeluarkan suara peringatan palsu demi keuntungan mereka sendiri. Dilansir dari National Geographic, saat musim kawin, topi jantan akan membohongi topi betina dengan alarm palsu sambil berlari, agar si betina mengira ada predator. Si betina pun biasanya akan ikut berlari ke arah yang sama dengan si jantan supaya aman.

Topi jantan melakukan itu supaya si topi betina bisa digiring menjauhi para pejantan lainnya. Dengan demikian, ia punya kesempatan lebih besar untuk kawin serta menunda jantan lain mengawini betina tersebut. Selisih beberapa menit itu penting untuk memastikan pembuahan berhasil dan si jantan bisa melanjutkan garis keturunannya.

Ngengat armyworm (Spodoptera frugiperda) jantan punya cara yang mirip dengan topi untuk bisa kawin, yaitu membuat betina mengira bahwa ada ancaman dari predator. Namun yang dilakukan ngengat armyworm sedikit berbeda. Ia bukan mengeluarkan suara alarm tanda bahaya, melainkan meniru suara si predator itu sendiri, yaitu kelelawar.

Diceritakan laman Discover Magazine, ngengat armyworm betina punya kebiasaan diam mematung saat mendengar suara kelelawar. Maka ketika si betina diam ketakutan, si ngengat jantan pun bisa lebih mudah kawin dengannya. Benar-benar manipulatif!

Sementara lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan mengembangkan strategi 'curang' yang berbeda. Mereka bukan menipu si betina, melainkan menipu para saingannya yaitu pejantan lain. Setelah kawin, lalat buah jantan akan melepaskan feromon beraroma jantan ke tubuh si betina. Akibatnya, si betina jadi beraroma seperti lalat jantan.

Tentu saja, itu akan membuat si betina jadi gak menarik lagi bagi pejantan yang lain, setidaknya selama beberapa jam. Waktu beberapa jam itu cukup bagi si jantan yang pertama untuk memastikan spermanya berhasil membuahi si betina. Dengan demikian, garis keturunan si jantan pun bisa dipastikan akan berlanjut.

Pada sotong raksasa (Sepia apama) jantan, persaingan antar pejantan untuk mendapatkan pasangan biasanya akan dimenangkan oleh jantan yang berukuran besar. Maka jantan yang kalah ukuran harus punya strategi cerdik supaya bisa tetap kawin. Tapi strategi cerdik itu juga terdengar agak memalukan, yaitu menyamar menjadi sotong betina.

Dilansir Live Science, saat sotong raksasa jantan mendekati betina, ia akan menampilkan sisi aslinya di hadapan si betina. Sedangkan sisi tubuh sebaliknya akan ia ubah menjadi mirip betina, yaitu dengan menampilkan pola yang biasa dimiliki betina. Alhasil, ketika ada jantan berukuran lebih besar yang melihatnya, jantan tersebut tidak menganggapnya sebagai pesaing.

Strategi 'bermuka dua' itu akan memberinya cukup waktu untuk kawin dengan si betina, sebelum akhirnya ia ketahuan oleh si jantan yang lebih besar. Namun strategi itu hanya bisa sukses jika di sekitarnya hanya terdapat satu jantan. Jika di sekitarnya ada banyak jantan lain, kemungkinan besar ia akan cepat ketahuan dan berujung pada perkelahian.

Gurita alga (Abdopus aculeatus) jantan memiliki taktik yang hampir serupa dengan sotong raksasa. Sama seperti pada sotong raksasa, persaingan antar jantan biasanya menguntungkan jantan yang lebih besar, sedangkan jantan yang kecil harus menyamar dulu menjadi seperti betina untuk bisa kawin. Malah, penyamaran gurita alga jauh lebih baik dan lebih mirip.

Umumnya, taktik tersebut berhasil membuat gurita jantan yang kecil mendekati betina tanpa diserang gurita jantan. Namun karena penyamarannya terlalu hebat, terkadang si gurita jantan yang lebih besar malah jadi ingin kawin pula dengannya! Wah, ternyata malah jadi senjata makan tuan ya!

Sementara pada lalat kalajengking (Panorpa communis), si pejantan biasanya akan memberikan hadiah berupa makanan kepada betina supaya bisa kawin. Maka sebelum menghampiri betina, lalat kalajengking jantan harus mencari mangsa dulu untuk dibawakan kepada si betina. Tapi tak semua pejantan mau bermain sportif. Ada juga yang memakai strategi curang.

Strateginya adalah menyamar menjadi betina, sehingga ia bisa mendapatkan hadiah dari pejantan lain tanpa harus repot-repot mencari. Setelah itu ia pun bisa memberikan hadiah itu pada si betina pujaan hatinya. Namun, si penipu pun kadang bisa tertipu juga, karena bisa jadi si "betina" yang ia hampiri adalah jantan lain yang juga menyamar. Rumit!

Itulah tujuh hewan melakukan cara-cara curang atau manipulatif demi bisa kawin dengan betina. Memang, hewan jantan pun sama seperti manusia, harus melakukan perjuangan demi bisa mendapatkan pasangan. Tapi tentu cara-cara curang para hewan jantan tersebut untuk mendapat pasangan tidak pantas ditiru oleh manusia ya, Bro!