Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak kucing rawan mengalami FeLV (pexels.com/Pixabay)

Feline Leukemia Virus (FeLV) merupakan penyakit menular pada kucing. Virus ini berfokus pada penurunan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan resiko infeksi sekunder dan masalah kesehatan lainnya yang lebih serius, lho. Karena itu jangan pernah menganggap FeLV sebagai penyakit sepele, ya. 

Kali ini kita akan mengeksplorasi beberapa cara penularan, faktor risiko, dan beberapa tanda kucing yang mungkin terinfeksi. Di samping itu, dalam artikel ini juga membahas bagaimana mengambil tindakan preventif agar kucing kesayangan gak ikut tertular. Disimak, yuk! 

1. Pengertian Feline Leukemia Virus (FeLV)

ilustrasi anak kucing rawan mengalami FeLV (pexels.com/samer daboul)

FeLV disebabkan oleh virus RNA yang termasuk dalam famili retroviridae. Virus ini mempunyai beberapa jenis, yakni FeLV-A, FeLV-B, serta FeLV-C yang bisa menyebabkan berbagai dampak negatif kesehatan kucing. Sedihnya, FeLV merupakan retrovirus yang menginfeksi semua kucing, baik lokal atau ras. Namun, anak kucing lebih rawan terkena FeLV karena sistem imun masih belum terlalu kuat. 

Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan kucing yang sudah terinfeksi. Penularan ini akan lebih cepat melalui air liur, air seni, dan darah. Oya, kucing yang tinggal di luar rumah memiliki resiko yang lebih tinggi terkena FeLV karena mudah berinteraksi dengan kucing lain. 

2. Cara penularan

ilustrasi kucing makan (pixabay.com/rotbart94)

Penularan FeLV terjadi melalui kontak langsung antara kucing yang terinfeksi dan kucing yang tidak terinfeksi. Metode penularan ini melibatkan adanya pertukaran cairan tubuh, terlebih darah, air liur, dan air seni yang mengandung virus. Oya, berbagi mangkuk makanan atau minum juga menjadi keadaan yang dapat menyebabkan penularan FeLV, lho. 

Selain kontak langsung, transmisi vertikal bisa terjadi dari induk kucing ke anak-anaknya melalui ASI atau selama proses persalinan. Gigitan saat perkelahian antar kucing pun menjadi jalur umum penularan, virus dapat masuk ke dalam darah lewat luka-luka yang diakibatkan oleh gigitan. 

3. Faktor resiko

ilustrasi anak kucing (pexels.com/Cats Coming)

Faktor resiko tertinggi terjadi pada kucing usia muda. Di usia ini, kucing lebih rentan terhadap infeksi. Kucing yang tinggal di luar rumah atau berada dalam kelompok yang besar juga memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap FeLV. Lingkungan yang penuh resiko ini dapat membuat kucing lebih mudah mengalami konflik. 

Kucing yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh juga perlu diwaspadai rentan terkena FeLV, nih. Jika sudah begini, ada baiknya untuk pisahkan dia dari kucing yang lain untuk menghindari kemungkinan tertular.

4. Gejala FeLV

ilustrasi kucing yang sedang sakit (pexels.com/alektas)

FeLV bisa menyebabkan berbagai gejala yang bervariasi dari ringan sampai parah. Beberapa kucing mungkin memperlihatkan beberapa gejala penyakit secara cepat, namun ada juga kucing yang terlihat tetap sehat untuk beberapa waktu sebelum gejala yang lebih jelas muncul. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai, seperti: 

- penurunan berat badan,

- gangguan pencernaan seperti diare atau muntah,

- demam yang berulang,

- kehilangan nafsu makan,

- penurunan kondisi bulu,

- masalah pernapasan seperti pneumonia atau sinusitis,

- gingivitis, sariawan, dan stomatitis,

- lesu atau depresi,

- pembengkakan hati atau limpa, dan

- tumor atau kanker

5. Pengelolaan dan perawatan FeLV

ilustrasi gigi kucing (pexels.com/Pixabay)

Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk FeLV, lho. Jadi, perawatan kucing yang mengalami ini fokus dalam mengelola gejala sambil menjaga kesehatan kucing. Terdapat dua perawatan, yakni perawatan simptomatik dan perawatan paliatif. 

Perawatan simptomatik lebih fokus untuk mengkonsumsi antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri sekunder, obat antivirus untuk mengontrol reproduksi virus, dan perawatan mulut serta gusi. Sedangkan perawatan paliatif cenderung berfokus untuk meningkatkan kualitas hidup kucing sekaligus mengurangi gejala sakitnya.

6. Pencegahan FeLV

ilustrasi kucing menangis (letsgetpet.com)

Kucing bisa diberi vaksinasi FeLV untuk melindunginya dari infeksi. Sebaiknya berikan vaksinasi saat kucing masih muda dan belum terpapar virus. Jika kucing kesayangan ada yang sudah terkena FeLV, langkah yang tepat adalah mengisolasinya. Melakukan sterilisasi untuk mengurangi populasi juga bisa mengendalikan penyebaran virus, lho. 

Feline leukemia virus (FeLV) merupakan penyakit serius yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup kucing, nih. Semoga dengan membaca artikel ini, pemilik kucing bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi hewan kesayangan. Melakukan pemeriksaan kesehatan kucing secara rutin juga merupakan langkah yang perlu kamu lakukan. Jadi, konsultasi ke dokter hewan secara rutin, ya.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team