Mereka menyimpulkan bahwa SF merupakan hasil dari aktivitas air pada tahap akhir, artinya terbentuk akibat interaksi dengan air tanah dari gunung terdekat.
Mereka juga menemukan bahwa interaksi ini meninggalkan mineral seperti gypsum, mineral sulfat lunak yang terdiri dari kalsium sulfat dihidrat (CaSO₄) yang juga ditemukan di gurun-gurun Bumi.
Penelitian ini sejalan dengan temuan serupa yang dipresentasikan oleh Krishnamoorthi dan Atri tahun lalu pada Konferensi Internasional Kesepuluh tentang Mars. Dalam studi tersebut, mereka menganalisis data yang dikumpulkan dari Greenheugh Pediments (GP), sebuah formasi bukit pasir terdekat dengan endapan batuan yang telah mengeras dengan cara yang sama.
Dalam kedua kasus tersebut, para peneliti percaya bahwa gundukan pasir dan sistem air bawah tanahnya berperan dalam pembentukan formasi unik ini, yang dapat memiliki implikasi signifikan dalam pencarian kehidupan masa lalu (dan sekarang) di Mars.
Di Bumi, endapan batu pasir mengandung bukti kehidupan tertua, termasuk komunitas mikroorganisme yang mengikat sedimen dan menyebabkan mineral mengendap. Berdasarkan analogi terestrial ini, peneliti percaya bahwa endapan yang mengeras di Kawah Gale mungkin mengandung sisa-sisa bakteri purba yang terawetkan.
Penelitian terbaru ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang bagaimana Mars berevolusi dan berubah menjadi lingkungan yang sangat dingin dan kering seperti yang kita lihat di sana hari ini. Penelitian ini juga menyarankan bahwa lokasi-lokasi tersebut merupakan kandidat yang baik untuk misi-misi masa di masa depan yang akan melanjutkan pencarian kehidupan di Mars.