Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orca melompat (Pexels.com/Holger Wulschlaeger)

Orca, atau sering disebut sebagai paus pembunuh, merupakan salah satu makhluk paling mengagumkan di lautan yang juga dikenal karena kecerdasannya yang luar biasa, baik dalam hidup bersosial maupun berburu mangsa. Berdasarkan AZ Animals, hewan tertentu dianggap cerdas apabila memenuhi beberapa kriteria tertentu, diantaranya keterampilan sosial, fungsi emosional yang kompleks, keterampilan memecahkan masalah, dan kemampuan belajar.

Dengan mempertimbangkan hal-hal ini, orca merupakan hewan laut yang diakui memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Mereka memiliki otak kedua terbesar di antara semua mamalia laut. Dirangkum dari Live Science, berikut ini merupakan sejumlah fakta mengagumkan bagaimana orca menunjukkan kecerdasan mereka. 

1. Sama seperti manusia, orca juga memiliki 'trend fashion'

ilustrasi orca di atas permukaan laut (Unsplash.com/Mike Doherty)

Orca merupakan hewan yang belajar dari interaksi sosial dan terkadang terjebak dalam tren perilaku yang bersifat sementara, dimulai oleh satu atau dua individu, diikuti oleh yang lain, dan kemudian ditinggalkan dengan cepat. Contohnya, pada tahun 1980-an, di perairan Pasifik terjadi tren menggunakan salmon sebagai "topi". Awalnya, tren ini dimulai ketika seekor orca betina membawa salmon mati di atas kepalanya. Dalam beberapa minggu berikutnya, perilaku ini menyebar ke dua kelompok orca lainnya di komunitas yang sama.

Menurut ulasan pada tahun 2004 yang dipublikasi pada jurnal Biological Conservation, para peneliti melihat orca yang membawa ikan salmon melakukan perilaku yang sama pada tahun berikutnya, dan kemudian tren ini tidak pernah terlihat lagi. 

2. Orca mempunyai ritual unik dalam menyambut kelahiran

ilustrasi orca sedang berenang (Unsplash.com/NOAA)

Sebagaimana dilaporkan oleh Majalah Smithsonian, orca memiliki ritual sosial yang kompleks dan terlibat dalam apa yang disebut para peneliti sebagai "upacara penyambutan". Orca berkumpul dalam dua baris lalu terjun bersama-sama. Salah satu peristiwa ini terjadi pada saat kelahiran. 

Pada tahun 2020, dilaporkan oleh KUOW, stasiun berita Radio Publik Nasional Seattle, tiga kelompok orca berkumpul di Selat Juan de Fuca yang menjadi perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada. Saat mereka berkomunikasi dengan menggunakan suara bersiul, seekor orca betina yang sedang hamil melahirkan anaknya. Pada hari kelahirannya, orca tersebut tidak terlihat sedang mencari makanan dan tampaknya hanya hadir untuk berinteraksi sosial.

3. Tak hanya manusia, orca juga memiliki dialek

ilustrasi orca (Pexels.com/Pixabay)

Orca hidup dalam kelompok yang dibentuk berdasarkan hubungan ibu dan keturunannya. Setiap kelompok memiliki panggilan yang khas, seperti variasi dialek dalam satu bahasa. Spesies ini dapat belajar meniru suara-suara baru, yang mungkin membantu mereka membentuk dialek-dialek tersebut.

Para peneliti mengajari orca betina yang ditangkap dan diberi nama Wikie untuk menirukan kata-kata manusia seperti "Halo" dan "Selamat tinggal", serta panggilan beberapa hewan lainnya. Wikie belajar dengan cepat dan berhasil menghasilkan beberapa suara baru dalam percobaan pertamanya.

4. Orca menggunakan strategi khusus dalam memburu mangsanya

ilustrasi orca berburu mangsa (wildwhales.org/Hector Casin)

Dalam memburu mangsanya, orca mempelajari strategi berburu khusus yang kemudian pengetahuan tersebut diwariskan kepada keturunannya. Sebagai contoh, beberapa orca di Argentina mendarat di pantai untuk menangkap anjing laut, sementara itu, di Antartika, orca menciptakan gelombang besar untuk menjatuhkan mangsanya dari es yang mengapung ke dalam air, sehingga memudahkan mereka menangkap mangsanya.

Tak hanya strategi dalam memangsa aning laut, menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam, nyatanya orca merupakan pemburu handal salmon di beberapa wilayah Pasifik, pemburu paus berparuh di Australia, dan pemburu ikan pari di Selandia Baru. Strategi perburuan ini menunjukkan kemampuan beradaptasi, kecerdasan, dan keragaman budaya orca dalam mengejar mangsa. 

5. Orca pilih-pilih dalam makanan

ilustrasi orca sedang berenang (Unsplash.com/Tim Cole)

Sejumlah populasi orca nampaknya telah mengetahui bahwa hati hiu mengandung nutrisi yang berlimpah, sehingga mereka mengambil langkah ekstrem dengan membunuh hiu semata-mata untuk mendapatkan organ yang kaya akan nutrisi ini. Para peneliti telah mendokumentasikan sekelompok orca yang secara khusus menargetkan hati dari berbagai jenis hiu, termasuk serangan terhadap hiu putih besar (Carcharodon carcharias) di lepas pantai Afrika Selatan dan pengrusakan hiu paus (Rhincodon typus) di lepas pantai Meksiko.

6. Selayaknya manusia, orca juga saling berteman

ilustrasi dua ekor orca sedang berenang (Unsplash/Stephen Walker)

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, menemukan bahwa ikatan sosial orca sebanding dengan yang terlihat pada primata, termasuk manusia. Paus pembunuh lebih banyak berinteraksi dengan anggota kelompok tertentu, biasanya dengan usia dan jenis kelamin yang sama. 

Selain itu, Michael Weiss, Direktur Penelitian Pusat Penelitian Paus di negara bagian Washington, mengatakan bahwa setiap kali melihat sekelompok paus, keduanya selalu berinteraksi satu sama lain, dan selama dilakukan penelitian, dua pejantan muda yang berkerabat jauh terlihat selalu bersama. Hal ini mendukung bahwa sesama orca juga dapat berteman satu sama lain. 

7. Orca juga dapat berduka

ilustrasi orca muncul ke permukaan laut (pexels.com/Andre Esteves)

Pada tahun 2018, para peneliti melihat seekor orca betina yang terlihat sangat sedih sedang mendorong anaknya yang baru lahir dan mati. Orca, bernama Tahlequah, mendorong anaknya yang tak bernyawa setidaknya selama 17 hari, menempuh jarak 1.000 mil, atau sekitar 1.600 kilometer lautan sebelum akhirnya melepaskannya.

Menurut informasi yang disampaikan oleh organisasi amal Whale and Dolphin Conservation, para peneliti menyebutkan adanya beberapa spesies paus dan lumba-lumba yang membawa anak atau anak paus yang telah meninggal, yang dianggap sebagai "perilaku berkabung." Fenomena ini nampaknya umum terjadi diantara mamalia sosial yang memiliki umur panjang. Meskipun telah dilaporkan sebelumnya oleh BBC Earth, alasan dan motivasi yang mendasari perilaku ini masih belum sepenuhnya dipahami.

8. Kehebatan orca dalam atraksi mencerminkan kecerdasannya yang tinggi

ilustrasi orca dalam atraksi (Unsplash/Leslie Driskill)

Sudah bertahun-tahun lamanya manusia melatih orca di penangkaran. Mereka dapat melakukan berbagai atraksi seperti berpose, memercikkan air ke kerumunan, mengibaskan sirip dada, dan biasanya melakukan gerakan flip-flop sesuai instruksi. Namun, pengelolaan orca dalam lingkungan penangkaran untuk keperluan hiburan telah menimbulkan kontroversi. Kekhawatiran muncul terkait kesejahteraan hewan serta aspek etika dalam penggunaan mereka sebagai hiburan bagi manusia.

9. Orca memiliki sifat peduli satu sama lain

ilustrasi orca (Unsplash.com/Nitesh Jain)

Para peneliti telah mendokumentasikan fenomena ketika orca saling membantu anggota kelompoknya. Misalnya, orca telah membantu memberikan makanan kepada anggota keluarga mereka yang cacat ataupun sedang terluka, seperti yang disebutkan Daily Mail. Induk paus orca juga merawat anak laki-lakinya hingga dewasa, dan nenek orca merawat cucunya setelah mereka mengalami menopause. 

Studi tahun 2015 yang dimuat jurnal Current Biology menemukan bahwa orca betina yang lebih tua turut membimbing anggota kelompoknya dalam mencari makanan, terutama ketika sumber makanan sedang sulit ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa orca yang sudah tidak aktif dalam reproduksi juga berperan dalam membantu kelompoknya bertahan hidup dengan memberikan pengalaman dan melakukan tanggung jawab mereka.

10. Orca memiliki otak yang besar dan kemampuan menakjubkan

ilustrasi orca (Unsplash.com/Bryan Goff)

Menurut laporan Orlando Sentinel pada tahun 2010, Orca memiliki otak dengan berat hingga 6,8 kilogram yang dilengkapi dengan kemampuan untuk menganalisis lingkungan bawah air. Selain itu, orca juga memiliki alat intelektual beruapa ekolokasi, yaitu menggunakan gelombang suara untuk menemukan mangsa mereka dengan mendeteksi pantulan gelombang tersebut. 

Selain itu, para peneliti percaya bahwa populasi orca yang hidup di lepas pantai Pasifik Northwest dapat mengeluarkan tanda akustik unik untuk membedakan salmon Chinook dari ikan lain dengan mendeteksi ukuran dan orientasi kantong renang salmon. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, para peneliti meyakini bahwa paus pembunuh dari kelompok southern resident, populasi orca yang hidup di lepas pantai Pacific Northwest, dapat membedakan salmon Chinook dari ikan lain dengan mendeteksi ukuran dan orientasi kantong renang salmon, yang menghasilkan tanda akustik unik. 

11. Orca pernah berburu paus bersama manusia

ilustrasi orca berenang di atas permukaan laut (Unsplash.com/Gabriel Tovar)

Selama sekitar 1.000 tahun, populasi orca di lepas pantai Australia berburu bersama masyarakat setempat, dan begitupun di Eropa. Mereka akan menghantam air untuk memberitahukan kepada manusia terkait keberadaan mereka, dan bahkan terkadang menarik manusia ke lokasi dimana paus berada menggunakan tali. Sebagai imbalannya, manusia memberikan bibir dan lidah paus kepada orca. Hubungan ini kemudian dikenal sebagai "Law of the Tongue" atau “Hukum Lidah”. Hal ini berlanjut hingga tahun 1930-an, ketika perburuan paus ini menyebabkan populasi paus balin menurun secara drastis, hingga akhirnya fenomena ini menghilang dan diyakini populasi orca ini telah mati. 

Dari keterampilan sosial yang kompleks hingga kemampuan berburu yang luar biasa, tidak diragukan lagi bahwa orca adalah makhluk yang mengagumkan di dunia laut. Dengan mengetahui 11 fenomena yang mengungkap kecerdasan mereka, kita dapat lebih menghargai keberadaan mereka sebagai salah satu diantara banyaknya keunikan fauna di dunia serta semakin menyadari betapa pentingnya menjaga habitat demi keberlangsungan hidup mereka. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team