ilustrasi luar angkasa (pixabay.com/Pexels)
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana manusia dapat memperhitungkan akhir dari Matahari yang masih jauh tersebut? Jawabannya adalah memperhitungkan fusi nuklir pada massa Matahari. Hingga saat ini, perhitungan tersebut masih tergolong kompleks.
"Banyak sains yang masih baru karena bagian penting dari pemahaman kinerja bintang datang dari pemahaman reaksi dan fusi nuklir. Sebelum 1930an, kinerja bintang masih diduga berasal dari energi yang dihasilkan oleh energi gravitasi," ujar Paolo.
Paolo melanjutkan karena astronom dan pakar astrofisika telah memahami fusi nuklir lebih dalam, mereka dapat menciptakan model yang lebih lengkap dengan data emisi dari beberapa bintang. Dengan inilah manusia dapat memprakirakan jangka waktu evolusi dan hidup bintang, termasuk Matahari.
Selain fusi dan reaksi nuklir, pemahaman tersebut dikuatkan oleh penanggalan radioaktif dari meteorit tertua yang terbentuk dari nebula Matahari yang menjadi awal Matahari dan planet-planet di tata surya. Dengan begitu, manusia dapat memprakirakan kapan Matahari akan meredup dan mati.