Setelah diberlakukannya Politik Etis atau politik balas budi pada tahun 1901, di Hindia-Belanda sudah mulai berdiri beberapa sekolah sebagai wujud nyata dari program Politik Etis. Sekolah-sekolah gaya barat tersebut diharapkan mampu melakukan pencerahan terhadap pribumi. Tetapi, harapan tersebut berbeda dengan kenyataan.
Pribumi-pribumi yang hendak bersekolah mengalami berbagai rintangan yang menyulitkan mereka. Nasution dalam Sejarah Pendidikan Indonesia (1983) memaparkan beberapa ciri umum yang mengiris hati dan dapat menggambarkan sulitnya akses pendidikan pada masa itu.
Apa saja ya ciri-cirinya? yuk simak tulisannya berikut ini.