ilustrasi northern lights (pexels.com/stein egil liland)
Faktor penting yang menyebabkan aurora adalah intensitas angin Matahari. Angin Matahari yang mengandung partikel bermuatan, memengaruhi kemungkinan aurora terjadi di Bumi.
Di wilayah dekat kutub, medan magnetik Bumi akan memfokuskan dan mempertahankan partikel tersebut, menyebabkan aurora yang sering terjadi. Namun, di wilayah tropis, intensitas aurora umumnya lebih rendah karena jauh dari sumber angin Matahari yang aktif.
Leih lanjut, garis medan magnet Bumi membelokkan partikel bermuatan dari angin Matahari menuju kutub. Di kutub, partikel ini bertabrakan dengan molekul udara di atmosfer atas, menyebabkan cahaya aurora.
Di wilayah tropis seperti Indonesia, medan magnetnya cenderung lebih lemah. Partikel angin Matahari tidak tertarik ke atmosfer dengan intensitas yang cukup tinggi untuk menghasilkan aurora. Dapat dirangkum kenapa Indonesia tidak bisa melihat Aurora karena faktor medan magnet Bumi dan letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa.
Meskipun Indonesia tidak memiliki aurora, langit tropisnya menawarkan pesona lain, seperti bintang-bintang gemerlap, planet yang terang, dan gerhana bulan. Dalam konteks astronomi, setiap wilayah di dunia memiliki daya tarik dan fenomena uniknya tersendiri.
Referensi:
Qian, W. (2023). A physical explanation for the formation of auroras. Journal of Modern Physics, 14(03), 271–286.
National Geographic. Diakses pada Mei 2024. Aurora