Ilustrasi petir (pexels.com/Tomas Wells)
Permukaan Matahari, yang terlihat seperti bola api menyala di langit siang, sebenarnya memiliki suhu yang sangat tinggi, yakni berkisar antara 5.500 hingga 6.000 derajat Celsius. Suhu ini bukan diukur dari seluruh bagian Matahari, melainkan pada lapisan yang disebut fotosfer. Fotosfer sendiri merupakan bagian terluar dari "permukaan" Matahari yang memancarkan cahaya terang dan terlihat dari Bumi. Meskipun tampak tenang dari kejauhan, bagian ini sangat panas karena menerima energi luar biasa dari reaksi fusi nuklir yang terjadi jauh di dalam inti Matahari.
Di pusat Matahari, suhu mencapai sekitar 15 juta derajat Celsius, sebuah suhu yang cukup panas untuk memungkinkan inti atom hidrogen bertabrakan dan bersatu membentuk helium dalam proses fusi. Reaksi ini tidak hanya menghasilkan cahaya, tetapi juga tekanan dan panas yang luar biasa besar, yang kemudian "mengalir" ke permukaan dan membuat fotosfer tetap menyala selama miliaran tahun. Bisa dibilang, fotosfer adalah panggung akhir dari perjalanan energi panjang dari inti Matahari menuju ruang angkasa.
Namun, ada fenomena di Bumi yang secara mengejutkan memiliki suhu jauh lebih tinggi daripada permukaan Matahari, yaitu petir. Saat kilat menyambar, suhu dalam jalur petir bisa melonjak hingga 30.000 derajat Celsius.
Angka ini mungkin terdengar luar biasa, dan memang demikian: suhu tersebut cukup tinggi untuk melelehkan logam dan bahkan menciptakan plasma, yaitu gas yang terionisasi dan sangat panas, mirip dengan keadaan materi di bintang.
Suhu ekstrem ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, hanya sepersekian detik, selama pelepasan muatan listrik yang besar di atmosfer. Saat itu, udara di sekitar jalur petir mengalami proses ionisasi akibat energi besar yang dilepaskan. Walau berlangsung sesaat, intensitas panasnya sangat ekstrem.
Jadi, meskipun suhu petir secara teknis jauh lebih tinggi dibandingkan suhu permukaan Matahari, penting untuk diingat bahwa fenomena ini hanya terjadi secara singkat dan dalam skala yang kecil. Sebaliknya, suhu Matahari bersifat stabil, konsisten, dan berlangsung terus-menerus selama miliaran tahun, cukup kuat untuk menghangatkan Bumi dan menopang kehidupan di planet kita.
Dalam perbandingan ini, petir adalah kilatan panas yang sesaat, sedangkan Matahari adalah dapur raksasa alam semesta yang tak pernah padam.