7 Fakta Gurun Putih di Mesir, Memiliki Bentang Alam Serupa dengan Planet Mars!

- Gurun Putih terletak di Provinsi New Valley, Mesir, berada di dalam wilayah Farafra Depression.
- Bentang alamnya terdiri dari batuan kapur putih seluas 3.000 km persegi yang terbentuk dari proses pelapukan angin dan badai pasir selama jutaan tahun.
- Memiliki iklim arid dengan suhu yang bisa berubah drastis antara siang dan malam, serta curah hujan yang sangat rendah.
Dunia menyimpan banyak tempat menakjubkan yang terlihat seperti berasal dari planet lain, dan Gurun Putih di Mesir (White Desert) adalah salah satunya. Terletak di tengah lanskap gersang Afrika Utara, gurun ini menyuguhkan pemandangan yang tidak biasa yaitu bukit kapur putih yang membentuk jamur, ayam, bahkan bentuk-bentuk fantastis lainnya.
Dalam kegelapan malam, bentangan putihnya terlihat seolah menyala sehingga menambah nuansa mistis yang sulit dilupakan. Namun di balik keindahan tersebut, tersimpan sejarah geologi yang menakjubkan, sisa-sisa lautan purba, dan petunjuk penting tentang masa lalu Bumi. Ingin mengetahui informasi lebih banyak terkait Gurun Putih di Mesir? Yuk, simak artikelnya di bawah!
1. Terletak di Provinsi New Valley, Mesir

Dilansir laman Black and White Desert Egypt Tours, Gurun Putih berada di Mesir bagian barat, tepatnya di dalam wilayah Farafra Depression yang termasuk dalam Gurun Barat Mesir. Secara administratif, gurun ini terletak di Provinsi New Valley, sekitar 500 kilometer dari Kairo. Lokasinya berada di antara dua oasis terkenal yaitu Bahariya dan Farafra sehingga menjadikannya titik pemberhentian populer bagi para penjelajah padang pasir.
Walaupun terpencil, akses ke gurun ini bisa dilakukan melalui jalur darat dengan kendaraan 4WD, karena sebagian besar jalannya masih berupa medan berpasir dan berbatu. Sebagai bagian dari Taman Nasional Gurun Putih, kawasan ini dilindungi dan diawasi oleh otoritas lingkungan Mesir.
2. Terdiri dari batuan kapur putih yang membentang seluas 3.000 km persegi

Dilansir laman Geology Science, Gurun Putih terkenal dengan formasi batuan kapur putih yang luar biasa. Area ini mencakup sekitar 3.000 kilometer persegi, menjadikannya salah satu bentang gurun paling khas di dunia. Formasi unik seperti "Mushroom Rock" (batu berbentuk jamur) dan "Chicken Rock" (batu menyerupai ayam) terbentuk dari proses pelapukan angin dan badai pasir selama jutaan tahun.
Batu kapur yang menjadi bahan utama formasi ini berasal dari sedimen laut yang mengeras ketika kawasan ini masih berada di bawah laut jutaan tahun lalu. Perbedaan tingkat kekerasan antara bagian bawah dan atas batuan juga menyebabkan bentuk jamur muncul ketika bagian yang lebih lunak terkikis lebih cepat.
3. Memiliki iklim arid dan curah hujan yang sangat rendah

Dilansir laman Geology Science, sebagai bagian dari Gurun Sahara, Gurun Putih memiliki iklim arid dengan suhu yang bisa berubah drastis antara siang dan malam. Di siang hari, suhu bisa melonjak hingga lebih dari 40°C, namun saat malam turun drastis hingga mendekati titik beku, terutama di musim dingin.
Curah hujan sangat rendah, bahkan bisa tidak turun sama sekali selama bertahun-tahun. Angin kencang yang sering bertiup terutama antara bulan Maret hingga Mei menciptakan badai pasir yang dapat berlangsung berjam-jam. Cuaca ekstrem ini sangat memengaruhi bentuk lanskap dan mempercepat proses pelapukan batuan kapur.
4. Dulunya adalah bagian dari dasar lautan purba

Dilansir laman Black and White Desert Egypt Tours, meski kini kering dan panas, Gurun Putih dulunya adalah bagian dari dasar lautan purba yang disebut Laut Tethys, yang membentang di antara benua Afrika dan Eurasia sekitar 80 juta tahun lalu. Buktinya dapat dilihat dari banyaknya fosil kerang, amonit, dan organisme laut lainnya yang tersebar di permukaan tanah kapur.
Endapan kapur putih yang mendominasi gurun berasal dari sisa-sisa cangkang organisme laut mikroskopis yang mengendap di dasar laut selama jutaan tahun. Ketika Laut Tethys surut akibat pergeseran lempeng tektonik, dasar laut ini terangkat dan membentuk dataran tinggi yang perlahan tererosi menjadi lanskap gurun saat ini. Transformasi dari lautan menjadi daratan kering ini memberikan petunjuk penting bagi ilmuwan tentang perubahan iklim dan dinamika kerak bumi.
5. Sering terjadi badai debu

Dilansir laman Egypt Tours Portal, salah satu fenomena langka namun menarik di Gurun Putih adalah chalk storm, yaitu badai debu yang terdiri dari partikel kapur halus. Tidak seperti badai pasir biasa, chalk storm menghasilkan kabut putih yang mengurangi jarak pandang dan membuat lanskap tampak seperti dunia lain.
Badai ini terjadi ketika angin kencang mengangkat partikel kapur dari permukaan dan melemparkannya ke udara. Warna putih cerah dari partikel ini membuat suasana menjadi seperti berkabut susu, dan bisa berlangsung selama beberapa jam.
Meskipun tidak berbahaya seperti badai pasir besar, chalk storm tetap menjadi tantangan bagi pelancong dan fotografer yang berada di lokasi. Selain itu, badai ini mempercepat proses erosi batuan kapur, menjadikan bentuk-bentuk baru seiring berjalannya waktu.
6. Adanya fenomena fluoresensi fosil

Dilansir laman Lakeland Ledger, keunikan Gurun Putih tidak berhenti pada bentuk batuannya. Beberapa fosil laut yang ditemukan di area ini menunjukkan sifat fluoresen, yaitu mampu memancarkan cahaya ketika terkena sinar ultraviolet. Ini disebabkan oleh kandungan mineral tertentu dalam fosil yang bereaksi terhadap cahaya UV, seperti kalsit atau aragonit, yang terbentuk selama proses fosilisasi.
Ketika disinari dengan lampu UV di malam hari, fosil-fosil tersebut tampak bersinar dalam warna biru atau hijau terang, menciptakan efek visual yang menakjubkan. Fenomena ini sangat jarang ditemukan di gurun lain dan menjadikan Gurun Putih sebagai lokasi yang menarik bagi ahli paleontologi maupun pecinta geosains malam hari.
7. Sempat menjadi tempat pengujian peralatan untuk eksplorasi Planet Mars

Dilansir laman Got2Globe, Gurun Putih sering disebut sebagai analog Mars, karena memiliki kemiripan dalam hal suhu ekstrem, kelembapan rendah, medan tandus, dan batuan putih yang kontras dengan langit biru gelap. NASA dan badan antariksa lainnya bahkan memasukkan gurun ini sebagai salah satu situs pelatihan dan simulasi misi Mars.
Beberapa studi dilakukan untuk memahami bagaimana robot penjelajah (rover) dapat bergerak di medan tak stabil serta menguji peralatan eksplorasi yang dirancang untuk kondisi ekstrem. Permukaan kapurnya yang rapuh dan bentuk-bentuk aneh dari batuan juga menyerupai medan vulkanik atau sedimentasi yang mungkin ditemukan di Mars. Simulasi ini juga mencakup eksperimen tentang kelangsungan mikroorganisme, teknik pemurnian air, dan struktur tempat tinggal portabel.
Gurun Putih Mesir adalah salah satu contoh terbaik tentang bagaimana keindahan alam menyimpan cerita ilmiah yang luar biasa. Keberadaan fosil bercahaya dan kondisi ekstremnya tidak hanya mengungkap sejarah bumi, tetapi juga memberi kita gambaran tentang tantangan eksplorasi luar angkasa. Melalui perlindungan dan penelitian yang berkelanjutan, Gurun Putih dapat terus memberikan wawasan penting tentang masa lalu Bumi dan potensi masa depan kita di luar angkasa.